Sumber foto: iStock

Waspada Bisnis Palsu di Google Maps! Ribuan Akun Dihapus, Ini Modus Baru Penipuannya

Tanggal: 5 Apr 2025 19:17 wib.
Google baru-baru ini mengambil langkah tegas dalam menjaga kepercayaan penggunanya dengan menghapus lebih dari 10.000 akun di platform Google Maps. Akun-akun ini terbukti menyamar sebagai bisnis palsu atau telah diretas untuk melakukan penipuan. Langkah pembersihan besar-besaran ini dilakukan setelah adanya laporan dari sebuah bisnis di Texas, Amerika Serikat, yang menemukan bahwa identitas mereka digunakan oleh pihak tak bertanggung jawab di Google Maps.

Kejadian ini mengundang reaksi cepat dari Google. Perusahaan teknologi raksasa ini langsung meluncurkan penyelidikan mendalam untuk memastikan keamanan dan keakuratan informasi yang ditampilkan di layanan peta mereka. Menurut Halimah DeLaine Prado, penasihat umum Google, mereka langsung bertindak ekstrem untuk mengidentifikasi dan menyingkirkan iklan dan entitas palsu serupa.

“Begitu kami mendapatkan laporan soal adanya penipuan, kami langsung melakukan langkah serius untuk mencari pola penipuan lain yang serupa. Kami tak ingin pengguna kami jadi korban,” kata DeLaine Prado seperti dikutip dari CBS News, Selasa (25/3/2025).

Menurut penjelasan Google, mayoritas penipuan ini terjadi pada jenis layanan yang disebut sebagai “vertikal paksa”. Layanan ini mengacu pada kebutuhan mendesak yang sering kali dicari dalam situasi darurat, seperti tukang kunci, jasa derek mobil, atau layanan darurat rumah tangga lainnya. Dalam keadaan seperti ini, konsumen cenderung mengambil keputusan cepat tanpa banyak meneliti, sehingga membuka celah bagi penipu untuk mengambil keuntungan.

Yang lebih mengkhawatirkan, para penipu tidak hanya berhenti pada pembuatan akun palsu. Mereka juga menggandeng agen pemasaran atau pihak ketiga, dan memanfaatkan media sosial untuk memperluas jangkauan penipuan mereka. Mereka membuat akun-akun bisnis yang tampak meyakinkan, lengkap dengan foto, alamat, ulasan positif palsu, dan nomor kontak yang terdaftar. Bahkan, tak sedikit yang menciptakan situs web palsu untuk memperkuat kredibilitasnya di mata pengguna.

Salah satu taktik penipuan yang paling umum adalah membuat listing palsu yang akan muncul ketika pengguna mencari layanan tertentu di area spesifik. Begitu pengguna menelepon nomor yang tercantum, panggilan tersebut dialihkan ke para penipu yang menyamar sebagai perwakilan bisnis tersebut. Dalam banyak kasus, penipu kemudian menawarkan harga layanan yang jauh lebih tinggi dari standar, atau bahkan meminta pembayaran sebelum layanan dilakukan, lalu menghilang begitu saja.

DeLaine Prado juga membagikan beberapa tips penting bagi pengguna agar terhindar dari jebakan bisnis palsu di Google Maps. Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah memverifikasi keaslian informasi yang ditemukan. Jika terdapat sesuatu yang terasa janggal — seperti nomor telepon yang berbeda dari situs resmi perusahaan, atau alamat yang tidak cocok — pengguna disarankan untuk mengeceknya lebih lanjut.

“Selalu periksa URL situs yang dicantumkan dan nomor telepon yang tertera di Google Maps. Bandingkan dengan yang ada di situs resmi perusahaan atau media sosial resmi mereka. Ini langkah sederhana, tapi sangat penting untuk menghindari penipuan,” ujar DeLaine.

Selain itu, Google menyarankan untuk berhati-hati jika diminta informasi pribadi seperti nomor KTP, rekening, atau kartu kredit. Terlebih jika diminta melakukan pembayaran dengan metode tidak umum seperti transfer ke rekening pribadi atau menggunakan dompet digital tanpa bukti transaksi.

Google berkomitmen untuk terus menyempurnakan sistem keamanannya, termasuk menggunakan kecerdasan buatan dan pelaporan dari pengguna untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan di Maps. Upaya ini menunjukkan pentingnya keterlibatan komunitas dalam menjaga ekosistem digital yang aman dan tepercaya.

Laporan-laporan seperti yang berasal dari Texas menjadi bukti bahwa peran pengguna sangat vital. Dengan melaporkan akun yang mencurigakan atau tidak valid, pengguna turut menjaga ekosistem Google Maps agar tetap bermanfaat dan aman.

Langkah proaktif Google ini juga menjadi peringatan penting bagi semua pengguna internet: tidak semua yang terlihat profesional dan meyakinkan di dunia maya dapat dipercaya begitu saja. Verifikasi tetap menjadi kunci dalam menghindari kerugian akibat penipuan digital yang semakin canggih.

Perusahaan yang sah juga disarankan untuk rutin memantau kehadiran digital mereka. Jika menemukan penyalahgunaan nama atau identitas perusahaan, segera laporkan kepada platform terkait untuk segera ditindaklanjuti.

Di era digital seperti sekarang, menjaga identitas bisnis dan data pribadi menjadi tanggung jawab bersama. Meskipun platform seperti Google terus berinovasi dalam sistem keamanan, namun edukasi kepada pengguna tetap menjadi garis pertahanan utama dalam melawan penipuan online.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved