Sumber foto: iStock

Truk Tanpa Sopir Akan Kuasai Jalanan? Revolusi Transportasi di Depan Mata!

Tanggal: 6 Feb 2025 12:24 wib.
Industri kendaraan otomatis atau Autonomous Vehicle (AV) telah mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu inovasi terbaru yang mulai ramai diadopsi di berbagai negara adalah taksi tanpa awak atau robotaxi. Negara-negara seperti Amerika Serikat, China, Uni Emirat Arab, hingga Singapura—yang letaknya dekat dengan Indonesia—sudah mulai menguji dan mengimplementasikan teknologi ini.

Namun, kemajuan ini juga menimbulkan kekhawatiran tersendiri, terutama bagi para pengemudi yang khawatir kehilangan pekerjaan mereka. Dan kini, bukan hanya industri taksi yang mengalami transformasi, tetapi juga sektor transportasi logistik dengan kehadiran truk otomatis tanpa sopir.

Volvo dan Waabi: Kolaborasi untuk Masa Depan Truk Otonom

Salah satu perusahaan yang serius mengembangkan teknologi truk tanpa awak adalah Waabi, sebuah startup yang kini bermitra dengan Volvo Autonomous Solutions. Kerja sama ini bertujuan untuk menciptakan dan menguji truk otonom yang nantinya siap digunakan dalam skala komersial.

Ini bukan kali pertama Volvo bekerja sama dengan startup dalam pengembangan kendaraan otonom. Sebelumnya, pada Mei 2024, Volvo menggandeng Aurora Innovation untuk mengembangkan truk otonom Volvo VNL Autonomous. Sekarang, truk Volvo yang sama akan digunakan oleh Waabi, tetapi dengan teknologi buatan Waabi sendiri, termasuk sensor canggih, sistem komputasi, dan perangkat lunak Waabi Driver.

Raquel Urtasun, CEO dan pendiri Waabi, mengungkapkan bahwa mereka kini memiliki semua elemen yang dibutuhkan untuk membawa teknologi ini ke skala industri yang lebih luas. Menurutnya, teknologi AV generasi terbaru yang dikembangkan oleh Waabi memungkinkan adopsi truk otomatis lebih cepat dan efisien di pasar.

Dalam beberapa bulan ke depan, Waabi berencana memulai uji coba komersial di Texas menggunakan truk buatan Volvo. Bahkan, pada akhir 2025, demonstrasi kendaraan tanpa pengemudi akan dilakukan di jalan umum sebagai bagian dari uji coba besar-besaran.

Teknologi AI yang Berpikir Seperti Manusia

Keunggulan utama dari sistem Waabi adalah kecerdasan buatan (AI) yang diklaim dapat berpikir dan mengambil keputusan layaknya manusia. Sebelum mendirikan Waabi pada 2021, Raquel Urtasun pernah menjabat sebagai kepala ilmuwan di Uber ATG. Dengan pengalaman tersebut, ia yakin bahwa sistem AI yang dikembangkan Waabi lebih efisien dibandingkan pesaingnya.

Salah satu alasan mengapa AI Waabi lebih unggul adalah karena sistemnya mampu memahami dunia sekitar dengan lebih sedikit data dan kebutuhan komputasi yang lebih rendah. Ini berarti kendaraan otonom yang mereka kembangkan dapat beroperasi lebih cepat, hemat energi, dan lebih akurat dalam mengambil keputusan saat berada di jalan.

Investasi Miliaran Dolar dan Persaingan Ketat

Kerja sama antara Waabi dan Volvo bukanlah sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba. Volvo sebelumnya sudah menanamkan investasi di Waabi melalui cabang venturanya, Volvo Group Venture Capital. Bahkan, Volvo ikut serta dalam pendanaan Seri B Waabi yang mencapai US$200 juta (Rp3,2 triliun).

Selain Waabi, beberapa perusahaan lain juga berlomba-lomba mengembangkan truk otonom. Aurora dan Kodiak adalah dua pesaing utama yang telah mendapatkan pendanaan besar untuk proyek serupa. Aurora berhasil mengumpulkan US$3,46 miliar (Rp56 triliun), sedangkan Kodiak mendapatkan US$243 juta (Rp3,9 triliun).

Aurora bahkan telah merencanakan peluncuran truk komersial tanpa pengemudi pada April 2025, sedangkan Kodiak telah mulai mengirimkan truk otonom untuk operasi off-road bersama mitra bisnis mereka.

Dengan persaingan yang semakin ketat, tahun 2025 diprediksi akan menjadi titik krusial bagi industri truk otomatis. Menurut Urtasun, tahun tersebut akan menjadi "momen berhasil atau gagal" bagi teknologi ini. Jika berhasil, maka dunia akan segera melihat semakin banyak kendaraan besar melaju tanpa sopir di jalan raya.

Dampak bagi Industri Transportasi

Kemajuan teknologi truk tanpa sopir tentu membawa dampak besar, terutama bagi industri transportasi dan tenaga kerja. Di satu sisi, efisiensi logistik bisa meningkat drastis karena kendaraan dapat beroperasi tanpa henti dan mengurangi biaya operasional perusahaan.

Namun, di sisi lain, keberadaan kendaraan otomatis juga menimbulkan ancaman bagi jutaan pekerja di sektor transportasi. Pengemudi truk yang selama ini menjadi tulang punggung industri logistik mungkin akan kehilangan pekerjaan jika teknologi ini benar-benar diadopsi secara luas.

Masa Depan Truk Otonom di Indonesia?

Meski saat ini pengembangan truk otomatis masih berfokus di negara-negara maju, bukan tidak mungkin teknologi ini akan segera masuk ke Indonesia. Dengan semakin berkembangnya ekosistem kendaraan listrik dan otomatis, bukan hal yang mustahil jika perusahaan logistik di Tanah Air juga mulai mempertimbangkan penggunaan truk tanpa pengemudi.

Namun, tentu saja ada banyak tantangan yang harus dihadapi, termasuk regulasi pemerintah, kesiapan infrastruktur, serta penerimaan masyarakat terhadap perubahan besar ini.

Apakah Indonesia siap menghadapi era transportasi tanpa pengemudi? Ataukah ini hanya akan menjadi mimpi futuristik yang masih jauh dari kenyataan?
Copyright © Tampang.com
All rights reserved