Sumber foto: iStock

TikTok di Ujung Tanduk: Bagaimana Nasibnya di Amerika Serikat?

Tanggal: 21 Feb 2025 08:45 wib.
Nasib TikTok di Amerika Serikat (AS) masih belum menemukan titik terang. Aplikasi berbagi video pendek milik ByteDance, perusahaan asal China, mengalami kendala besar di negeri Paman Sam. Pada 19 Januari 2025, TikTok sempat mengalami penutupan selama beberapa jam. Namun, langkah cepat Presiden AS Donald Trump yang baru saja dilantik berhasil menunda pemblokiran secara permanen dengan mengeluarkan perintah eksekutif. Ia memberikan tenggat waktu 90 hari untuk negosiasi lebih lanjut.

Meskipun ada penangguhan, TikTok belum sepenuhnya aman dari ancaman larangan di AS. Trump sendiri dalam beberapa kesempatan mengungkapkan keinginannya agar aplikasi tersebut tetap bisa beroperasi di AS, namun dengan persyaratan tertentu. Salah satu opsi yang ia usulkan adalah kepemilikan TikTok di AS harus dibagi sebesar 50% untuk investor Amerika.

Sebagai langkah konkret, Trump bahkan meluncurkan sovereign wealth fund (SWF) atau dana abadi yang salah satu tujuannya adalah untuk membeli operasi TikTok di AS. Dengan strategi ini, diharapkan TikTok dapat tetap beroperasi tanpa ada ancaman pelarangan lebih lanjut.

Negosiasi TikTok dengan Pemerintah AS

Dalam perkembangan terbaru, Reuters melaporkan bahwa Trump mengakui telah berbicara langsung dengan pemerintah China terkait masa depan TikTok. Ia mengungkapkan hal tersebut kepada wartawan di pesawat kepresidenan Air Force One pada Rabu (19/2/2025), yang kemudian dikutip pada Kamis (20/2/2025). Namun, belum banyak informasi yang diungkap ke publik terkait isi perbincangan tersebut.

Pemerintah AS tampaknya berupaya menjadi perantara dalam proses penjualan TikTok, mencari solusi terbaik bagi semua pihak yang terlibat. Beberapa perusahaan teknologi besar seperti Oracle, Amazon, dan Microsoft dikabarkan telah menunjukkan minat untuk mengambil alih operasional TikTok di AS.

Sementara itu, TikTok bersama para pendukungnya mengusulkan alternatif lain. Mengutip The Wall Street Journal, pada awal Februari 2025, CEO TikTok, Shou Chew, bertemu dengan pejabat senior Gedung Putih dan menyampaikan proposal baru.

Solusi yang Ditawarkan TikTok

Proposal yang diajukan oleh TikTok berisi usulan pembentukan usaha patungan atau joint venture dengan investor AS. Jika rencana ini disetujui, usaha patungan tersebut akan berbasis di AS dan memiliki kendali atas keamanan data penggunanya.

Selain itu, manajemen perusahaan akan sepenuhnya berada di AS, sementara mayoritas dewan direksi akan terdiri dari warga negara Amerika Serikat. Meski demikian, masih menjadi pertanyaan besar apakah investor AS yang dimaksud akan mencakup pemerintah AS itu sendiri.

Dalam menghadapi tantangan ini, TikTok harus menemukan solusi yang dapat diterima oleh semua pihak, termasuk pemerintah AS yang sangat ketat dalam regulasi teknologi dan keamanan data. Keputusan akhir dari negosiasi ini akan sangat menentukan apakah TikTok bisa tetap beroperasi di AS atau harus angkat kaki seperti yang terjadi di beberapa negara lain.

Masa Depan TikTok di AS Masih Tanda Tanya

Dengan berbagai skenario yang tengah dipertimbangkan, nasib TikTok di AS masih belum pasti. Apakah TikTok harus menjual operasionalnya ke investor Amerika? Ataukah akan ada solusi lain yang memungkinkan aplikasi ini bertahan tanpa harus berpindah kepemilikan?

Keputusan pemerintah AS dan ByteDance dalam beberapa bulan mendatang akan sangat berpengaruh pada masa depan TikTok. Para pengguna setia di AS tentu berharap aplikasi ini tetap bisa digunakan tanpa hambatan. Namun, dengan berbagai kepentingan politik dan ekonomi yang bermain, tidak ada jaminan bahwa TikTok akan tetap bertahan dalam bentuk yang sama seperti saat ini.

Kita tunggu saja bagaimana kelanjutan negosiasi ini. Yang pasti, keputusan akhir akan sangat berdampak pada industri media sosial, regulasi teknologi, dan hubungan dagang antara AS dan China.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved