Warga Indonesia Kecanduan TikTok, Habiskan 44 Jam Sebulan untuk Scrolling!
Tanggal: 4 Mar 2025 12:32 wib.
Kecanduan aplikasi media sosial di Indonesia semakin mengkhawatirkan, terutama di kalangan pengguna TikTok. Menurut laporan terbaru yang dirilis oleh We Are Social, dalam laporan bertajuk Digital 2025, TikTok mencatatkan penggunaan tertinggi di Indonesia, dengan pengguna aktifnya menghabiskan rata-rata waktu selama 44 jam 54 menit di aplikasi tersebut setiap bulannya. Angka ini menunjukkan betapa menggebunya kepopuleran TikTok di kalangan masyarakat, yang bahkan cukup mendominasi perhatian mereka dari waktu ke waktu.
Menariknya, Indonesia menempati posisi sebagai negara dengan jumlah pengguna TikTok terbesar kedua di dunia, setelah Amerika Serikat. Data terbaru menunjukkan bahwa terdapat sekitar 107 juta pengguna TikTok di Indonesia yang berusia di atas 18 tahun. Sementara itu, Amerika Serikat mengantongi jumlah pengguna yang sedikit lebih banyak, yaitu sekitar 135 juta orang. Hal ini menjadi indikasi bahwa tingkat kecanduan akan media sosial ini di Indonesia sangat signifikan dan sebanding dengan negara maju seperti AS.
Selain TikTok, platform media sosial lainnya yang juga menjadi favorit pengguna Indonesia adalah YouTube. Dalam laporan yang sama, terbukti bahwa rata-rata waktu yang dihabiskan pengguna aktif YouTube di Indonesia adalah 29 jam 4 menit dalam sebulan. Waktu ini menjadikannya sebagai platform kedua yang paling banyak digunakan setelah TikTok. Kecintaan masyarakat Indonesia terhadap konten video semakin meningkat, dan ini bisa dilihat dari berbagai jenis video yang ramai ditonton, mulai dari vlog, tutorial, hingga berita terkini.
Tak ketinggalan, aplikasi perpesanan WhatsApp juga sangat populer dengan rata-rata penggunaan mencapai 24 jam 17 menit per bulan. WhatsApp menjadi salah satu sarana komunikasi utama masyarakat Indonesia, tidak hanya untuk berinteraksi dengan teman dan keluarga, tetapi juga untuk berbisnis dan menyebarkan informasi.
Di bawah WhatsApp, Instagram dan Facebook juga memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari orang Indonesia. Pada Instagram, pengguna menghabiskan waktu sekitar 14 jam 57 menit, sedangkan di Facebook, durasi rata-rata mencapai 12 jam 50 menit dalam sebulan. Ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sangat aktif dalam berbagi momen sehari-hari dan berinteraksi dengan teman-teman mereka di platform media sosial.
Namun, dampak dari kehadiran TikTok tak hanya terbatas pada waktu yang dihabiskan pengguna. Laporan terbaru dari We Are Social dan Meltwater juga menunjukkan fenomena menarik di balik popularitas aplikasi ini, yaitu adanya tren kecanduan yang membuat banyak pengguna sulit untuk mengalihkan perhatian dari konten yang ditawarkan. TikTok telah berhasil menciptakan komunitas yang kaya akan kreativitas, di mana pengguna bisa berpartisipasi dalam beragam tantangan, dance, komedi, dan bahkan edukasi.
Selanjutnya, prestasi TikTok tidak hanya berhenti pada popularitas. Aplikasi ini juga tercatat sebagai platform media sosial dengan transaksi dalam aplikasi terbesar di Indonesia sepanjang 2024. Transaksi ini menunjukkan betapa TikTok telah menjadi lebih dari sekadar platform hiburan, tetapi juga sebagai sarana berbisnis yang menguntungkan.
Di sisi lain, laporan tahunan dari Sensor Tower berjudul State of Mobile 2025 menempatkan TikTok sebagai aplikasi media sosial paling populer di Indonesia berdasarkan jumlah unduhan. Sayangnya, rincian spesifik tentang jumlah unduhan TikTok tidak diungkapkan dalam laporan tersebut. Meski begitu, secara keseluruhan, jumlah unduhan aplikasi media sosial di Indonesia pada tahun 2024 mencapai angka yang mencengangkan, yaitu 367 juta kali.
Media sosial memang memasuki kategori aplikasi dengan jumlah unduhan terbanyak di Indonesia, jauh di atas kategori aplikasi nada dering yang mencapai 195 juta unduhan dan aplikasi streaming film dengan 180 juta unduhan. Hal ini mencerminkan betapa besar pengaruh media sosial dalam kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia, yang semakin bergantung pada platform-platform tersebut untuk mendapatkan informasi, bersosialisasi, dan menikmati hiburan.
Menarik untuk dicatat juga bahwa media sosial tidak hanya mendominasi dari segi unduhan, tetapi juga mencatatkan nilai transaksi dalam aplikasi (in-app purchase) terbesar di Indonesia. Pada tahun 2024, transaksi dalam aplikasi media sosial tercatat mencapai nilai US$ 212 juta, atau sekitar Rp 3,46 triliun, dengan pertumbuhan tahunan yang hampir mencapai dua kali lipat. Angka ini mencerminkan daya beli masyarakat Indonesia yang semakin meningkat terhadap produk dan layanan yang ditawarkan melalui aplikasi media sosial.
Sebagai aplikasi terpopuler dalam hal transaksi, TikTok menjadi sorotan utama. Salah satu sumber utama pendapatan TikTok berasal dari fitur pembelian stiker yang memungkinkan pengguna memberikan tips kepada kreator konten. Dengan demikian, tidak hanya pengguna yang menghabiskan waktu berjam-jam di aplikasi, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang cukup signifikan bagi para kreator dan bisnis yang ada di dalamnya.
Tren ini menunjukkan bahwa aplikasi tidak hanya menawarkan hiburan, tetapi juga memberikan peluang ekonomi yang layak bagi pengguna dan kreator. Dengan pertumbuhan yang pesat dalam penggunaan media sosial, terutama TikTok, masyarakat Indonesia telah mengubah cara mereka berinteraksi, berbagi informasi, dan bahkan menjalani bisnis, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari mereka.