Sumber foto: iStock

Uber Siap Hadir Tanpa Sopir: Uji Coba Mobil Otonom Dimulai, Apa Dampaknya Bagi Masa Depan Transportasi?

Tanggal: 13 Jun 2025 10:53 wib.
Perusahaan transportasi daring ternama, Uber, kembali menjadi sorotan setelah mengumumkan kemitraan strategis dengan Wayve, perusahaan teknologi asal London yang berfokus pada pengembangan kendaraan otonom berbasis kecerdasan buatan (AI). Kolaborasi ini menandai langkah serius Uber dalam memasuki era mobil tanpa pengemudi, sekaligus menjadi babak baru inovasi transportasi global.

Kemitraan ini bertujuan untuk meluncurkan uji coba mobil otonom di Inggris pada tahun 2026 mendatang. Nantinya, pengguna layanan Uber di wilayah tertentu akan dapat mengakses kendaraan tanpa pengemudi, sebuah terobosan yang diklasifikasikan sebagai Level 4 otonomi—yang artinya mobil dapat beroperasi secara penuh tanpa intervensi manusia dalam kondisi tertentu.


Mengintip Teknologi Canggih dari Wayve

Wayve, sebagai mitra utama Uber dalam proyek ini, merupakan perusahaan yang mengembangkan software berbasis AI untuk kendaraan otonom. Teknologi mereka memungkinkan kendaraan untuk memahami dan menavigasi lingkungan sekitar secara real-time, termasuk merespons kondisi lalu lintas, pejalan kaki, dan rambu-rambu jalan.

Berbeda dengan beberapa pemain lain di industri ini yang menggunakan peta HD statis, Wayve mengedepankan "AI Driver", sistem pembelajaran mesin adaptif yang mampu belajar langsung dari data berkendara di dunia nyata. Pendekatan ini dinilai lebih fleksibel dan lebih scalable untuk digunakan di berbagai kota.


Komitmen Uber Terhadap Masa Depan Mobil Otonom

Andrew MacDonald, Presiden sekaligus Chief Operating Officer Uber, menegaskan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah nyata dalam mewujudkan visi jangka panjang Uber. Visi tersebut adalah menyediakan layanan mobil otonom yang aman, andal, dan terjangkau untuk semua orang di seluruh dunia.

“Kerja sama dengan Wayve membawa kami lebih dekat untuk menjadikan teknologi otonom sebagai bagian integral dari jaringan transportasi global,” ujar MacDonald, dikutip dari CNBC Internasional.

Uji coba ini juga akan menjadi pertama kalinya Uber secara resmi menguji layanan otonom tanpa sopir di jalanan umum, khususnya di kawasan urban seperti London.


Dukungan dari Pemerintah dan Regulasi

Tak hanya didukung dari sisi teknologi, proyek ini juga mendapatkan lampu hijau dari Pemerintah Inggris dan Transport for London (TfL), lembaga pengatur transportasi di ibukota. Inggris sendiri diketahui sudah mengambil langkah progresif dengan mengesahkan regulasi kendaraan otonom yang mulai berlaku pada tahun 2025.

Langkah ini menunjukkan bahwa Inggris siap menjadi salah satu negara terdepan dalam mengadopsi mobil otonom dalam ekosistem transportasi publik. Dengan adanya regulasi tersebut, perusahaan-perusahaan seperti Uber dan Wayve kini memiliki kerangka hukum yang jelas untuk menguji dan mengimplementasikan kendaraan tanpa pengemudi di jalanan umum.


Pernyataan CEO Wayve: Teknologi AI Driver Siap Melaju

Alex Kendall, CEO sekaligus co-founder Wayve, menyebut kolaborasi ini sebagai momen penting bagi perkembangan mobil otonom di Inggris. Menurutnya, ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga kesiapan infrastruktur, masyarakat, dan ekosistem kota.

“Kami tengah mempersiapkan diri bersama Uber dan mitra OEM global lainnya untuk menghadirkan AI Driver kami di jalanan kota London,” ungkap Kendall.

Dengan jaringan transportasi kompleks dan padat seperti London, kota ini menjadi tempat yang ideal untuk menguji batas kemampuan AI Driver. Jika sukses di sini, bukan tidak mungkin teknologi serupa akan diterapkan di kota-kota besar lain di seluruh dunia.


Kilas Balik: Uber Pernah Berjaya di Indonesia

Meski kini fokus di pasar global, Uber memiliki sejarah yang menarik di Indonesia. Perusahaan ini pernah menjadi salah satu pionir layanan ride-hailing di Tanah Air sebelum akhirnya menjual operasional Asia Tenggara kepada Grab pada tahun 2018.

Sejak saat itu, Uber tidak lagi hadir secara langsung di Indonesia. Namun langkah mereka dalam merambah teknologi kendaraan otonom menjadi sinyal bahwa Uber masih ingin menjadi pemain utama dalam revolusi transportasi digital, termasuk potensi kembali masuk ke pasar Asia di masa depan.


Implikasi dan Masa Depan Transportasi

Kemitraan Uber dan Wayve ini berpotensi mengubah cara kita melihat mobilitas perkotaan. Dengan kendaraan otonom:



Biaya operasional bisa ditekan, karena tidak memerlukan pengemudi manusia.


Keselamatan berkendara meningkat, karena sistem AI mampu mengeliminasi kesalahan manusia seperti kelelahan atau gangguan.


Efisiensi waktu dan konsumsi bahan bakar juga dapat dioptimalkan melalui manajemen rute otomatis.



Namun, tantangannya pun tidak sedikit. Masih ada kekhawatiran publik soal keamanan dan etika penggunaan AI dalam mobilitas, serta dampaknya terhadap lapangan kerja sektor transportasi.


Penutup

Kehadiran mobil otonom bukan lagi sebatas fiksi ilmiah, tapi kenyataan yang semakin dekat dengan kehidupan kita. Langkah Uber menggandeng Wayve untuk meluncurkan layanan tanpa sopir di Inggris pada 2026 adalah bukti bahwa era kendaraan pintar dan otomatis benar-benar akan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari dalam waktu dekat.

Meskipun belum tersedia di Indonesia, perkembangan ini layak untuk diikuti karena bisa jadi masa depan transportasi Indonesia juga akan terpengaruh. Dan siapa tahu, di beberapa tahun ke depan, kita pun akan naik Uber—tanpa sopir.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved