Tensi Meningkat: China Umumkan Investigasi terhadap Subsidi AS yang Merugikan Industri Semikonduktor
Tanggal: 19 Jan 2025 20:29 wib.
China tengah berada dalam tekanan besar akibat sanksi dagang yang semakin berat dari Amerika Serikat. Sebagai respons terhadap kebijakan tersebut, Beijing memutuskan untuk meluncurkan investigasi terhadap subsidi pemerintah AS di sektor semikonduktor. Pemerintah China menilai bahwa subsidi besar-besaran yang diberikan AS kepada perusahaan semikonduktor di negaranya telah merugikan produsen chip di China, terutama di sektor chip mature-node.
Kementerian Perdagangan China mengungkapkan bahwa chip mature-node, yang sering digunakan dalam produk-produk elektronik yang lebih sederhana seperti peralatan rumah tangga dan sistem komunikasi, lebih murah dan mudah diproduksi dibandingkan chip mutakhir yang mendukung teknologi kecerdasan buatan (AI). Chip mature-node ini telah menjadi fokus utama dalam penyelidikan yang digagas oleh Beijing.
Subsidi besar yang diberikan oleh pemerintahan Presiden Joe Biden kepada industri semikonduktor AS diduga memberikan keuntungan kompetitif yang tidak adil kepada perusahaan-perusahaan Amerika, memungkinkan mereka untuk mengekspor chip mature-node ke China dengan harga yang sangat rendah. Hal ini, menurut China, merusak hak-hak dan kepentingan industri semikonduktor domestik mereka yang sah.
Langkah penyelidikan ini menjadi bagian dari rangkaian kebijakan balasan China terhadap pembatasan yang semakin ketat dari Washington, yang telah menargetkan industri semikonduktor China dalam beberapa tahun terakhir. Beijing menyatakan bahwa kebijakan yang dilakukan AS, terutama melalui undang-undang CHIPS dan Science Act yang disahkan pada tahun 2022, memberikan subsidi senilai lebih dari $52 miliar untuk mendukung produksi, riset, dan pengembangan industri semikonduktor di AS, telah melanggar prinsip dasar ekonomi pasar.
Sebelumnya, pemerintah AS juga telah memicu ketegangan dengan China dengan mengenakan tarif lebih tinggi pada semua impor chip dari China pada bulan September, sebuah tindakan yang semakin memperburuk hubungan perdagangan antara kedua negara. Selain itu, Washington juga semakin ketat dalam mengontrol ekspor chip AI canggih buatan AS ke China, yang semakin memperburuk ketegangan ekonomi antara kedua negara besar ini.
Penyelidikan terhadap subsidi AS ini mendapat dukungan dari Asosiasi Industri Semikonduktor China, yang menyebut bahwa kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh pemerintahan Biden secara serius telah merugikan persaingan pasar global. Mereka berpendapat bahwa subsidi besar yang diberikan kepada perusahaan semikonduktor di AS mengarah pada penurunan harga chip secara artifisial dan merusak stabilitas pasar internasional.
Tindakan ini juga mencerminkan upaya China untuk menanggapi serangkaian langkah yang diambil oleh AS untuk membatasi pengaruh China dalam sektor teknologi canggih. Pemerintah AS selama ini telah memperketat kontrol ekspor chip yang digunakan untuk kecerdasan buatan dan teknologi lainnya yang dianggap sensitif. Tindakan ini berdampak signifikan terhadap perusahaan-perusahaan teknologi di China yang sangat bergantung pada chip-chip canggih untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri.
Meskipun saat ini belum jelas bagaimana China akan merespons hasil penyelidikan ini, para pengamat industri memprediksi bahwa perusahaan-perusahaan AS yang terlibat dalam ekspor chip, seperti Intel, yang menjual chip mature-node ke pasar China, bisa terkena dampaknya. Namun, Intel sendiri belum memberikan komentar resmi terkait penyelidikan ini.
Tentu saja, langkah yang diambil oleh Beijing ini menunjukkan adanya ketegangan yang semakin memuncak dalam hubungan perdagangan dan teknologi antara China dan AS. Sanksi dan pembatasan yang diberlakukan oleh masing-masing negara telah menimbulkan ketidakpastian di pasar global dan mempengaruhi persaingan di industri semikonduktor, yang merupakan salah satu sektor paling penting dalam perekonomian digital dunia.
Pada saat yang sama, persaingan dalam industri semikonduktor global semakin tajam. China, yang tengah berupaya mengurangi ketergantungan pada teknologi dari luar negeri, berusaha memperkuat kemampuan domestiknya dalam memproduksi chip dengan teknologi yang lebih canggih. Namun, langkah-langkah yang diambil oleh AS, terutama yang berkaitan dengan subsidi dan kontrol ekspor, semakin memperburuk situasi bagi produsen semikonduktor di China.
Persaingan global dalam sektor semikonduktor ini juga berdampak pada berbagai sektor industri lainnya, mulai dari elektronik konsumen hingga kecerdasan buatan, yang semakin bergantung pada ketersediaan chip-chip canggih. Ketegangan yang terjadi antara China dan AS dalam sektor ini menunjukkan betapa pentingnya semikonduktor sebagai kunci dalam persaingan ekonomi global.
Perkembangan ini tentu saja akan terus menjadi sorotan dunia, terutama mengingat betapa pentingnya sektor semikonduktor bagi masa depan teknologi global. Seiring dengan terus berkembangnya ketegangan ini, perusahaan-perusahaan teknologi dan pemerintah di kedua negara akan semakin mencari cara untuk mengatasi hambatan-hambatan yang timbul akibat sanksi dan pembatasan yang diberlakukan.