Sumber foto: iStock

Uber Mencari Peruntungan Baru, Pertimbangkan Akuisisi Expedia untuk Perluas Pasar

Tanggal: 26 Nov 2024 16:15 wib.
Industri ojek online (ojol) di Indonesia telah mengalami berbagai dinamika dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu pemain utama dalam industri ini adalah perusahaan ride-hailing asal Amerika Serikat (AS), Uber, yang pada akhirnya gagal bertahan dan melepas seluruh bisnisnya di kawasan Asia Tenggara pada 2018.

Sejak kepergian Uber, pasar ojol di Indonesia menjadi semakin kompetitif dengan munculnya berbagai pemain baru yang bersaing dalam menawarkan layanan transportasi online. Grab, sebagai perusahaan ride-hailing terbesar di Asia Tenggara, menjadi salah satu yang mengambil alih operasional Uber di wilayah ini.

Tidak hanya itu, sejak kepergian Uber, perusahaan ini juga lebih fokus pada pengembangan produk, termasuk bermitra dengan beberapa produsen taksi otomatis (robotaxi) untuk menyediakan kendaraan tanpa awak bagi penggunanya. Hal ini menunjukkan bahwa Uber masih berusaha untuk tetap relevan di tengah persaingan yang semakin ketat di dunia transportasi online.

Belakangan ini, kabar mengenai rencana Uber untuk mengakuisisi perusahaan pemesanan perjalanan (travel booking) Expedia menjadi perhatian publik. Jika rencana ini terwujud, maka Uber akan memperluas bisnisnya tidak hanya sebagai penyedia transportasi online dan pengiriman makanan, tetapi juga sebagai platform pemesanan perjalanan.

CEO Uber, Dara Khosrowshahi, yang sebelumnya menjabat sebagai CEO Expedia dari tahun 2005 hingga 2017, masih memiliki hubungan dengan perusahaan tersebut sebagai anggota non-eksekutif di jejeran direksi Expedia. Kabar mengenai kapitalisasi pasar Uber yang mencapai sekitar US$ 168 miliar setelah kinerja bisnis yang menggembirakan pada tahun lalu, memperlihatkan bahwa perusahaan ini masih memiliki daya tarik yang cukup kuat di pasar global.

Di sisi lain, Expedia, yang memiliki nilai sekitar US$ 20 miliar, menghadapi persaingan ketat dengan perusahaan-perusahaan sejenis seperti Booking, Airbnb, dan Google. Meskipun demikian, minat Uber untuk mengakuisisi Expedia telah memberikan sentimen positif bagi pasar saham, seperti yang terlihat dari kenaikan harga saham Expedia sebesar 5% setelah kabar ini mengemuka.

Namun, ketika kabar ini tersebar, baik Uber maupun Expedia belum memberikan konfirmasi mengenai rencana akuisisi ini.

Dalam konteks industri ojol di Indonesia, keberhasilan Uber untuk mengakuisisi Expedia akan memberikan dampak yang cukup signifikan. Dengan memperluas bisnisnya ke ranah pemesanan perjalanan, Uber dapat menjadi pemain utama dalam ekosistem transportasi dan perjalanan secara keseluruhan.

Selain itu, Uber juga dapat membawa inovasi baru dan memberikan pengalaman yang lebih komprehensif bagi para pengguna dengan menggabungkan layanan transportasi online dan pemesanan perjalanan dalam satu platform. Hal ini dapat menciptakan nilai tambah bagi pelanggan dan meningkatkan daya saing perusahaan di pasar yang semakin kompetitif.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved