Terlalu Bersih, ISS Justru Ancam Kesehatan Astronaut?
Tanggal: 5 Mar 2025 04:19 wib.
Kondisi di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) ternyata mempunyai dampak yang jauh lebih kompleks terhadap kesehatan para astronaut. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh University of California menunjukkan bahwa lingkungan yang "super bersih" di ISS, meski dirancang untuk meminimalisir risiko kontaminasi, justru dapat menimbulkan masalah kesehatan serius. Oleh karena itu, ahli dari lembaga tersebut merekomendasikan agar habitat manusia di luar angkasa dirancang dengan lebih “kotor” untuk meningkatkan kesehatan para astronaut.
Sejak peluncuran ISS, berbagai protokol ketat mengenai sterilisasi telah diterapkan. Segala sesuatunya, mulai dari astronaut hingga peralatan, harus melalui proses isolasi dalam ruang bersih sebelum diterbangkan ke orbit. Langkah-langkah ini diambil untuk mencegah kemungkinan pembawa penyakit yang dapat mengancam kesehatan astronaut di luar angkasa. Namun, sebuah penelitian yang terfokus pada kesehatan sistem imun astronaut menunjukkan bahwa kebijakan disinfeksi yang ketat ini bisa memberikan efek yang justru merugikan.
Selama beroperasi di ISS, banyak astronaut melaporkan mengalami berbagai masalah kesehatan seperti disfungsi sistem imun, ruam kulit, serta radang atau pembengkakan lainnya. Salah satu penyebab yang diduga kuat menjadi pemicu masalah ini adalah kurangnya paparan terhadap mikroba "baik" di lingkungan luar angkasa. Peneliti dari University of California menduga bahwa bukan hanya gravitasi mikro yang menjadi penyebab, melainkan juga minimnya interaksi dengan bakteri yang bermanfaat.
Dalam studi tersebut, astronaut diminta untuk mengambil sampel dari 803 tempat di ISS menggunakan metode swab. Sampel bakteri yang dikumpulkan kemudian dikirim kembali ke Bumi untuk dianalisis. Hasilnya mengejutkan; permukaan di dalam ISS mengandung mikroba jauh lebih sedikit dibandingkan dengan sampel yang diambil dari Bumi. Mikroba yang biasa ditemukan di tanah dan air, yang seharusnya ada dalam jumlah yang wajar, justru sangat minim. Hal ini menunjukkan bahwa ISS tidak hanya steril, tetapi juga kekurangan variasi mikroba yang penting untuk mendukung kesehatan.
Para peneliti menyimpulkan bahwa sebaiknya jumlah mikroba di ISS ditingkatkan demi kesehatan astronaut, tetapi tetap harus menjaga kebersihan lingkungan. Rob Knight, salah satu peneliti dari Centre for Microbiome Innovation di University of California, menjelaskan bahwa ada perbedaan signifikan antara paparan yang sehat seperti berkebun, dan tinggal di lingkungan yang sepenuhnya bersih. Keberadaan mikroba sehat dari lingkungan luar diperlukan untuk menjaga keseimbangan sistem imun.
Lebih lanjut, banyak ahli kesehatan kini menyuarakan pendapat bahwa kebersihan yang terlalu ekstrem di era modern dapat berdampak buruk bagi sistem imun individu dan meningkatkan potensi terjadinya alergi. Sebagian dari perubahan ini terlihat pada meningkatnya jumlah kasus alergi dan penyakit autoimun di kalangan manusia di Bumi. Hingga kini, meskipun ada banyak argumen untuk memberikan paparan mikroba yang lebih seimbang di luar angkasa, desain ISS tetap berfokus pada kebersihan. Para perancang habitat luar angkasa masih khawatir bahwa penyakit yang tidak terduga dapat menyebar ke ISS, di mana tidak ada petugas medis yang dapat mengobati astronaut yang sakit.
Rodolfo Salido dari UC San Diego menawarkan gagasan baru tentang desain habitat untuk misi mendatang, seperti Lunar Gateway dan tempat tinggal astronaut di Bulan. Misi Artemis, yang dipimpin oleh NASA, akan mengirim astronaut kembali ke Bulan dan memperpanjang waktu tinggal mereka di permukaan bulan. Salido berpendapat bahwa jika umat manusia ingin hidup di luar Bumi dengan sukses, mereka tidak bisa hanya mengambil sedikit mikroba yang ada. Sebaliknya, lingkungan buatan seperti stasiun luar angkasa harus memanfaatkan mikroba yang berguna untuk meniru kondisi Bumi ketimbang mengandalkan kebersihan ekstrem yang berisiko pada kesehatan.
Dengan munculnya ide tentang habitat yang lebih "ramah kotoran," banyak ilmuwan tertarik untuk mengeksplorasi konsep desain yang dapat menghindari masalah kesehatan akibat kurangnya paparan mikroba. Menciptakan lingkungan yang mengandung lebih banyak mikroba bermanfaat bisa menjadi langkah penting dalam menjaga kesehatan astronaut yang tinggal di luar angkasa untuk jangka waktu yang lama.
Perubahan dalam perspektif tentang kebersihan dan kesehatan ini menunjukkan pengaruh besar dari penelitian mikrobioma terhadap perencanaan misi luar angkasa di masa depan. Konsep baru ini berpotensi memperkuat sistem imun astronaut, sehingga mereka tidak hanya dapat menghadapi tantangan berat yang berhubungan dengan kehidupan di luar angkasa, tetapi juga tetap sehat selama menjalankan misi yang panjang.
Di sisi lain, tantangan tetap ada, terutama dalam merancang sistem yang akan menjamin kesehatan para astronaut sambil tetap menjaga kebersihan yang diperlukan untuk mencegah kontaminasi. Kesehatan astronaut di lingkungan luar angkasa merupakan topik yang semakin menarik perhatian, dan penelitian terus berlanjut untuk menemukan solusi terbaik yang seimbang.