Viral Pria Suruh Wanita Bayar Paylater Untuk Make Up, Faktanya BNPL Paling Banyak Digunakan Untuk Beli Ini
Tanggal: 24 Apr 2024 04:31 wib.
Dunia digital saat ini menyuguhkan berbagai tren yang selalu mengundang perhatian. Salah satunya adalah tren template soal make up di Instagram Story yang kini tengah menjadi viral.
Template ini memberikan inspirasi bagi banyak wanita dengan berisi jenis-jenis make up yang nantinya bisa diisi dengan merk make up yang digunakan. Awalnya, tren ini diterima dengan baik oleh banyak wanita yang merasa terinspirasi untuk berbagi make up favorit mereka.
Namun, sejak munculnya seorang pria di TikTok dengan akun @pernahpunyaorangtua yang mengomentari template make up ini, reaksi dari masyarakat menjadi beragam. Video tersebut menampilkan pria yang mengungkapkan pemahamannya akan make up yang digunakan para wanita, namun di akhir video, ia mengingatkan untuk membayar paylater yang digunakan untuk membeli make up.
Reaksi dari masyarakat terhadap video ini pun beragam. Banyak yang menyayangkan komentar pria tersebut, menilai bahwa ia seharusnya tidak menghakimi wanita hanya berdasarkan keinginan untuk tampil cantik. Namun, pertanyaan yang muncul dari video tersebut adalah apakah benar paylater sering dimanfaatkan wanita untuk membeli make up?
Menurut data dari Kompas.com, perusahaan riset Populix melaporkan bahwa sebanyak 48 persen masyarakat Indonesia menggunakan layanan keuangan buy now pay later (BNPL) atau paylater untuk berbagai keperluan. Penggunaan paylater ternyata lebih dominan digunakan untuk pembelian paket data, internet, dan listrik dengan persentase yang sama yaitu 48 persen. Disusul dengan pembelian pakaian sebanyak 48 persen dan pengeluaran bulanan sebanyak 38 persen.
Selain itu, sebanyak 21 persen masyarakat menggunakan paylater untuk memenuhi kebutuhan elektronik dan aksesoris. Hal ini menunjukkan bahwa paylater tidak hanya dimanfaatkan untuk belanja make up, namun juga untuk berbagai kebutuhan lainnya.
Data juga mengungkap bahwa layanan buy now pay later banyak digunakan oleh milenial, sebanyak 63 persen dari total pengguna layanan ini. Mayoritas pengguna paylater berasal dari Pulau Jawa, dengan mayoritas pengguna berasal dari kelas sosial atas.
Menariknya, hasil survei yang dilakukan oleh Populix menemukan bahwa mayoritas responden lebih memilih menggunakan layanan Shoppee Paylater dengan persentase jawaban sebesar 89 persen. Sementara itu, layanan lain seperti GoPay Later, Kredivo Paylater, dan Akulaku Paylater juga cukup diminati oleh masyarakat.
Namun, yang perlu diapresiasi adalah mayoritas masyarakat Indonesia terlihat cukup bijak dalam mengelola keuangannya dengan menggunakan layanan paylater. Sebanyak 82 persen responden memiliki cicilan paylater kurang dari Rp 1 juta per bulan, menunjukkan bahwa mereka memiliki perencanaan keuangan yang baik untuk tetap mengendalikan pengeluaran bulanan.
Melihat fakta ini, terbukti bahwa paylater tidak semata-mata digunakan untuk pembelian make up, namun juga untuk kebutuhan lain seperti kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan elektronik. Hal ini menegaskan bahwa persepsi yang menyudutkan wanita sebagai pengguna paylater hanya untuk kebutuhan fashion tidak sepenuhnya akurat.
Dari sisi pengguna paylater, terdapat tren menarik yang disampaikan oleh SVP Marketing and Communications Kredivo Indina Andamari. Dia menjelaskan bahwa pengguna paylater tidak hanya terbatas pada generasi milenial dan Gen Z, melainkan juga telah merambah ke pengguna dengan rentang usia di atas 40 tahun.
Indina juga menyoroti bahwa pengguna paylater dengan keluarga akan lebih cenderung menggunakan layanan ini untuk membeli produk yang berguna bagi keluarga, bukan hanya untuk kebutuhan pribadi. Sedangkan pengguna dari kalangan Gen Z cenderung menggunakan paylater untuk pembelian gadget, kegiatan konsumtif, hingga layanan transportasi.
Terlepas dari kontroversi yang muncul terkait penggunaan paylater untuk membeli make up, fakta-fakta ini memberikan gambaran bahwa layanan buy now pay later merupakan sebuah inovasi keuangan yang memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk bertransaksi. Selain itu, penggunaan paylater juga menunjukkan pengelolaan keuangan yang bijak dari berbagai segmen masyarakat, terlepas dari stigma yang muncul.