Yoshua Bengio Peringatkan Dunia: Bahaya AI Bukan Teknologinya, tapi Orang di Baliknya
Tanggal: 1 Des 2024 12:36 wib.
Salah satu pelopor dalam teknologi kecerdasan buatan (AI) telah memberikan peringatan serius kepada seluruh warga dunia. Menurut kepala Institute for Learning Algorithms di University of Montreal, Yoshua Bengio, bahaya terbesar AI tidak hanya muncul dari teknologi itu sendiri, melainkan dari orang-orang di balik pengembangan AI.
Dalam wawancara dengan CNBC International, Bengio mengungkapkan bahwa ada sekelompok bos teknologi yang ingin menggantikan peran manusia dengan AI. Menurut Bengio, para ilmuwan yang menjadi bagian dari pengembangan teknologi AI seperti dirinya, Yann LeCun, dan Geoffrey Hinton, merasa terkekang sehingga tidak bebas menyuarakan bahaya laten teknologi AI.
Bengio, yang dikenal sebagai "Bapak AI", menyampaikan pandangannya di sela-sela acara One Young World Summit di Montreal. Ia menegaskan bahwa kecerdasan merupakan sebuah kekuatan yang memerlukan pengendalian yang bijak.
Lebih lanjut, Bengio memperingatkan bahwa banyak pihak yang tertarik untuk mengeksploitasi kekuatan yang muncul dari teknologi AI. Baginya, ada orang-orang yang akan merasa senang apabila manusia dapat digantikan oleh mesin, dan yang cukup memprihatinkan, orang-orang ini umumnya memiliki kekuatan dan pengaruh yang besar. Bengio menegaskan bahwa upaya untuk menggantikan peran manusia dengan AI harus segera diantisipasi.
Dalam konteks ini, Bengio menjelaskan bahwa teknologi AI dikembangkan dengan investasi miliaran dolar AS, sehingga pengaruh pemilik modal dapat menjadi sangat signifikan.
Ia menambahkan bahwa hanya sedikit perusahaan atau pemerintahan yang mampu mengembangkan teknologi AI secara mandiri, dan hal ini berpotensi menciptakan konsentrasi kekuatan ekonomi, politik, dan militer yang memiliki dampak buruk bagi pasar, demokrasi, serta stabilitas geopolitik global.
Menurut Futurism, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ahli mengenai perkembangan kecerdasan buatan yang setara dengan kecerdasan manusia (general artificial intelligence).
Bengio juga berpendapat bahwa bila dalam kurun waktu lima tahun ke depan telah tercapai general AI, maka dunia belum siap menerima dampaknya. Kekhawatiran Bengio juga terfokus pada kurangnya metode untuk memastikan bahwa sistem AI tidak akan merugikan atau bahkan melukai manusia.
Dengan perkembangan teknologi AI yang semakin pesat, perhatian terhadap potensi dampak negatifnya perlu semakin ditingkatkan. Kita perlu memastikan bahwa kekuatan teknologi AI tidak disalahgunakan, baik dalam ranah ekonomi, politik, maupun militer.
Aspek-aspek etika dan pengawasan terhadap pengembangan teknologi AI juga perlu diperkuat demi melindungi kepentingan manusia secara keseluruhan. Diharapkan bahwa peringatan dari para pakar seperti Yoshua Bengio dapat menjadi pemicu bagi upaya-upaya adaptasi dan perlindungan terhadap dampak negatif dari teknologi AI.