Sumber foto: iStock

TikTok Didenda Rp162 Miliar oleh Mahkamah Agung Venezuela Akibat Tantangan Viral Mematikan

Tanggal: 3 Jan 2025 15:05 wib.
Tampang.com | Mahkamah Agung Venezuela baru-baru ini memutuskan untuk mendenda TikTok sebesar US$10 juta atau setara dengan Rp162,21 miliar. Denda tersebut merupakan imbas dari tuduhan bahwa aplikasi buatan China tersebut tidak mampu mengendalikan penyebaran tantangan viral yang diduga menyebabkan tiga anak tewas.

Tania D'Amelio, seorang hakim, menegaskan bahwa TikTok memiliki delapan hari waktu untuk membayar denda tersebut kepada Komisi Komunikasi Nasional (Conatel). Uang denda tersebut rencananya akan digunakan sebagai dana kompensasi bagi para korban yang terdampak oleh tantangan viral.

Selain itu, D'Amelio juga menuntut agar TikTok mendirikan kantor perwakilan di Venezuela. Pengadilan tidak merinci konsekuensi jika perusahaan tersebut tidak mematuhi putusan tersebut.

Dalam laporan dari CNN pada tanggal 1 Januari 2024, diketahui bahwa pihak TikTok telah dihubungi untuk memberikan komentar terkait denda yang diberlakukan oleh Mahkamah Agung Venezuela.

Lebih lanjut, D'Amelio menjelaskan bahwa tiga anak telah meninggal akibat tantangan viral tersebut, sementara banyak anak muda lainnya juga terdampak. Namun, tidak ada rincian atau kasus spesifik yang disebutkan oleh hakim tersebut.

Pada bulan November 2024, Presiden Venezuela Nicolás Maduro menyatakan bahwa setidaknya dua anak telah meninggal setelah terlibat dalam tantangan yang melibatkan penghirupan zat beracun atau konsumsi obat kecemasan tanpa tidur.

Dalam putusan pengadilan yang dibacakan oleh D’Amelio, dikatakan bahwa TikTok belum menerapkan langkah-langkah yang cukup untuk mencegah penyebaran publikasi yang isinya menyinggung terkait tantangan viral, yang dianggap melanggar hukum di Venezuela.

Keputusan ini diambil setelah Bolivarian Movement of Aristóbulo Istúriz Families, sebuah organisasi pendidikan, mengajukan permohonan perlindungan yang berpendapat bahwa tantangan viral memengaruhi anak di bawah umur secara psikologis.

Pemerintah Venezuela sebelumnya juga telah memberlakukan pembatasan terhadap platform media sosial. Pada bulan Agustus, Maduro mengumumkan bahwa Conatel telah menangguhkan akses ke jejaring sosial X selama 10 hari, setelah pemiliknya, Elon Musk, mempertanyakan hasil pemilihan presiden pada 28 Juli 2024.

Meskipun begitu, warga Venezuela masih dapat mengakses X dengan menggunakan Virtual Private Network (VPN) untuk menyembunyikan alamat IP mereka.

Keseluruhan perkembangan ini menunjukkan betapa seriusnya proses hukum yang dijalankan oleh pemerintah Venezuela terkait tantangan viral yang menjadi ancaman bagi generasi muda.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved