Trump Pertimbangkan Boeing 747 Bekas Qatar Jadi Air Force One Sementara, Pakar Keamanan Angkat Bendera Merah
Tanggal: 17 Mei 2025 15:13 wib.
Tampang.com |
Keputusan kontroversial Presiden Donald Trump untuk mempertimbangkan penggunaan pesawat Boeing 747-8 bekas milik Qatar Airways sebagai Air Force One sementara memicu kekhawatiran mendalam dari kalangan pakar keamanan dan intelijen. Pesawat yang dikenal mewah dan telah dimodifikasi dengan fasilitas kelas VVIP ini menarik perhatian Trump karena dianggap jauh lebih hemat ketimbang program pembelian pesawat kepresidenan baru senilai lebih dari 5 miliar dolar AS.
Namun, para ahli menilai langkah ini sarat risiko tinggi. Pesawat yang sebelumnya dioperasikan oleh maskapai asing, khususnya dari Timur Tengah, berpotensi menyimpan perangkat tersembunyi atau modifikasi yang bisa dimanfaatkan untuk penyadapan, pemantauan elektronik, bahkan sabotase.
“Memakai pesawat bekas dari negara asing tanpa rekonstruksi menyeluruh membuka peluang celah keamanan yang serius,” kata seorang mantan pejabat intelijen kepada The Register.
Lebih dari Sekadar Transportasi
Air Force One bukan sekadar pesawat untuk mengangkut Presiden AS, melainkan sebuah pusat komando strategis yang harus mampu bertahan dan beroperasi dalam krisis, termasuk ancaman nuklir. Pesawat ini dilengkapi sistem komunikasi terenkripsi, pertahanan rudal, serta berbagai teknologi canggih yang tidak dimiliki oleh pesawat komersial biasa.
Penggunaan pesawat bekas dari Qatar juga menimbulkan pertanyaan simbolik dan diplomatik. Beberapa analis menilai bahwa menerima aset bekas dari negara Timur Tengah bisa mengirim pesan ketergantungan yang kurang menguntungkan bagi citra seorang Presiden Amerika Serikat.
Trump Bela Efisiensi Anggaran
Di sisi lain, kubu Trump menilai inisiatif ini sebagai upaya menekan pemborosan anggaran. Trump mengkritik mahalnya program pengadaan pesawat kepresidenan baru di era pemerintahan Biden dan menganggap opsi Boeing 747 bekas sebagai solusi efisien.
Sebelumnya, Qatar dikabarkan menawarkan pesawat jumbo jet Boeing 747-8 tersebut kepada Amerika Serikat untuk digunakan sementara waktu, sembari menunggu pesawat baru rampung. Dalam kunjungan Trump ke Qatar pekan ini, dirinya menyebut tawaran itu sebagai “hadiah” meski juru bicara Qatar menegaskan tidak ada hadiah dalam pembicaraan tersebut, melainkan pembahasan soal “penggunaan sementara.”
“Kami telah banyak membantu negara lain dalam hal keamanan. Jadi, kalau Qatar ingin memberikan pesawat mewah ini kepada kami, itu akan jadi isyarat yang sangat baik,” ujar Trump di Gedung Putih.