X, Platform Sosial Milik Elon Musk, Kini Diperkuat Fitur AI yang Bisa Bedakan Fakta dan Opini!
Tanggal: 28 Mei 2025 23:27 wib.
Tampang.com | X, platform media sosial yang dimiliki Elon Musk, kembali jadi perbincangan hangat setelah memperkenalkan fitur kecerdasan buatan baru yang diklaim bisa membedakan antara fakta dan opini di unggahan pengguna. Fitur ini hadir sebagai respons terhadap meningkatnya konten misleading dan debat panas di lini masa.
AI yang Bisa “Membaca” Nada dan Tujuan Kalimat
Fitur ini menggunakan model bahasa besar (LLM) yang dirancang khusus untuk memahami struktur kalimat, intonasi, serta konteks dalam sebuah pernyataan. AI akan menandai unggahan sebagai factual, opinionated, atau ambiguous, lengkap dengan penjelasan singkat yang muncul di bawah postingan.
Contohnya, jika seseorang menulis “Vaksin COVID-19 berbahaya,” AI akan menandainya sebagai opini dan memberikan saran klarifikasi. Namun jika ditulis “Vaksin COVID-19 dikembangkan pada tahun 2020,” AI akan mengonfirmasi itu sebagai fakta.
Tujuannya Bukan Membatasi, Tapi Mendorong Literasi Digital
Tim pengembang menyatakan fitur ini tidak akan menghapus unggahan, melainkan memberikan konteks tambahan agar pengguna dapat lebih kritis dalam menyerap informasi. Fitur ini juga didesain adaptif dan terus belajar dari pola debat publik yang sedang tren.
“Ini bukan soal sensor, tapi edukasi,” ujar salah satu tim produk X. “Kami ingin membekali pengguna dengan alat yang membuat mereka berpikir dua kali sebelum percaya.”
Kekhawatiran Soal Bias Tetap Ada
Meski terlihat menjanjikan, beberapa kalangan mempertanyakan apakah AI ini dapat bekerja secara objektif, terutama dalam isu-isu sensitif. Namun pengembang memastikan bahwa model telah diuji pada berbagai kelompok pengguna dengan latar belakang dan bahasa yang berbeda.
Potensi Bagi Dunia Jurnalisme dan Aktivisme
Fitur ini dinilai berpotensi membantu jurnalis, pengamat politik, hingga aktivis dalam memverifikasi narasi yang berkembang di media sosial. Bahkan, X disebut akan menambahkan dashboard khusus yang bisa menampilkan data analitik tentang topik yang paling banyak dinilai “ambiguous”.