Sumber foto: iStock

TikTok di Ambang Blokir AS, tapi Gelontorkan Rp146 Triliun ke Thailand!

Tanggal: 1 Mar 2025 17:57 wib.
Hingga saat ini, situasi TikTok di Amerika Serikat (AS) masih berada dalam ketidakpastian. Anak perusahaan ByteDance yang berbasis di China ini tengah terlibat dalam negosiasi yang rumit, dengan tujuan mendapatkan izin untuk beroperasi secara aman di AS tanpa risiko pemblokiran.

Langkah-langkah pemerintah Amerika, terutama di bawah kepemimpinan Donald Trump, telah mengusulkan agar 50% kepemilikan TikTok di AS dialihkan kepada investor lokal. Namun, keputusan final terkait langkah tersebut masih belum dirilis dan direncanakan akan diambil pada bulan April mendatang.

Dalam kondisi yang tidak menentu ini, TikTok tampaknya tidak mundur dan terus memperluas sayap bisnisnya di negara-negara lain. Dalam berita terbaru, TikTok telah merencanakan investasi yang sangat signifikan, mencapai US$8,8 miliar (sekitar Rp146 triliun), di Thailand seperti yang dilaporkan oleh AFP pada hari Jum’at, 28 Februari 2025.

Komitmen investasi ini ditargetkan untuk direalisasikan selama periode lima tahun ke depan, dengan penekanan pada pengembangan infrastruktur digital, pengembangan bakat, serta inisiatif terkait keamanan online, ungkap seorang pejabat senior yang berdiskusi dengan pemerintah Thailand.

TikTok tak sendirian dalam upaya investasi ini. Sebelumnya, perusahaan-perusahaan besar seperti Amazon, Google, dan Microsoft telah melakukan hal serupa, semakin menambah banyaknya aliran investasi ke Thailand, yang kini menjadi magnet bagi raksasa teknologi. Pertemuan antara VP of Public Policy TikTok, Helena Lersch, dan Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, menjadi bukti keseriusan perusahaan dalam membangun hubungan investasi di Thailand.

“Di sini kami ingin mengumumkan komitmen investasi sebesar US$8,8 miliar," ucap Lersch kepada PM Thailand pada awal pertemuan. Pernyataan ini menunjukkan betapa seriusnya TikTok dalam menciptakan dampak positif bagi ekonomi lokal Thailand. Sementara itu, Paetongtarn juga menyatakan bahwa adanya investasi asing di sektor infrastruktur digital dan kecerdasan buatan (AI) membuka banyak peluang baru bagi perekonomian Thailand.

Menariknya, saat ini belum ada konfirmasi apakah investasi baru ini termasuk dalam porsi investasi sebesar US$3,8 miliar yang pernah disetujui oleh otoritas Thailand pada akhir Januari lalu. Thailand sendiri merupakan negara yang menempati posisi sebagai ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara.

 Namun, laporan AFP sebelumnya menyebutkan bahwa Thailand mengalami keterlambatan jika dibandingkan dengan Singapura dan Indonesia dalam hal perkembangan sektor teknologi. Meskipun demikian, pemerintah Thailand telah mengambil langkah cepat untuk menarik perhatian perusahaan-perusahaan teknologi agar berinvestasi di negara mereka.

Kawasan Asia Tenggara saat ini tengah bersaing ketat untuk memperebutkan aliran investasi teknologi dari AS. Negara-negara seperti Vietnam juga tidak kalah aktif dalam menarik investasi, berupaya untuk meningkatkan rantai nilai dalam sektor produksi sepatu, pakaian, dan furnitur. Langkah-langkah ini menandakan sebuah kompetisi yang semakin sengit antara negara-negara di Asia Tenggara untuk menjadikan diri mereka sebagai tujuan investasi utama di bidang teknologi.

“Pemerintah sangat senang karena TikTok memilih Thailand sebagai mitra strategis untuk investasi di sektor infrastruktur digital, termasuk proyek senilai 300 miliar baht (sekitar US$8,8 miliar) untuk pembangunan Data Hosting," ungkap Paetongtarn di akun media sosialnya. “Hal ini menunjukkan langkah penting untuk memperkuat posisi Thailand sebagai hub global di industri digital,” lanjutnya.

Dalam hal penggunaan, TikTok juga memiliki basis pengguna yang sangat besar di Thailand, dengan lebih dari 50 juta pengguna aktif di negara tersebut. Selain itu, terdapat sekitar 3 juta bisnis yang telah memanfaatkan TikTok Shop sebagai platform untuk berjualan.

Hal ini menunjukkan bahwa TikTok memiliki dampak yang signifikan terhadap ekonomi digital Thailand, menghasilkan peluang usaha yang lebih banyak dan menarik perhatian pelaku bisnis baru untuk lebih aktif di platform ini.

Investasi yang direncanakan TikTok ini tidak hanya berdampak bagi perusahaan itu sendiri, namun juga untuk keseluruhan ekosistem digital di Thailand. Dengan adanya peningkatan investasi di sektor infrastruktur teknologi, kemampuan Thailand untuk bersaing di kancah global diharapkan akan semakin meningkat.

Sementara negara-negara tetangga lainnya juga mencoba untuk menarik perhatian para investor asing, pertumbuhan ekonomi digital menjadi salah satu fokus utama yang menjadi perhatian banyak pemimpin negara.

Di tengah ketatnya persaingan ini, tantangan yang dihadapi oleh Thailand juga cukup besar. Untuk menarik pemangku kepentingan dan raksasa teknologi, dibutuhkan langkah-langkah inovatif yang dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan teknologi di negara tersebut. Selain itu, pengembangan kebijakan investasi yang mendukung serta perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual juga sangat penting agar investor merasa nyaman dan percaya untuk berinvestasi di Thailand.

Dengan strategi yang tepat, bukan tidak mungkin Thailand menjadi salah satu pilar utama dalam ekosistem digital di Asia Tenggara, bersanding dengan negara-negara lain yang saat ini juga gencar berinvestasi dalam sektor this digital. Pengumuman investasi besar dari TikTok menunjukkan harapan dan potensi besar bagi masa depan perekonomian digital Thailand di era yang semakin terhubung ini.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved