Sumber foto: google

Transaksi QRIS Melonjak Tinggi, ATM Mulai Tak Laku

Tanggal: 24 Mei 2024 11:31 wib.
Bank Indonesia (BI) mencatat kinerja transaksi sistem pembayaran tetap tumbuh kuat. Pada April 2024, transaksi BI-RTGS meningkat 18,65% (yoy) mencapai Rp13.112,22 triliun."Transaksi BI-FAST tumbuh 56,70% (yoy) sehingga mencapai Rp612,90 triliun," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Mei 2024 di Gedung Thamrin Bank Indonesia, Rabu (22/5/2024).

Penggunaan QRIS sebagai metode pembayaran semakin melonjak di Indonesia. QRIS memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi non-tunai hanya dengan menggunakan ponsel pintar mereka. Untuk nominal transaksi digital banking tercatat Rp 5.340,92 triliun atau tumbuh sebesar 19,08% (yoy) dan nominal transaksi Uang Elektronik (UE) meningkat 33,99% (yoy) sehingga mencapai Rp90,44 triliun.

Tidak hanya itu, dukungan yang semakin meluas dari berbagai lembaga keuangan dan penyedia layanan pembayaran juga turut mendorong pertumbuhan penggunaan QRIS. Promo-promo yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan pembayaran juga menjadi pendorong utama bagi masyarakat untuk mulai menggunakan QRIS dalam aktivitas keuangan sehari-hari.

Sementara itu, mesin ATM nampaknya mulai kehilangan pesona di tengah popularitas QRIS. Beberapa tahun terakhir, penggunaan mesin ATM terus mengalami penurunan. Faktor-faktor seperti kemudahan akses transaksi non-tunai melalui QRIS, keterbatasan uang tunai di mesin ATM, dan perkembangan teknologi pembayaran non-tunai lainnya menjadi alasan utama masyarakat untuk mengurangi ketergantungan mereka pada mesin ATM.

Untuk nominal transaksi digital banking tercatat Rp 5.340,92 triliun atau tumbuh sebesar 19,08% (yoy) dan nominal transaksi Uang Elektronik (UE) meningkat 33,99% (yoy) sehingga mencapai Rp90,44 triliun. Selanjutnya, BI mencatat nominal transaksi QRIS tumbuh 194,06% (yoy), dengan jumlah pengguna mencapai 48,90 juta dan jumlah merchant 31,86 juta. Sementara itu, nominal transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM/D turun sebesar 12,49% (yoy) mencapai Rp619,19 triliun. Nominal kartu kredit masih meningkat 11,67% (yoy) mencapai Rp34,39 triliun.

Peningkatan transaksi QRIS dan penurunan penggunaan mesin ATM memiliki dampak yang signifikan bagi industri keuangan. Perluasan jaringan QRIS dan investasi dalam teknologi pembayaran non-tunai akan menjadi kunci bagi bank dan perusahaan keuangan untuk tetap relevan di era digital ini. Di sisi lain, perusahaan-perusahaan yang bergantung pada operasional mesin ATM perlu mulai melakukan inovasi untuk tetap bersaing dalam pasar yang semakin terkikis.

Dengan melonjaknya transaksi QRIS dan semakin meredupnya penggunaan mesin ATM, jelas terlihat bahwa masyarakat semakin terbuka terhadap metode pembayaran non-tunai. Industri keuangan, baik perbankan maupun perusahaan pembayaran, perlu terus beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen dan teknologi agar tetap relevan di pasar yang berubah dengan cepat. Semua pihak perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa infrastruktur pembayaran non-tunai bisa memberikan layanan yang aman, nyaman, dan terjangkau bagi masyarakat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved