Waspadai Pembobolan Rekening! Kenali 6 Tanda M-Banking yang Rentan Dibobol Maling
Tanggal: 11 Jul 2024 19:14 wib.
Pembobolan rekening kian canggih sejalan dengan kemajuan teknologi. Para nasabah perbankan dituntut untuk selalu waspada dan memperoleh informasi terkini guna melindungi saldo rekening agar tetap aman. Menurut situs resmi OCBC NISP, ada sejumlah tanda-tanda rekening yang telah disusupi oleh para peretas. Seringkali, pelaku pembobolan dapat melakukan aksinya tanpa terdeteksi, sehingga korban tidak menyadari bahwa mereka tengah menjadi sasaran penipuan.
Ciri-Ciri Rekening yang Rentan Dibobol
1. Aktivitas Tidak Sah
Nasabah yang lengah memantau aktivitas transaksi masuk dan keluar rekening menjadi sasaran empuk para pelaku kriminal. Oleh karena itu, penting untuk selalu berhati-hati, rajin memonitor transaksi yang terjadi di rekening, termasuk nominal transaksi sekecil apapun.
2. Notifikasi Perubahan
Banyak nasabah yang mengabaikan pemberitahuan yang masuk melalui SMS, telepon, atau email. Jika ada notifikasi perubahan detail akun rekening yang tidak Anda kenali, kemungkinan besar akun Anda telah diretas.
3. Panggilan Palsu
Peneleponan palsu seringkali dialami oleh para korban. Menerima panggilan dari nomor yang tidak dikenal, dengan pihak yang mengaku sebagai staf bank tertentu, bisa menjadi pertanda bahaya. Untuk mengantisipasi hal ini, tegaslah untuk meminta mereka kembali menelepon menggunakan nomor telepon resmi perusahaan.
4. Pesan Mencurigakan
Selain melalui panggilan, pelaku pembobolan rekening juga memanfaatkan pesan teks, baik melalui SMS maupun WhatsApp. Nasabah yang tiba-tiba menerima pesan dari nomor yang tidak dikenal perlu waspada dan sebaiknya mengabaikan pesan tersebut.
5. Call Forwarding
Pengalihan panggilan dari satu nomor ponsel ke nomor lain atau pembajakan nomor ponsel dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan OTP. Hal ini bisa membahayakan keamanan akun, terutama untuk layanan dengan autentikasi dua faktor.
Menurut Executive Director Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, pelaku memanfaatkan OTP yang dikirim langsung melalui voice atau SMS ke nomor ponsel korban untuk masuk ke akun yang telah menggunakan TFA (two factor authentication). Penggunaan fitur call forwarding dapat memungkinkan pelaku menguasai akun-akun yang sensitif seperti layanan dompet digital, internet banking, dan otorisasi kartu kredit.
6. SIM Swap Fraud
Pelaku menggunakan modus SIM swap dengan mengganti kartu SIM korban dengan kartu SIM mereka sendiri. Sebelumnya, mereka melakukan pendekatan pada korban melalui "phising" guna memperoleh data pribadi. Setelah mendapatkan data login, pelaku kemudian mencoba untuk mendapatkan kartu SIM korban di gerai operator.
Setelah berhasil mendapatkan SIM, pelaku akan mencoba untuk masuk ke aplikasi mobile banking korban dan melakukan reset password menggunakan kode verifikasi yang terkirim melalui SMS.
Memahami tanda-tanda ini sangat penting untuk menghindari kerugian akibat pembobolan rekening. Selain itu, penting juga untuk selalu memperbarui informasi mengenai metode keamanan perbankan dan teknologi finansial yang terkini untuk melindungi diri dari ancaman kejahatan digital. Menjaga kerahasiaan data pribadi, tidak mudah percaya pada panggilan dan pesan yang mencurigakan, serta mempergunakan fitur keamanan yang disediakan oleh bank adalah langkah-langkah awal yang dapat dilakukan oleh para nasabah guna menjaga keamanan rekening mereka.