Video Deepfake Makin Canggih, Siapa Bisa Bedakan Mana Nyata dan Palsu?
Tanggal: 17 Mei 2025 14:25 wib.
Tampang.com | Di era digital ini, ancaman video palsu berbasis AI alias deepfake semakin mengkhawatirkan. Dari wajah tokoh publik hingga suara yang identik, semua bisa dimanipulasi untuk menyebarkan informasi yang menyesatkan, bahkan merusak reputasi seseorang dalam hitungan detik.
Konten Palsu yang Terlihat Nyata
Berbagai platform kini dibanjiri video yang tampak autentik padahal 100% buatan AI. “Kemampuan teknologi deepfake saat ini sudah sangat mendekati kenyataan. Tanpa literasi digital yang kuat, publik bisa mudah tertipu,” ujar Dian Ardiansyah, peneliti komunikasi digital.
Bahaya untuk Demokrasi dan Kepercayaan Publik
Deepfake bisa digunakan untuk menyebar hoaks politik, menjatuhkan reputasi lawan, hingga memicu konflik sosial. Dalam tahun politik seperti sekarang, keberadaan konten manipulatif bisa sangat merusak proses demokrasi.
Media Sosial Dinilai Lambat Menanggapi
Sejumlah platform seperti TikTok dan Instagram memang memiliki sistem deteksi konten manipulatif, namun belum cukup akurat. “Proses take down terlalu lambat, konten sudah viral duluan,” kata Dian.
Solusi: Teknologi Deteksi dan Literasi Digital
Para pakar menekankan pentingnya pengembangan teknologi pendeteksi deepfake yang cepat dan akurat. Selain itu, masyarakat perlu dibekali literasi visual dan digital agar bisa lebih kritis terhadap konten yang mereka konsumsi.
Era Baru Hoaks: Butuh Reaksi Cerdas dan Cepat
Jika tak diantisipasi sejak sekarang, deepfake bisa menjadi alat baru untuk menyebarkan kebohongan yang jauh lebih berbahaya dibanding hoaks teks biasa. Kecepatan penyebaran tidak lagi sebanding dengan kesadaran publik.