Sumber foto: iStock

Xiaomi Kuasai Pasar Smartphone Indonesia di Awal 2025, Samsung & Vivo Tergeser! Siapa yang Tak Terduga Masuk 5 Besar?

Tanggal: 25 Mei 2025 01:15 wib.
Persaingan industri smartphone di Indonesia kian sengit pada kuartal pertama tahun 2025. Firma riset pasar Canalys baru saja merilis laporan terbarunya yang mengungkap siapa saja lima vendor smartphone dengan pangsa pasar terbesar di Tanah Air sepanjang Januari hingga Maret 2025. Hasilnya cukup mengejutkan dan menunjukkan adanya pergeseran dominasi di tengah dinamika preferensi konsumen Indonesia.

Dalam laporan tersebut, Xiaomi muncul sebagai pemuncak klasemen dengan meraih pangsa pasar sebesar 19%. Angka ini menempatkan Xiaomi sebagai vendor terdepan di Indonesia untuk Q1 2025, melampaui brand-brand ternama lainnya. Keberhasilan ini menjadikan Xiaomi sebagai sorotan utama karena mampu mendominasi pasar yang terkenal sangat kompetitif.

Menyusul di posisi kedua adalah grup Transsion, yang berhasil meraih 17% pangsa pasar. Nama Transsion mungkin belum sepopuler pemain lama seperti Samsung atau Oppo, tetapi perusahaan ini merupakan induk dari merek yang sedang naik daun di Indonesia, seperti Infinix, Tecno, dan itel. Ketiga merek ini dikenal dengan produk yang menyasar segmen entry-level hingga menengah dengan harga yang terjangkau dan fitur kompetitif.

Menariknya, posisi ketiga ditempati oleh Oppo, yang juga mengantongi 17% pangsa pasar. Meskipun secara angka sama dengan Transsion, Oppo berada satu peringkat di bawah karena adanya perhitungan teknis dalam distribusi penjualan atau pertumbuhan tahunan. Oppo masih menjadi pemain yang kuat, berkat strategi pemasaran agresif dan kehadiran luas di berbagai kota, termasuk melalui gerai fisik.

Samsung yang biasanya mendominasi pasar global, kali ini harus puas berada di posisi keempat dengan perolehan pangsa pasar sebesar 16%. Meskipun secara teknologi dan branding Samsung masih sangat kuat, tekanan dari vendor lain dengan harga lebih kompetitif tampaknya cukup signifikan dalam menurunkan performa penjualannya di pasar Indonesia.

Di posisi kelima, Vivo membuntuti Samsung dengan capaian pangsa pasar yang sama, yakni 16%. Penurunan ini menunjukkan bahwa persaingan semakin ketat, bahkan bagi merek yang telah lama eksis di pasar Tanah Air. Baik Samsung maupun Vivo perlu menyusun ulang strategi agar bisa kembali menyaingi pemain-pemain agresif seperti Xiaomi dan Transsion.

Berikut daftar lengkap 5 vendor smartphone terbesar di Indonesia untuk kuartal pertama 2025 versi Canalys:



Xiaomi – 19%


Transsion (Infinix, Tecno, itel) – 17%


Oppo – 17%


Samsung – 16%


Vivo – 16%



Keberhasilan Xiaomi dalam menguasai pasar Indonesia tidak terjadi secara tiba-tiba. Strategi mereka dalam menghadirkan produk di berbagai segmen sangat efektif dalam menjangkau kebutuhan konsumen lokal. Untuk kelas entry-level, Xiaomi menawarkan Redmi A5, ponsel dengan spesifikasi cukup mumpuni untuk penggunaan harian namun tetap dibanderol dengan harga yang sangat terjangkau.

Sementara itu, di kategori mid-range, Xiaomi memperkenalkan Redmi Note 14 Series, yang menonjolkan kemampuan kamera, desain yang modern, dan performa yang ditingkatkan. Ini menjawab kebutuhan konsumen muda yang mencari ponsel serbaguna dengan tampilan premium namun tetap dalam anggaran masuk akal.

Pada segmen flagship, Xiaomi meluncurkan Xiaomi 15 Series yang merupakan hasil kolaborasi dengan merek lensa ternama dunia, Leica. Ponsel ini dirancang untuk memberikan pengalaman fotografi yang nyaris profesional, serta dibekali teknologi terbaru seperti prosesor generasi terkini, pengisian daya super cepat, dan layar dengan refresh rate tinggi. Seri ini menjadi daya tarik utama bagi pengguna yang menginginkan smartphone premium dengan nilai lebih.

Menurut Wentao Zhao, selaku Country Director Xiaomi Indonesia, kesuksesan Xiaomi bukan hanya soal produknya. "Keberhasilan ini tak lepas dari upaya kami memperluas jangkauan melalui jaringan penjualan yang solid dan merata di seluruh Indonesia, baik offline maupun online, demi menghadirkan pengalaman terbaik bagi konsumen," ujarnya dalam keterangan resmi.

Strategi distribusi Xiaomi yang inklusif, memanfaatkan kekuatan kanal digital serta jaringan ritel tradisional, memungkinkan produk mereka mudah dijangkau di berbagai daerah, termasuk di luar kota besar. Hal ini memberikan keunggulan tersendiri dibandingkan pesaing yang lebih terpusat pada area perkotaan.

Keberhasilan Transsion juga menjadi fenomena menarik. Brand seperti Infinix dan Tecno berhasil merebut hati konsumen muda berkat desain stylish, spesifikasi gahar, dan harga yang ramah di kantong. Kehadiran mereka membuktikan bahwa pasar smartphone Indonesia masih sangat terbuka bagi pemain baru, asal mampu membaca kebutuhan pasar dengan tepat.

Oppo, Samsung, dan Vivo tentu tidak akan tinggal diam. Melihat laporan ini, bukan tidak mungkin mereka akan mempercepat peluncuran produk terbaru, memperkuat kampanye pemasaran digital, hingga menyesuaikan harga agar tetap kompetitif. Apalagi dengan tren konsumen yang kini semakin sensitif terhadap value dan performa produk, bukan hanya nama besar.

Dengan persaingan yang terus memanas, kuartal kedua 2025 diyakini akan menjadi babak lanjutan yang tak kalah seru. Apakah Xiaomi akan mempertahankan posisinya di puncak? Atau Samsung dan Oppo akan kembali merebut pangsa pasar yang hilang?
Copyright © Tampang.com
All rights reserved