Sumber foto: iStock

Trump Cabut Skema De Minimis, Penjualan Shein dan Temu di AS Merosot Tajam

Tanggal: 14 Feb 2025 21:56 wib.
Dua raksasa e-commerce asal China, Shein dan Temu, mengalami pukulan besar setelah mantan Presiden AS, Donald Trump, menghapus skema de minimis. Skema ini sebelumnya memungkinkan impor barang satuan dengan nilai di bawah US$800 (sekitar Rp13 juta) untuk bebas dari bea masuk. Kebijakan tersebut dicabut bersamaan dengan pemberlakuan tarif 10% terhadap produk asal China yang diekspor ke AS.

Keberhasilan Shein dan Temu di pasar AS selama ini didukung oleh skema de minimis, yang memungkinkan mereka menawarkan harga produk jauh lebih murah dibandingkan kompetitor. Kedua platform ini beroperasi dengan model bisnis direct-to-consumer, di mana barang dikirim langsung dari pabrik di China ke konsumen akhir, tanpa perantara.

Namun, strategi ini juga menimbulkan kontroversi di beberapa negara, termasuk Indonesia. Pemerintah Indonesia bahkan memblokir akses Temu dan Shein karena dianggap berpotensi merugikan pelaku UMKM lokal.

Dengan dicabutnya skema de minimis, harga produk yang ditawarkan Shein dan Temu di AS diperkirakan akan mengalami kenaikan. Hal ini diprediksi berdampak signifikan terhadap volume penjualan mereka.

Berdasarkan laporan Bloomberg Second Measure, penjualan Shein di AS mengalami penurunan tajam, berkisar antara 16% hingga 41% hanya dalam waktu lima hari setelah kebijakan ini diterapkan, yakni sejak 5 Februari 2025. Sementara itu, Temu, yang merupakan anak usaha PDD Holdings, mengalami penurunan transaksi hingga 32% dalam periode yang sama. Data tersebut diperoleh melalui analisis transaksi kartu kredit dan debit.

Penurunan belanja online memang lazim terjadi setelah periode Natal, tetapi tren penurunan pada Shein dan Temu terus berlanjut hingga 9 Februari 2025, hari terakhir data tersedia di Bloomberg Second Measure. Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan baru Trump memiliki dampak langsung terhadap bisnis mereka.

Sebelumnya, China sangat diuntungkan oleh aturan bebas bea masuk ini, yang memungkinkan produk mereka masuk ke AS dengan harga murah. Namun, dengan pencabutan skema ini, pelanggan mulai khawatir akan adanya kenaikan harga akibat tambahan bea masuk. Selain itu, penurunan transaksi juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti perubahan musim belanja, persaingan di industri e-commerce, serta kondisi makroekonomi global.

Menanggapi kebijakan ini, Shein dan Temu tidak tinggal diam. Shein mulai meminta beberapa pemasoknya di China untuk membangun fasilitas produksi di Vietnam sebagai strategi menghindari tarif tambahan dari AS. Sementara itu, Temu mengubah strategi pemasarannya dengan mempromosikan produk yang disimpan di gudang-gudang lokal di AS. Berdasarkan laporan CNBC International, hampir seluruh produk yang masuk dalam kategori "penawaran kilat" di aplikasi Temu kini berlabel "lokal."

Namun demikian, meskipun produk tersebut dikirim dari gudang di AS, sebagian besar tetap berasal dari pedagang yang berbasis di China. Artinya, tantangan besar masih menghadang kedua platform ini dalam mempertahankan daya saing mereka di pasar AS.

Kebijakan baru yang diterapkan oleh Trump ini menunjukkan bagaimana perubahan regulasi perdagangan dapat berdampak signifikan pada bisnis global. Shein dan Temu kini harus beradaptasi dengan strategi baru untuk tetap bertahan di pasar Amerika yang semakin kompetitif.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved