Sumber foto: Apple

Terbongkar! Markas iPhone Curian Dunia Ternyata Ada di Shenzhen—Korban Dapat Ancaman Jika Tak Buka Kunci

Tanggal: 23 Mei 2025 07:00 wib.
Sebuah penemuan mengejutkan mengguncang dunia teknologi dan keamanan digital. Di Shenzhen, Tiongkok, sebuah gedung bernama Feiyang Times ternyata dijadikan sebagai pusat penyimpanan dan penjualan iPhone curian yang berasal dari berbagai belahan dunia, termasuk Amerika Serikat dan Eropa. Informasi ini menjadi sorotan global setelah beberapa korban berhasil melacak keberadaan ponsel mereka yang hilang, dan semuanya berujung ke gedung yang kini dijuluki oleh warga sekitar sebagai “markas iPhone curian”.

Salah satu korban yang bersuara adalah Sam Amrani, seorang pengguna iPhone asal London. Ia kehilangan ponselnya ketika sedang membalas pesan WhatsApp. Pencurian terjadi dengan cepat, dan ia langsung menggunakan fitur pelacakan Apple untuk mengetahui keberadaan perangkatnya.

Perjalanan iPhone Curian dari London ke Shenzhen

Berdasarkan data pelacakan, iPhone milik Amrani sempat berpindah lokasi ke sebuah toko reparasi ponsel di sekitar London, sebelum kemudian berpindah ke beberapa alamat berbeda di kota yang sama. Namun, dalam waktu satu minggu, lokasi ponsel itu berpindah drastis ke Kowloon, Hong Kong, dan tak lama kemudian menuju Shenzhen, Tiongkok.

Akhir dari perjalanan itu adalah Gedung Feiyang Times, tempat yang diketahui menjadi pusat transit dan pemrosesan iPhone curian dari berbagai negara. Informasi ini dikutip dari laporan media teknologi 9to5Mac pada Kamis, 22 Mei 2025.

Gedung itu, terutama lantai empatnya, digunakan sebagai tempat penjualan iPhone bekas—baik yang masih bisa digunakan maupun yang sudah tidak bisa diakses karena dikunci oleh pemilik aslinya. Untuk iPhone yang terkunci, para pelaku tidak serta merta membuangnya. Sebaliknya, perangkat tersebut dipreteli dan dijual per komponen, terutama motherboard, layar, dan komponen bernilai tinggi lainnya.

Ancaman Digital untuk Para Korban

Yang lebih mengejutkan lagi, beberapa korban yang iPhone-nya berakhir di sana mendapatkan pesan misterius dari pihak yang mengaku sebagai "pemilik baru" ponsel tersebut. Dalam pesan tersebut, pelaku memberikan ancaman halus kepada pemilik asli untuk mencabut fitur kunci iPhone (Activation Lock).

Isi pesan tersebut menyebutkan bahwa jika kunci tidak dibuka, maka motherboard akan dijual ke orang lain yang bisa saja menyalahgunakannya. Bahkan, mereka mengklaim bisa mendaur ulang ponsel dan menjadikannya perangkat baru, sambil menegaskan bahwa mereka bukanlah pencuri. Tindakan ini membuka peluang besar terhadap peretasan data pribadi, pencurian kartu kredit, atau bahkan penipuan terhadap kontak keluarga dari pemilik perangkat.

Salah satu pesan yang dilaporkan menyebutkan:
"Kami sarankan Anda segera membuka kunci iPhone agar bisa kami reset ke pengaturan pabrik dan menghapus semua data pribadi Anda."

Pesan semacam ini mengindikasikan bahwa sindikat tersebut memiliki pemahaman teknis tinggi dan tahu cara menekan korban agar menyerahkan kendali atas perangkatnya, dengan embel-embel penghapusan data sebagai bentuk “perlindungan”.

Gedung Feiyang Times: Pusat Operasi Gelap?

Dari berbagai laporan yang masuk, Gedung Feiyang Times disebut memiliki banyak toko dan kios yang bergerak di bidang reparasi dan penjualan ponsel bekas. Namun, di balik aktivitas tersebut, ada jaringan perdagangan gelap yang memanfaatkan kelemahan sistem keamanan global dalam pelacakan dan distribusi perangkat.

Sebagian besar iPhone yang masuk ke sana adalah hasil curian yang dijual dalam pasar gelap internasional. Setelah sampai di Shenzhen, perangkat itu bisa saja dijual kembali dalam kondisi “clean” jika berhasil dibuka paksa, atau dipreteli dan dijual per bagian jika terkunci.

Hal ini menciptakan pasar gelap teknologi yang tidak hanya merugikan konsumen dan perusahaan seperti Apple, tetapi juga mengancam keamanan digital secara global. Kegiatan semacam ini juga sangat mungkin berkaitan dengan kelompok peretas atau organisasi kriminal terorganisir.

Perlindungan Adalah Kunci: Tips Aman dari Pakar

Meningkatnya kasus iPhone curian yang berujung pada pemanfaatan komponen dan peretasan data mendorong para ahli keamanan digital untuk memberikan peringatan keras kepada pengguna gadget, khususnya smartphone kelas atas seperti iPhone.

Salah satu langkah paling dasar dan penting adalah mengaktifkan fitur Stolen Device Protection dan kode sandi yang kuat. Apple sendiri menyediakan fitur Find My iPhone yang memungkinkan pengguna melacak, mengunci, bahkan menghapus data dari jarak jauh jika perangkat hilang.

Namun, kasus seperti yang dialami Sam Amrani menunjukkan bahwa pencuri tidak hanya mengejar perangkat, tetapi juga data yang tersimpan di dalamnya, yang bisa bernilai lebih mahal dari ponsel itu sendiri. Dalam skenario terburuk, data tersebut bisa digunakan untuk akses akun keuangan, pencurian identitas, atau bahkan untuk memeras pemilik asli.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved