Uni Eropa Memaksa China untuk Berbagi Teknologi, Trump Dituduh Jadi Pemicu
Tanggal: 20 Nov 2024 09:58 wib.
Uni Eropa diwartakan akan memaksa perusahaan China yang beroperasi di Eropa untuk berbagi teknologi dan keahlian kepada perusahaan lokal. Menurut laporan Financial Times, pemerintah Uni Eropa sedang menyiapkan kebijakan yang mengharuskan perusahaan China penerima subsidi atau hibah lainnya untuk melakukan transfer hak atas karya intelektual kepada perusahaan Eropa. Selain itu, aturan ini juga akan mewajibkan perusahaan China membuka pabrik di Eropa.
Kebijakan ini dipandang sebagai langkah preventif menanggapi dampak dari perang dagang yang semakin memanas antara China dan Amerika Serikat setelah Donald Trump kembali menjabat sebagai Presiden.
Kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Trump telah menimbulkan kekhawatiran bahwa China akan beralih ke pasar Eropa sebagai target dagang yang lebih potensial.
Sebelumnya, Uni Eropa sudah menerapkan kebijakan yang tegas untuk menghentikan masuknya mobil listrik buatan China. Aturan tersebut telah digugat oleh China di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Dalam sebuah pernyataan resmi, Kementerian Perdagangan China mengungkapkan rasa menyesal atas kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Uni Eropa. Mereka mengklaim bahwa langkah ini tidak didasari oleh fakta-fakta yang jelas, melanggar peraturan WTO, merupakan penyalahgunaan langkah-langkah pemulihan perdagangan, dan merupakan tindakan proteksionisme perdagangan.
China juga menegaskan bahwa upaya mereka untuk mengembangkan industri kendaraan listrik dan berkolaborasi dalam transformasi lingkungan global merupakan alasan utama bagi mereka untuk menentang kebijakan ini. Sebagai respons, China telah memutuskan untuk mengajukan gugatan terhadap tindakan anti-subsidi Uni Eropa.
Uni Eropa berencana untuk menerapkan tarif hingga 35,3% bagi mobil listrik buatan China. Keputusan ini diambil untuk melindungi produsen mobil Eropa dalam industri yang sangat berpengaruh, yang memberikan lapangan kerja bagi sekitar 14 juta orang di seluruh Benua Eropa.
Selain kendaraan listrik, ketegangan perdagangan antara China dan Uni Eropa juga mempengaruhi sektor panel surya dan turbin angin. Uni Eropa bahkan tengah melakukan penyelidikan terhadap kedua sektor tersebut yang dianggap mengancam industri Eropa.
Pada saat yang sama, sebagai respons terhadap situasi ini, Beijing memberlakukan tindakan anti-dumping sementara terhadap produk alkohol brendi asal Uni Eropa. Otoritas China akan menerapkan tarif 'jaminan yang sesuai' kepada para importir alkohol tersebut.
Hal ini akan berdampak pada keseluruhan industri alkohol Uni Eropa, kecuali beberapa merek yang telah bekerja sama dengan China. Tarif yang diharapkan akan dibayarkan oleh setiap perusahaan diestimasi mencapai 30,6% untuk cognac Martell, 39% untuk Hennessy, dan 38,1% untuk Remy Martin.
Ketegangan perdagangan antara China dan Uni Eropa telah memunculkan serangkaian kebijakan proteksionis dari kedua pihak. Hal ini menandakan bahwa perang dagang global tidak hanya terbatas pada pertentangan antara China dan Amerika Serikat, tetapi juga melibatkan negara-negara lain di dunia.
Situasi ini memperlihatkan kompleksitas hubungan perdagangan global yang tidak hanya mempengaruhi ekonomi, tetapi juga politik, teknologi, dan kebijakan industri. Inisiatif Uni Eropa untuk memaksa perusahaan China untuk berbagi teknologi menjadi bukti nyata dari pergeseran kekuatan dalam tata cara perdagangan internasional.
Uni Eropa, China, dan Amerika Serikat sebagai pemain utama dalam ekonomi global, terus saling beradu kepentingan dalam upaya mereka untuk memperoleh keunggulan kompetitif di pasar international.
Sementara sejumlah negara lainnya juga terdampak oleh ketegangan ini dan harus mencari strategi untuk melindungi kepentingan mereka dalam peta perdagangan global yang semakin kompleks dan berubah-ubah.
Dalam suasana ketegangan global seperti saat ini, penting bagi semua pihak untuk menemukan keseimbangan antara perlindungan kepentingan nasional, melindungi hak-hak intelektual, dan mempromosikan kolaborasi internasional yang berkelanjutan.
Semua langkah yang diambil harus mempertimbangkan dampaknya secara komprehensif terhadap ekonomi global, inovasi teknologi, dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.