Waspada! Ini 8 Modus Tipu Daya Vishing yang Bisa Bikin Rekening M-Banking Kamu Ludes Tanpa Sadar
Tanggal: 8 Jun 2025 14:40 wib.
Dalam era digital yang semakin canggih, celah kejahatan siber pun kian berkembang. Salah satu bentuk kejahatan yang mengintai para pengguna smartphone dan layanan keuangan digital adalah vishing. Istilah ini merupakan gabungan dari “voice” dan “phishing”, yaitu upaya penipuan yang dilakukan melalui panggilan telepon untuk menggali informasi sensitif dari korban.
Tujuan utama dari vishing adalah mengelabui korban agar menyerahkan akses atau informasi penting, seperti data pribadi hingga kredensial mobile banking (m-banking). Bila berhasil, pelaku bisa saja menguras isi rekening korbannya hanya dalam hitungan menit.
Metode ini kerap diiringi dengan link mencurigakan atau file berisi malware yang diminta untuk diunduh korban. Tanpa disadari, ponsel yang terinfeksi malware tersebut akan menjadi pintu masuk bagi penjahat digital untuk mencuri berbagai informasi penting.
Agar tidak menjadi korban berikutnya, penting bagi kita untuk mengenali modus-modus yang sering digunakan para pelaku vishing. Berikut delapan ciri umum atau red flag yang wajib kamu waspadai saat menerima telepon mencurigakan:
1. Mengaku dari Instansi Resmi atau Perusahaan Ternama
Modus klasik yang masih sering digunakan hingga kini adalah mengaku sebagai perwakilan dari instansi pemerintah atau perusahaan besar. Tujuannya? Untuk menanamkan rasa takut atau kepercayaan pada korban.
Biasanya pelaku akan menggunakan bahasa formal dan mengintimidasi, agar korban merasa tertekan dan akhirnya mengikuti arahan mereka. Bila kamu menerima telepon semacam ini, segera verifikasi ke instansi yang bersangkutan lewat jalur resmi.
2. Menawarkan Hadiah atau Imbalan Tak Masuk Akal
Siapa sih yang nggak tergoda hadiah? Sayangnya, ini juga jadi jebakan manis yang sering digunakan pelaku vishing. Kamu mungkin diberitahu bahwa memenangkan hadiah padahal tidak pernah ikut undian apapun.
Tawaran hadiah dadakan tanpa kejelasan sumber adalah tanda kuat bahwa itu adalah penipuan. Jangan tergiur hanya karena ada embel-embel “bonus besar” atau “promo eksklusif”.
3. Tidak Tahu Nama Kamu
Perhatikan bagaimana penelepon menyapa kamu. Petugas resmi dari bank, layanan asuransi, atau instansi pemerintah biasanya sudah tahu identitas dasar kamu. Jika penelepon tidak tahu nama lengkapmu dan hanya menyebutkan sapaan umum seperti “Bapak/Ibu” tanpa menyebut nama, sebaiknya kamu curiga.
4. Mengklaim Kamu Punya Utang atau Tagihan yang Belum Dibayar
Salah satu cara pelaku menekan psikologis korban adalah dengan mengaku bahwa kamu memiliki utang yang belum dibayar dan menyebutkan akan dikenai denda atau bahkan dipenjara. Jangan langsung panik! Hubungi lembaga yang dimaksud secara resmi untuk memverifikasi klaim tersebut.
5. Meminta Informasi Sensitif
Modus ini tergolong sangat berbahaya. Korban akan diarahkan untuk menyebutkan informasi pribadi, seperti nomor KTP, NPWP, nomor kartu kredit, hingga PIN m-banking. Ingat, institusi resmi tidak pernah meminta informasi sensitif melalui telepon.
Jika kamu menerima permintaan semacam ini, langsung tutup telepon dan blokir nomor tersebut. Jangan beri celah sedikit pun!
6. Mengaku Perangkat Terinfeksi Virus atau Malware
Pelaku bisa saja mengaku sebagai teknisi atau layanan keamanan yang menyatakan bahwa perangkat kamu terinfeksi virus berbahaya. Mereka akan menyarankan kamu menginstal aplikasi akses jarak jauh seperti AnyDesk atau TeamViewer.
Tujuan mereka adalah mengontrol perangkat kamu dari jauh, lalu masuk ke aplikasi penting seperti m-banking dan mencuri uang kamu. Jangan ikuti permintaan semacam ini, dan pastikan hanya mengunduh aplikasi dari sumber resmi.
7. Meminta Data yang Seharusnya Sudah Mereka Miliki
Jika kamu menerima panggilan dari pihak yang mengaku dari perusahaan atau layanan tertentu, namun tetap menanyakan informasi dasar yang seharusnya sudah ada di sistem mereka, itu patut dicurigai.
Contoh, perusahaan asuransi yang asli pasti sudah memiliki nomor polis kamu, atau sekolah anakmu tahu nama orang tua murid. Jika penelepon menanyakan informasi itu dari awal, kemungkinan besar itu adalah upaya vishing.
8. Jeda atau Delay dalam Panggilan
Ciri teknis yang juga bisa dikenali adalah adanya jeda singkat atau delay saat menjawab. Biasanya ini terjadi karena pelaku menggunakan teknologi panggilan otomatis (robocall) untuk menjangkau banyak korban sekaligus. Jika kamu mengalami ini, segera tutup panggilan dan abaikan.
Tips Tambahan Agar Aman dari Vishing
Jangan pernah memberikan informasi pribadi melalui telepon, apalagi jika kamu tidak mengenal peneleponnya.
Blokir dan laporkan nomor mencurigakan ke penyedia layanan seluler atau pihak berwenang.
Gunakan aplikasi keamanan terpercaya untuk mendeteksi malware di ponsel kamu.
Edukasi orang-orang terdekat, terutama yang belum akrab dengan modus penipuan digital.
Jika merasa ragu, lebih baik konfirmasi langsung ke pihak resmi dibanding mengikuti arahan penelepon.