Sumber foto: iStock

Xiaomi Geser iPhone, Rebut Tahta di China & Indonesia: Strategi Baru yang Bikin Geger Pasar Teknologi!

Tanggal: 1 Jun 2025 10:25 wib.
Di awal tahun 2025, Xiaomi mencatat tonggak sejarah baru dalam kiprahnya di industri teknologi global. Perusahaan asal Tiongkok ini sukses merebut gelar sebagai merek smartphone nomor satu, baik di pasar domestik China maupun di Indonesia. Berdasarkan laporan dari lembaga riset IDC, Xiaomi mengalami lonjakan pertumbuhan sebesar 39,9% di China pada kuartal pertama 2025, mengungguli kompetitor lama seperti Huawei, Oppo, Vivo, hingga raksasa asal Amerika Serikat, Apple.

Sementara di Indonesia, Xiaomi juga tampil sebagai jawara dengan pangsa pasar sebesar 19,5%, melampaui Transsion, Oppo, Samsung, dan Vivo. Data ini dikutip dari laporan Canalys, salah satu firma riset yang kerap dijadikan rujukan dalam industri teknologi.

Tak hanya di Asia, secara global pun performa Xiaomi menunjukkan peningkatan signifikan. Perusahaan ini menempati posisi ketiga sebagai merek ponsel dengan pengapalan tertinggi di dunia. Volume pengiriman Xiaomi tercatat naik sebesar 3%, dengan total 41,8 juta unit smartphone yang berhasil dikapalkan selama Q1 2025, menurut data Canalys.

Lebih jauh lagi, dominasi Xiaomi tak hanya terjadi di sektor smartphone. Dalam laporan keuangan kuartal pertama 2025, Xiaomi juga mencetak pertumbuhan yang luar biasa di lini bisnis lainnya, termasuk kendaraan listrik. Pendapatan perusahaan tercatat mencapai 111,3 miliar yuan, jauh melebihi proyeksi analis yang memperkirakan angka 107,6 miliar yuan. Ini merupakan pertumbuhan tahunan (YoY) sebesar 47%.

Dari sisi laba bersih setelah penyesuaian, Xiaomi untuk pertama kalinya berhasil menembus angka lebih dari 10 miliar yuan—angka yang mencerminkan lonjakan 65% YoY. Capaian ini juga melampaui ekspektasi analis yang hanya memperkirakan keuntungan sekitar 8,96 miliar yuan, menurut data LSEG.

Lu Weibing, Presiden Xiaomi, mengungkapkan bahwa lonjakan performa ini tak lepas dari strategi perusahaan dalam melakukan transformasi dari produsen ponsel murah menjadi pembuat produk premium. Peralihan ini dilakukan secara bertahap namun konsisten, baik dalam lini smartphone maupun produk rumah tangga pintar lainnya.

Salah satu langkah besar dalam ekspansi Xiaomi ke segmen premium adalah peluncuran produk mobil listrik. Setelah sebelumnya menggebrak dengan model SU7, Xiaomi kembali menarik perhatian dengan memperkenalkan unit kendaraan listrik terbarunya, YU7. Model ini rencananya akan tersedia untuk pasar mulai Juli 2025. YU7 diklaim siap menantang dominasi Tesla Model Y, yang selama ini menjadi mobil listrik terlaris di China.

Meski harga resmi belum diumumkan, rumor menyebutkan bahwa YU7 akan dibanderol sekitar 60.000–70.000 yuan lebih mahal dibandingkan Tesla Model Y, yang dijual mulai dari 263.500 yuan di pasar China. Performa bisnis kendaraan listrik Xiaomi pun tidak main-main. Selama kuartal pertama 2025, bisnis ini berhasil membukukan pendapatan sebesar 18,1 miliar yuan, dengan pengiriman mencapai 75.869 unit SU7 hanya dalam tiga bulan pertama.

Keberhasilan Xiaomi di berbagai sektor ini memberikan dampak langsung terhadap nilai saham perusahaan. Usai laporan keuangan Q1 diumumkan, saham Xiaomi mengalami kenaikan sebesar 2,3% pada perdagangan Rabu (28/5/2025) waktu setempat, seperti dilaporkan oleh Reuters. Sentimen positif ini juga diperkuat dengan komitmen Xiaomi yang terus memperluas portofolio produknya ke segmen premium, termasuk peralatan rumah tangga canggih.

Sementara itu, di tengah kejayaan Xiaomi, Apple mengalami tekanan hebat, terutama di pasar China yang merupakan pasar smartphone terbesar di dunia. Pada Q1 2025, penjualan iPhone di China merosot hingga 9% YoY, membuat Apple harus puas berada di posisi kelima dalam daftar ponsel terlaris.

Kondisi ini diperparah oleh ancaman kebijakan dagang dari mantan Presiden AS, Donald Trump, yang mendorong pengenaan tarif hingga 25% terhadap ponsel yang diimpor ke Amerika Serikat. Trump bahkan menekan Apple untuk memindahkan fasilitas produksinya dari China dan India ke Amerika.

Namun, analis teknologi dari Wedbush, Dan Ives, menyebut bahwa ide memindahkan pabrik iPhone ke AS adalah skenario yang tidak realistis. Dalam catatannya, Ives menjelaskan bahwa proses relokasi tersebut bisa memakan waktu hingga satu dekade. Lebih buruk lagi, biaya produksi yang meningkat drastis dapat menyebabkan harga jual iPhone melambung hingga menyentuh angka US$3.500 per unit, atau setara dengan Rp56,7 juta.

"Kami melihat bahwa wacana Apple memproduksi iPhone di AS lebih seperti dongeng daripada rencana realistis," ujar Ives.

Secara keseluruhan, lanskap persaingan industri teknologi di tahun 2025 mengalami pergeseran besar. Xiaomi kini tidak hanya menjadi ancaman serius bagi para pesaingnya di sektor smartphone, tetapi juga menancapkan kuku yang kuat di pasar mobil listrik dan perangkat premium lainnya. Dengan strategi jitu dan eksekusi yang konsisten, perusahaan ini berhasil mengukuhkan posisinya sebagai pemain dominan di era teknologi baru.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved