Xiaomi Siapkan Prosesor Seluler Sendiri untuk Kurangi Ketergantungan pada Qualcomm dan MediaTek
Tanggal: 27 Nov 2024 08:40 wib.
Xiaomi sedang mempersiapkan langkah besar dengan merencanakan pembuatan prosesor seluler sendiri untuk smartphone masa depannya. Langkah ini merupakan bagian dari strategi perusahaan asal China tersebut untuk mengurangi ketergantungan pada pemasok asing seperti Qualcomm dan MediaTek.
Prosesor yang tengah dikembangkan oleh Xiaomi diharapkan mampu memberikan kemandirian yang lebih tinggi dalam merancang produk-produk smartphone mereka. Hal ini tentu menjadi strategi yang menarik untuk menonjol di pasar Android yang saat ini masih didominasi oleh pelanggan Qualcomm.
Tahap produksi massal dari prosesor yang dirancang secara internal perkiraan akan dimulai pada tahun 2025, menurut sumber-sumber yang mengetahui informasi tersebut. Rencana ini menunjukkan komitmen Xiaomi dalam menciptakan produk yang semakin mandiri dalam hal teknologi dan komponen-komponen kunci.
Pendekatan pengembangan prosesor sendiri juga sejalan dengan upaya perusahaan untuk bergabung dengan banyak perusahaan teknologi lain yang tengah berinvestasi dalam industri semikonduktor. China sendiri tengah memperkuat fokusnya dalam industri semikonduktor sebagai bagian dari upaya mengejar kemandirian teknologi dalam persaingan global terutama dengan negara-negara barat, termasuk Amerika Serikat.
Para pejabat China juga telah mendorong perusahaan lokal untuk mengurangi ketergantungan mereka pada teknologi luar negeri sebanyak mungkin, dan langkah Xiaomi dalam mengembangkan prosesor sendiri kemungkinan besar diharapkan dapat memberikan kontribusi pada tujuan tersebut.
Selain itu, langkah ini menjadi bagian integral dari strategi Xiaomi dalam ekspansi bisnis mereka ke industri kendaraan listrik. Mengembangkan kompetensi dalam pembuatan chip internal juga menjadi langkah penting dan strategis untuk mendukung visi perusahaan dalam mengadopsi teknologi ke dalam mobil listrik mereka.
Namun, perlu diingat bahwa masuk ke industri chip smartphone bukanlah tugas yang mudah. Beberapa perusahaan teknologi besar seperti Intel dan Nvidia pernah gagal bersaing dalam industri semikonduktor. Begitu juga dengan saingan Xiaomi, Oppo. Ini menunjukkan kompleksitas dan ketatnya persaingan dalam industri ini.
Rencana pengembangan prosesor sendiri juga melibatkan investasi yang besar dari Xiaomi. Perusahaan tersebut akan menginvestasikan sekitar 30 miliar yuan (Rp 65 triliun) untuk penelitian dan pengembangan prosesor pada tahun 2025, naik dari 24 miliar yuan tahun ini, kata Chairman dan Chief Executive Officer Lei Jun. Investasi yang signifikan ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam mengejar kemandirian teknologi yang lebih tinggi.
Lebih lanjut, pengembangan prosesor yang dikendalikan secara internal akan memberikan Xiaomi keunggulan dalam mengendalikan teknologi inti seperti kecerdasan buatan, peningkatan sistem operasi, dan pengembangan chip. Semua ini akan membantu perusahaan untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan smartphone yang bisa bersaing di pasar yang semakin ketat.
Keseluruhan langkah dan rencana yang tengah dijalankan oleh Xiaomi menandakan keseriusan perusahaan dalam mengejar kemandirian teknologi. Langkah ini juga memberikan gambaran bahwa perusahaan raksasa teknologi asal China tersebut tengah mempersiapkan diri untuk bersaing secara global dan menjadi salah satu pemain utama di industri teknologi dunia.
Dengan strategi mandiri ini, Xiaomi diharapkan mampu menyaingi perusahaan-perusahaan besar lainnya yang telah lebih dulu berhasil mengalihkan berbagai perangkat mereka ke silikon yang dirancang sendiri. Kesuksesan langkah ini menjadi kunci bagi Xiaomi untuk tetap relevan dan unggul dalam persaingan global yang semakin ketat.