Sumber foto: iStock

Xiaomi Tantang Tesla dan Qualcomm Sekaligus: Ini Bocoran Produk Besar yang Bakal Gegerkan Dunia Teknologi

Tanggal: 25 Mei 2025 01:20 wib.
Xiaomi kembali membuat gebrakan besar. CEO Xiaomi, Lei Jun, melalui akun Weibo pribadinya mengumumkan rencana peluncuran sejumlah produk flagship pada tanggal 22 Mei 2025. Dalam satu momen besar tersebut, Xiaomi tak hanya akan memperkenalkan perangkat baru, tetapi juga menunjukkan ambisi besar mereka dalam menghadapi dominasi pemain besar seperti Tesla dan Qualcomm.

Salah satu yang paling menarik perhatian adalah kehadiran mobil listrik Xiaomi YU7, yang disebut-sebut akan menjadi pesaing langsung Tesla Model Y—model yang saat ini menjadi salah satu yang paling laris di pasar China. Ini menandakan bahwa Xiaomi tak lagi bermain hanya di industri gadget, tetapi mulai serius memasuki dunia otomotif listrik yang sangat kompetitif.

Tak berhenti di situ, Xiaomi juga akan merilis beberapa produk teknologi konsumen lainnya, termasuk tablet Xiaomi Pad 7 Ultra dan smartphone Xiaomi 15S Pro. Namun, sorotan utama justru mengarah pada kehadiran Xring O1, chipset pertama yang dikembangkan oleh Xiaomi sendiri.

Langkah ini menjadi sangat strategis dan penting, mengingat situasi geopolitik yang sedang memanas terkait pembatasan ekspor teknologi dari AS ke China, khususnya di sektor semikonduktor. Xiaomi tampaknya memanfaatkan momentum ini untuk mulai membangun kemandirian teknologi mereka dengan mengembangkan chip buatan sendiri.

Menurut konfirmasi resmi, Xring O1 akan menggunakan teknologi fabrikasi 3 nanometer (nm). Meski spesifikasi lengkapnya belum diungkap, bocoran menyebutkan bahwa chip ini akan dibekali dengan satu inti utama Cortex-X925, tiga inti performa A725, dan dua inti efisiensi A520. Kombinasi ini menunjukkan bahwa Xiaomi tidak main-main dalam menciptakan SoC (System on Chip) yang siap bersaing dengan para raksasa chip dunia.

Bocoran Geekbench dari perangkat berkode Xiaomi 25042PN24C, yang diduga kuat merupakan Xiaomi 15S Pro, menunjukkan bahwa smartphone ini akan menjadi perangkat pertama yang ditenagai oleh Xring O1. Jika kabar ini benar, maka Xiaomi 15S Pro akan menjadi tonggak sejarah sebagai ponsel pertama yang tidak menggunakan chip Qualcomm di lini flagship-nya.

Menariknya, dari hasil uji performa sementara, Xring O1 memiliki kinerja yang sedikit lebih rendah dibanding Snapdragon 8 Elite, namun masih unggul tipis dari Dimensity 9400 milik MediaTek. Ini adalah prestasi yang patut diapresiasi, mengingat ini adalah chip generasi pertama buatan Xiaomi.

Untuk merealisasikan ambisi ini, Xiaomi mengumumkan akan menggelontorkan investasi sebesar 50 miliar yuan, atau sekitar Rp113 miliar, selama 10 tahun ke depan. Fokus dari investasi ini adalah pengembangan teknologi semikonduktor internal. Komitmen ini ditegaskan langsung oleh Lei Jun dalam pernyataannya di Weibo, yang mengatakan bahwa investasi sudah dimulai tahun ini, yakni 2025.

Dalam konteks yang lebih luas, langkah Xiaomi ini bukan hanya sekadar pengembangan teknologi internal, tetapi juga merupakan bagian dari strategi nasional Tiongkok dalam mengurangi ketergantungan terhadap teknologi dari Amerika Serikat. Di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping, China mendorong perusahaan-perusahaan teknologinya untuk menciptakan ekosistem yang lebih mandiri, khususnya dalam hal chip dan kecerdasan buatan.

Bukan hanya Xiaomi yang mengambil langkah ini. Huawei, perusahaan teknologi China lainnya, juga dikabarkan tengah mengembangkan chip Ascend yang ditujukan untuk menggantikan chip buatan Nvidia yang saat ini dilarang dijual di China. Dengan demikian, perlombaan mengembangkan chip lokal kini semakin ketat dan strategis.

Kembali ke Xring O1, chip ini diproyeksikan akan menjadi jantung dari berbagai produk Xiaomi ke depan, mulai dari smartphone hingga perangkat AIoT (Artificial Intelligence of Things). Jika pengembangannya berjalan sukses, maka Xiaomi berpotensi menjadi pemain utama dalam pasar semikonduktor global, sekaligus melepas ketergantungan dari pemasok chip seperti Qualcomm dan MediaTek.

Langkah ini tentu saja akan memberikan efek domino. Jika Xiaomi memutuskan untuk sepenuhnya menggunakan chip buatan sendiri di masa depan, maka Qualcomm bisa kehilangan salah satu klien besarnya di segmen flagship. Hal ini berpotensi menggoyang peta persaingan di industri semikonduktor dunia.

Dari sisi konsumen, kehadiran chip Xring O1 di Xiaomi 15S Pro juga akan menjadi bahan pertimbangan besar. Apakah pengguna akan mempercayai performa dan efisiensi chip buatan Xiaomi, atau tetap memilih produk yang sudah terbukti menggunakan Snapdragon?

Secara keseluruhan, 22 Mei 2025 akan menjadi tanggal bersejarah bagi Xiaomi. Bukan hanya karena peluncuran produk-produk flagship mereka, tetapi juga karena momen tersebut akan menjadi tonggak awal transformasi Xiaomi dari pengguna teknologi menjadi pencipta teknologi.

Apakah langkah besar ini akan berhasil? Atau justru menjadi tantangan baru bagi Xiaomi di tengah persaingan global yang semakin kompleks? Yang jelas, dunia teknologi akan terus menyoroti pergerakan mereka dengan penuh rasa ingin tahu.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved