Sumber foto: iStock

Waspada Penipuan Online! Ini 8 Ciri-Ciri Modus Scam Digital yang Harus Kamu Kenali Sebelum Terlambat

Tanggal: 10 Apr 2025 20:14 wib.
Di tengah kemajuan teknologi yang semakin pesat, dunia digital tak hanya membawa kemudahan, tetapi juga tantangan baru. Salah satu ancaman yang makin marak adalah penipuan online. Jika tidak waspada, siapa pun bisa menjadi korban, bahkan tanpa sadar.

Fenomena ini bukan lagi isapan jempol. Baru-baru ini, pemerintah Indonesia berhasil memulangkan 554 WNI dari Myanmar yang menjadi korban penipuan daring. Mereka awalnya dijanjikan pekerjaan menggiurkan, namun justru terjebak dalam jaringan kejahatan siber. Sebagian besar korban dipulangkan bertahap, yakni 400 orang kembali ke Jakarta pada pertengahan Maret, dan sisanya sebanyak 154 orang dipulangkan melalui Thailand.

Kasus-kasus seperti ini menjadi pengingat penting bahwa penipuan online bisa menimpa siapa saja. Agar tidak menjadi korban berikutnya, penting untuk mengenali tanda-tanda umum dari modus penipuan digital serta membekali diri dengan pengetahuan dasar seputar keamanan siber.


Penipuan Online: Ancaman Nyata di Era Digital

Dengan semakin tingginya aktivitas digital, mulai dari belanja online, komunikasi via media sosial, hingga layanan keuangan berbasis aplikasi, pelaku kejahatan siber memiliki banyak celah untuk melancarkan aksinya. Sayangnya, banyak orang masih mengabaikan aspek keamanan digital.

Penipu kini makin lihai. Mereka menggunakan beragam skenario dan identitas palsu untuk membuat korban lengah. Tak jarang, mereka mengaku sebagai petugas bank, karyawan e-commerce, bahkan perwakilan instansi pemerintah.

Lebih berbahayanya lagi, banyak korban yang tidak sadar bahwa mereka sedang ditipu hingga semuanya terlambat. Untuk itu, mengenali tanda-tanda penipuan online adalah langkah awal yang wajib dilakukan setiap pengguna internet.


8 Ciri-Ciri Penipuan Online yang Harus Kamu Waspadai

Agar terhindar dari jebakan digital, berikut adalah delapan tanda utama penipuan online yang patut diwaspadai:

1. Menggunakan Identitas Palsu

Pelaku kerap menggunakan nama atau profil palsu yang terdengar asing atau terlalu umum. Cek selalu identitas pengirim, terutama jika mengatasnamakan institusi resmi.

2. Tawaran yang Terlalu Menggiurkan

Waspada jika mendapatkan pesan atau email yang menawarkan hadiah besar, diskon tidak masuk akal, atau peluang kerja dengan bayaran tinggi tanpa proses seleksi yang jelas. Biasanya, ini hanya umpan untuk menarik perhatian korban.

3. Tekanan Waktu dan Ancaman

Modus umum lainnya adalah menekan korban untuk segera mengambil keputusan, seperti “penawaran hanya berlaku 5 menit,” atau “jika tidak dibayar sekarang, akun Anda akan diblokir.” Teknik ini dimaksudkan agar korban panik dan tidak sempat berpikir jernih.

4. Meminta Informasi Pribadi

Scammer kerap meminta data sensitif seperti nomor KTP, OTP (One Time Password), PIN ATM, hingga akses ke akun keuangan. Ingat! Pihak resmi tidak pernah meminta informasi ini melalui pesan atau telepon.

5. Bahasa yang Tidak Profesional

Waspadai pesan yang menggunakan bahasa kacau, banyak typo, atau gaya komunikasi yang mencurigakan. Penipuan seringkali ditulis dengan buruk karena berasal dari luar negeri atau dilakukan secara massal.

6. Permintaan Transfer ke Rekening Mencurigakan

Jika diminta melakukan pembayaran ke rekening yang tidak resmi, segera hentikan transaksi. Selalu gunakan jalur pembayaran yang aman dan terverifikasi.

7. Informasi Kontak yang Tidak Jelas

Jika pengirim pesan tidak mencantumkan informasi kontak yang bisa diverifikasi, seperti alamat kantor, email resmi, atau website yang valid, patut dicurigai sebagai penipuan.

8. Modus Social Engineering

Ini adalah metode manipulasi psikologis, di mana pelaku berusaha membangun kepercayaan agar korban merasa aman. Setelah korban merasa nyaman, barulah data pribadi diminta secara halus. Social engineering sering terjadi dalam skenario percintaan palsu (romance scam), pekerjaan fiktif, atau donasi dadakan.


Lindungi Diri dengan Langkah Preventif

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Berikut langkah-langkah sederhana namun efektif yang bisa Anda lakukan untuk melindungi diri dari kejahatan online:



Selalu verifikasi informasi melalui sumber resmi. Jangan langsung percaya pada pesan yang tidak jelas asal-usulnya.


Jangan pernah membagikan informasi pribadi ke pihak yang tidak dikenal, meskipun mereka mengaku dari perusahaan besar.


Perbarui software dan sistem keamanan di perangkat Anda secara berkala. Ini membantu menutup celah keamanan yang bisa dimanfaatkan penjahat.


Gunakan autentikasi dua faktor (2FA) untuk akun penting seperti email dan perbankan.


Jangan klik tautan atau unduh file dari email atau pesan yang mencurigakan, bahkan jika terlihat meyakinkan.

Copyright © Tampang.com
All rights reserved