Viral! Foto Gunung Padang Hasil AI Bikin Heboh, Netizen: Ini Bukan yang Asli!
Tanggal: 15 Mar 2025 13:40 wib.
Tampang.com | Beredarnya foto Gunung Padang di media sosial X (yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter) baru-baru ini memicu kehebohan di kalangan warganet Indonesia. Posting yang mengekspose keindahan misterius Gunung Padang tersebut tidak hanya mengundang perhatian, tetapi juga menimbulkan kemarahan dan kritik dari banyak pengguna. Sebab, foto yang beredar adalah hasil rekayasa teknologi kecerdasan buatan (AI) yang tidak mencerminkan kenyataan.
Awal mula kehebohan ini berakar dari unggahan akun @indiatales7 yang menyebut Gunung Padang sebagai "Tempat Paling Misterius di Bumi" dan menempatkannya di posisi pertama dalam daftar tersebut. Dalam daftar ini, Gunung Padang bersama dengan tempat-tempat lain yang terkenal, seperti Air Terjun Pengantin di Peru, Segitiga Bermuda, Gurun Atacama, dan patung ukiran di Patilana Jain, diidentifikasi sebagai lokasi-lokasi dengan aura misterius dan menarik untuk dijelajahi.
Namun, apa yang membuat Gunung Padang menonjol di tengah-tengah tempat-tempat tersebut adalah label "Piramida Tertua di Dunia" yang disematkan kepada situs megalitikum yang terletak di Cianjur, Jawa Barat ini. Sebagian pengamat dan ahli sejarah berpendapat bahwa Gunung Padang merupakan salah satu warisan budaya yang sangat berharga, dengan sejumlah artefak dan struktur batu yang diyakini berusia ribuan tahun. Sayangnya, gambaran yang digunakan oleh akun tersebut tampak sangat "megah" tetapi sama sekali tidak mencerminkan kondisi asli Gunung Padang.
Dalam hitungan jam, unggahan itu mengundang reaksi yang cukup signifikan dari para pengguna X. Banyak yang merasa perlu memberikan klarifikasi dan membagikan gambar Gunung Padang yang sebenarnya. "Gunung Padang sesungguhnya sama sekali tidak mirip dengan gambar hasil proses. Usianya masih jadi perdebatan, tetapi faktanya tidak terlihat seperti itu," ungkap salah satu pengguna X dengan akun bernama @jasvandijk.
Tak kalah menggelitik, salah satu komentar dari warganet dengan akun @weltpyang mengungkapkan eksasperasinya, "Sebagai orang Indonesia, ini bukan Gunung Padang, dasar kamu sepotek Odading." Ungkapan tersebut mencerminkan kekecewaan dan memperlihatkan betapa jauh ketidakakuratan ini dari kenyataan.
Momen viral ini tidak berhenti di situ; banyak pengguna lain ikut bersuara. Salah satunya adalah @MoelyonovDj4liL yang dengan nada humoris berkomentar, "Terharu, tiba-tiba Gunung Padang jadi cantik banget. Pintar emang AI. Pak Dhe tahun 1987 KKL di sana dan kagum dengan peninggalan Megalitikum tersebut."
Ungkapan ini memperlihatkan bagaimana perasaan campur aduk yang berkisar antara kebanggaan dan kebingungan. Meski Gunung Padang dikenal sebagai situs megalitik yang memiliki daya tarik tersendiri bagi para peneliti dan wisatawan, gambar hasil AI tersebut justru menciptakan ekspektasi yang tidak sesuai dengan apa yang ada.
Tidak bisa dipungkiri bahwa Gunung Padang adalah situs yang sangat menarik bagi banyak orang. Banyak aktivitas penelitian dan penelusuran yang masih berlangsung untuk mengungkap misteri di balik keberadaan ribuan batu yang tersusun di sana. Secara arkeologis, Gunung Padang diyakini mempunyai nilai sejarah yang sangat penting, bahkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada kemungkinan lokasi tersebut menyimpan teknologi kuno dan peradaban yang belum sepenuhnya dipahami.
Di samping itu, Gunung Padang juga menjadi tujuan wisata bagi banyak pelancong, baik lokal maupun internasional, yang ingin menyaksikan keindahan dan keunikan arsitektur megalitik tersebut secara langsung. Sejak tahun 1970-an, Gunung Padang telah menarik perhatian banyak ahli, peneliti, dan bahkan penggemar sejarah yang ingin menyelidiki lebih dalam tentang situs spiritual dan arkeologis ini.
Namun, reaksi negatif yang muncul akibat gambar palsu tersebut menimbulkan pertanyaan lebih dalam mengenai keakuratan informasi yang tersebar di media sosial. Dalam dunia yang serba cepat dan sangat terhubung ini, informasi yang salah dapat dengan mudah beredar dan mempengaruhi persepsi publik, sehingga menyebabkan kebingungan dan ketidakpuasan. Oleh karena itu, penting untuk selalu memverifikasi sumber informasi dan mencermati keaslian gambar atau data yang disajikan sebelum menyebarkannya kepada orang lain.
Fenomena viral ini menunjukkan bahwa meskipun teknologi AI dapat menciptakan karya seni yang mengesankan, hal tersebut tidak boleh mengubah atau mengaburkan kenyataan sejarah yang telah ada. Warganet di Indonesia pun tak segan-segan untuk mengekspresikan kekecewaan mereka akibat ketidakakuratan informasi yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan tersebut.
Pemahaman yang menyeimbangkan antara teknologi modern dengan fakta-fakta sejarah adalah kunci untuk memastikan bahwa budaya dan warisan sejarah kita tetap dijaga dan dihargai sesuai dengan konteks yang benar.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, kehadiran AI dalam kreasi gambar dan konten lainnya menandai era baru dalam dunia digital. Namun, perlu diingat bahwa keindahan dan keunikan warisan budaya kita harus dipertahankan dan dijaga keasliannya. Dengan terus mengedukasi diri mengenai pentingnya validitas informasi, kita dapat berkontribusi untuk menjaga agar tanggapan yang muncul di ruang publik tetap berdasarkan fakta, serta menciptakan dialog yang konstruktif mengenai warisan budaya yang ada.