Sumber foto: iStock

Waspada! Modus Penipuan Phishing, Vishing, dan Smishing Makin Marak

Tanggal: 19 Mar 2025 21:41 wib.
Keberadaan modus penipuan dalam bentuk phishing kian marak dan menjadi momok yang menakutkan bagi banyak orang. Phishing adalah suatu cara penipuan di mana pelaku berusaha mengelabui korban melalui email atau pesan digital agar tertarik untuk mengklik tautan tertentu.

Tautan ini sering kali menyimpan malware berbahaya yang bisa merusak perangkat dan mencuri informasi sensitif. Penipu tidak jarang berupaya menciptakan rasa urgensi untuk memaksa korban memberikan data pribadi secara sukarela, yang dapat berujung pada pencurian identitas atau pembobolan rekening bank.

Meskipun phishing umumnya dilakukan melalui email, beberapa modus serupa juga muncul, seperti vishing dan smishing. Vishing melibatkan penipuan melalui panggilan telepon, sementara smishing dilakukan melalui SMS. Dalam konteks ini, seluler menjadi alat utama penipuan, dan pengguna harus lebih waspada terhadap pesan-pesan yang mencurigakan.

Kantor Polisi di Hampden County, Massachusetts, baru-baru ini memberikan peringatan tentang meningkatnya kasus smishing yang beredar di platform media sosial seperti Facebook. Modus ini sering kali melibatkan pesan yang menciptakan ketakutan dan urgensi, sehingga mendorong korban untuk berbagi informasi pribadi atau mengklik tautan jahat. Pesan yang tampak mendesak ini dirancang untuk membangkitkan kecemasan dan membuat korbannya berpikir bahwa mereka berada dalam situasi krisis yang membutuhkan tindakan cepat.

Sebagai contoh, pelaku penipu sering kali berpura-pura menjadi pihak yang berwenang, seperti lembaga hukum, dan memberi tahu korban bahwa mereka sedang dalam investigasi atau terancam gugatan hukum. Dalam pengumuman yang disampaikan oleh kepolisian, mereka menekankan bahwa penipu biasanya menyertakan nomor telepon palsu dan tautan yang, ketika diklik, bisa menginstal malware berbahaya ke dalam perangkat korban.

Polisi juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada karena para penipu cenderung menyamar sebagai institusi yang sah. Hal ini tentunya membuat korban lebih mudah terjebak dalam skema mereka. Meskipun banyak orang yang memiliki pengetahuan yang baik tentang cara membedakan penipuan, tidak sedikit pula yang terjebak dalam jeratan ini karena kepanikan atau ketidakpahaman, terutama bagi mereka yang tidak begitu familiar dengan teknologi.

Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Vice, banyak korban dari penipuan semacam ini adalah orang tua atau mereka yang kurang paham teknologi. Isi pesan yang menekankan pada ketakutan sering kali membuat mereka merasa terpaksa untuk mengambil tindakan, seperti menghapus pesan dengan cepat tanpa mempertimbangkan kemungkinan bahwa itu adalah penipuan. Penyelidik dari kepolisian menyatakan bahwa tujuan utama penipu adalah menakut-nakuti korban sehingga mereka tidak berpikir panjang sebelum bertindak.

Sementara itu, Kapten Polisi Cocchi juga mengingatkan bahwa petugas penegak hukum tidak akan pernah menelpon, mengirim pesan, atau meminta uang untuk menyelesaikan masalah hukum apa pun. Petugas kepolisian disarankan untuk tidak mengucapkan hal-hal yang menciptakan ketakutan dan cenderung meminta informasi pribadi dari masyarakat dalam cara yang tidak sesuai.

Oleh karena itu, ada baiknya bagi masyarakat untuk tidak langsung merespons pesan-pesan yang mencurigakan. Jika menerima pesan yang berisi informasi menakut-nakuti, maka segera hapus pesan tersebut dan jangan ragu untuk melaporkannya kepada pihak berwajib. Sikap proaktif sangat penting untuk melindungi diri dari kemungkinan kerugian yang lebih besar, terutama di era digital saat ini, di mana banyak informasi sensitif disimpan dalam perangkat pintar kita.

Kewaspadaan juga perlu ditingkatkan bagi mereka yang menggunakan layanan perbankan secara online. Selain phishing, ada juga modus penipuan m-banking yang terus berkembang. Pelaku penipuan dapat memanfaatkan kelalaian pengguna untuk mengakses rekening bank dan mencuri dana tanpa sepengetahuan korban. Pastikan Anda menggunakan aplikasi resmi dan selalu memverifikasi keaslian tautan jika diminta untuk masuk ke akun perbankan Anda.

Masyarakat diharapkan untuk lebih berkomunikasi tentang pengalaman atau pengetahuan mereka mengenai penipuan agar dapat saling melindungi satu sama lain. Dengan berbagi informasi, kita dapat memperkuat sistem pertahanan pribadi kita dari berbagai upaya penipuan. Selain itu, selalu gunakan kata sandi yang kuat dan aktifkan fitur keamanan tambahan seperti otentikasi dua faktor untuk memberikan perlindungan ekstra bagi rekening keuangan dan informasi pribadi.

Penting bagi kita untuk terus memperbarui pengetahuan tentang modus penipuan yang terus berubah, agar bisa lebih siap menghadapi berbagai taktik yang digunakan oleh pelaku kejahatan siber. Setiap orang, tanpa memandang usia atau tingkat literasi teknologi, harus mampu mengenali tanda-tanda penipuan dan tahu tindakan apa yang tepat untuk melindungi diri mereka di dunia maya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved