Sumber foto: Google

Tenggelam dalam Metaverse, Apakah Kita Mulai Kehilangan Realita?

Tanggal: 17 Mei 2025 14:24 wib.
Tampang.com | Kehadiran metaverse yang digadang-gadang sebagai masa depan dunia digital justru mulai menimbulkan pertanyaan besar: apakah kita masih terhubung dengan realitas? Dari dunia kerja, pendidikan, hingga hiburan, aktivitas kini bisa berlangsung sepenuhnya dalam ruang virtual.

Interaksi Virtual, Relasi Sosial Melemah
Psikolog sosial menyebutkan bahwa peningkatan aktivitas di dunia virtual dapat mengikis kepekaan sosial manusia. “Relasi tanpa tatap muka cenderung dangkal dan rentan disalahartikan,” ungkap dr. Tania Wijaya, psikolog dari UI.

Pendidikan dan Kantor Berpindah ke Dunia Virtual
Metaverse dimanfaatkan sebagai ruang belajar dan bekerja yang interaktif. Namun, tidak semua kalangan mampu mengakses teknologi ini secara merata. Ketimpangan digital bisa memperlebar jurang sosial dan pendidikan.

Realita yang Diabaikan, Identitas Virtual Diutamakan
Beberapa pengguna mengaku lebih nyaman menjadi diri mereka di dunia virtual ketimbang di dunia nyata. Ini bisa jadi bentuk pelarian dari tekanan sosial, tapi juga menandai pergeseran nilai yang mengkhawatirkan.

Solusi: Teknologi Manusiawi dan Literasi Metaverse
Para ahli menyarankan agar pengembangan metaverse disertai prinsip inklusivitas dan etika. Selain itu, penting untuk membekali generasi muda dengan pemahaman tentang batas antara realitas dan virtualitas.

Metaverse Bukan Dunia Baru, Tapi Ruang Tambahan
Teknologi semestinya memperkaya pengalaman manusia, bukan menggantikannya sepenuhnya. Bila tidak diawasi, metaverse bisa jadi jebakan isolasi yang justru menyulitkan manusia memahami kehidupan nyata.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved