UMKM Dipaksa Go Digital, Tapi Banyak yang Masih Gagap Teknologi!
Tanggal: 17 Mei 2025 14:26 wib.
Tampang.com | Pemerintah terus menggembar-gemborkan pentingnya digitalisasi UMKM. Dari marketplace hingga pembayaran digital, semua diarahkan ke sistem online. Tapi di lapangan, tidak sedikit pelaku usaha kecil yang justru merasa terbebani.
Tak Semua UMKM Paham Teknologi
Banyak pelaku UMKM yang masih kesulitan menggunakan aplikasi keuangan, platform jual beli online, bahkan media sosial. “Saya jualan tahu tempe, disuruh bikin akun e-commerce. Bingung harus mulai dari mana,” ujar Bu Rini, penjual di pasar tradisional Semarang.
Infrastruktur Digital Tak Merata
Di luar kota besar, sinyal internet dan akses perangkat masih jadi kendala. Belum lagi biaya langganan aplikasi bisnis yang memberatkan usaha mikro. “Yang dipikirkan pelaku usaha itu modal dan pembeli, bukan algoritma,” tegas Bayu, pelatih UMKM lokal.
Pelatihan Masih Formalitas, Minim Dampak Nyata
Program pelatihan dari pemerintah atau swasta kerap kali tidak disesuaikan dengan kemampuan teknis peserta. Akibatnya, materi sulit diterapkan, bahkan tak jarang hanya jadi sertifikat tanpa praktik.
Solusi: Pendampingan Intensif dan Teknologi Ramah UMKM
Alih-alih memaksa digitalisasi, pendekatan adaptif lebih dibutuhkan. Teknologi harus dirancang untuk mudah diakses oleh pelaku usaha kecil dengan keterbatasan waktu dan modal. “Kalau tidak ramah, ya tidak akan dipakai,” kata Bayu.
Digitalisasi Bukan Sekadar Online, Tapi Harus Memberdayakan
UMKM adalah tulang punggung ekonomi. Maka transformasi digital seharusnya bukan paksaan, melainkan proses inklusif yang benar-benar membantu mereka bertahan dan tumbuh.