TikTok Masih Aman di AS? Trump Perpanjang Tenggat, ByteDance Dapat 90 Hari Lagi!
Tanggal: 20 Jun 2025 14:00 wib.
Nasib TikTok di Amerika Serikat kembali ditunda. Presiden AS, Donald Trump, secara resmi memperpanjang tenggat waktu selama 90 hari bagi aplikasi video pendek asal Tiongkok tersebut untuk mencari solusi terkait kepemilikannya yang kontroversial. Perpanjangan ini memberi waktu tambahan agar TikTok bisa terus beroperasi di AS tanpa terkena pemblokiran permanen, sembari negosiasi penting terus berlangsung di balik layar.
Langkah ini menjadi kelanjutan dari ketidakpastian hukum yang membayangi TikTok sejak beberapa bulan terakhir. Dalam pernyataan resmi yang dikutip dari CNN International pada Kamis (19/6/2025), Karoline Leavitt, Sekretaris Pers Gedung Putih, menyampaikan bahwa Trump akan menandatangani Perintah Eksekutif baru dalam minggu ini.
"Presiden Trump tidak ingin TikTok dilarang. Perpanjangan ini akan berlangsung selama 90 hari untuk memastikan bahwa proses negosiasi dapat diselesaikan, dan pengguna AS tetap bisa mengakses TikTok dengan jaminan keamanan data yang lebih baik," jelasnya.
TikTok Terjebak di Tengah Tarik Ulur AS-China
Perpanjangan tenggat waktu ini menjadi yang ketiga kalinya sejak undang-undang yang mewajibkan TikTok lepas dari ByteDance diberlakukan. Undang-undang tersebut dibuat karena kekhawatiran data pengguna AS dapat diakses oleh pemerintah Tiongkok, mengingat ByteDance berbasis di Beijing. Isu keamanan nasional menjadi argumen utama di balik rencana pemisahan kepemilikan ini.
Trump, yang pernah mencoba memblokir TikTok pada masa jabatannya sebelumnya, kini terlihat lebih memilih pendekatan diplomatis. Dia menyatakan harapannya untuk mencapai kesepakatan yang memungkinkan TikTok tetap beroperasi di AS tanpa merugikan kepentingan nasional.
170 Juta Pengguna AS Masih Bisa Mengakses TikTok
Dengan pengumuman ini, sekitar 170 juta pengguna TikTok di Amerika tetap bisa menggunakan aplikasi tanpa hambatan hukum, setidaknya untuk 90 hari ke depan. Meskipun demikian, belum ada kejelasan final mengenai bagaimana struktur kepemilikan TikTok di AS akan berubah, atau siapa yang akan mengendalikannya.
Sejak Trump kembali menjabat, ia segera menangguhkan pemberlakuan undang-undang pemblokiran dan membuka kembali pintu negosiasi dengan ByteDance. Perpanjangan waktu ini menandakan bahwa belum ada keputusan bulat yang dicapai, dan TikTok masih menjadi alat tawar-menawar dalam ketegangan dagang AS–Tiongkok.
China Masih Enggan Melepas Algoritma TikTok
Salah satu kendala utama dalam proses akuisisi adalah keberatan dari pemerintah Tiongkok terkait pelepasan algoritma TikTok, yang dianggap sebagai rahasia dagang utama. Pemerintah Tiongkok tidak memberikan indikasi bahwa mereka akan menyetujui penjualan TikTok secara penuh, apalagi jika algoritma inti harus ikut diserahkan kepada pihak AS.
Namun, kerja sama ekonomi antara AS dan Tiongkok saat ini juga mengalami pergeseran. Keduanya baru saja menyepakati kerangka kerja pelonggaran kontrol ekspor, yang bisa menjadi sinyal positif bagi proses negosiasi TikTok, meski belum dipastikan apakah kesepakatan ini mencakup TikTok secara langsung.
Banyak Peminat Akuisisi TikTok di AS
Sejumlah pihak dari sektor teknologi dan investor besar telah menyatakan minatnya untuk membeli atau mengelola operasional TikTok di AS. Beberapa nama besar yang muncul antara lain Frank McCourt, miliarder properti; Kevin O’Leary, investor dari program “Shark Tank”; dan bahkan MrBeast (Jimmy Donaldson), YouTuber terkenal.
Tak ketinggalan, raksasa teknologi seperti Amazon dan perusahaan AI Perplexity juga termasuk dalam daftar peminat, bersama sejumlah dana ekuitas swasta asal AS. Jika kesepakatan tercapai, ByteDance dikabarkan akan tetap mempertahankan 20% saham dalam perusahaan spin-off yang mengelola TikTok AS, sesuai dengan ketentuan UU yang diteken saat masa pemerintahan Joe Biden.
Trump Main Dua Kaki? TikTok Jadi Alat Kampanye
Menariknya, meski Trump pernah berupaya keras memblokir TikTok, ia berbalik arah pada Pilpres 2024 dan justru memanfaatkan TikTok sebagai alat kampanye. Bahkan, CEO TikTok Shou Chew tampak hadir dalam acara pelantikan Trump bersama para pejabat tinggi dan CEO perusahaan teknologi lainnya. Hal ini menandakan adanya hubungan diplomatik baru antara TikTok dan Gedung Putih.
Trump pun menyatakan keyakinannya bahwa Presiden China Xi Jinping akan menyetujui kesepakatan TikTok, meskipun sejauh ini belum ada konfirmasi dari pihak Beijing.
Kesimpulan: Masa Depan TikTok Masih Abu-Abu
Dengan tenggat waktu tambahan 90 hari, TikTok mendapatkan napas panjang untuk bertahan di pasar AS. Namun, masa depan jangka panjangnya tetap belum jelas. Banyak pihak berharap ada kesepakatan yang menjamin keamanan data, kepemilikan transparan, dan tetap menjaga hak pengguna untuk menikmati konten digital tanpa batasan politik.
Perpanjangan ini menunjukkan bahwa TikTok belum akan pergi dari AS dalam waktu dekat, tapi ia tetap berada di bawah sorotan tajam. Pertarungan ini bukan hanya soal aplikasi, tapi tentang dominasi teknologi, geopolitik, dan data di era digital modern.