Tencent Borong Saham SM Entertainment, Sinyal K-Pop Comeback di China?
Tanggal: 1 Jun 2025 10:17 wib.
Raksasa teknologi asal Tiongkok, Tencent, dikabarkan tengah melakukan langkah besar dalam industri hiburan Korea Selatan dengan menjadi pemegang saham terbesar kedua di SM Entertainment. Langkah strategis ini dilakukan dengan membeli saham dari Hybe, perusahaan hiburan besar Korea Selatan yang juga menaungi sejumlah artis K-pop ternama.
Menurut laporan Reuters pada Rabu (28/5/2025), Hybe telah mengajukan rencana untuk menjual sebanyak 2,2 juta lembar saham SM Entertainment kepada Tencent Music Entertainment, unit bisnis Tencent yang fokus pada layanan musik digital. Transaksi ini dijadwalkan akan berlangsung pada 30 Mei 2025 dengan nilai fantastis mencapai 243 miliar won Korea, atau sekitar Rp 2,8 triliun.
Dalam pengajuan resmi yang dikutip Reuters, pihak Hybe menjelaskan bahwa keputusan ini merupakan bagian dari strategi pengelolaan aset investasi secara efisien. Meski tidak secara eksplisit menyebut alasan spesifik lainnya, langkah ini menunjukkan adanya pergeseran fokus investasi dari Hybe sekaligus memperkuat posisi Tencent di industri hiburan Asia.
Tencent Menyalip Posisi Besar di SM Entertainment
Dengan pembelian tersebut, Tencent Music diperkirakan akan menguasai sekitar 9,7% saham SM Entertainment, menjadikannya sebagai pemegang saham terbesar kedua setelah Kakao Entertainment yang masih mendominasi dengan 42% saham. Langkah ini menunjukkan ambisi Tencent untuk memperluas pengaruhnya di dunia hiburan K-pop, mengingat SM Entertainment adalah salah satu agensi tertua dan paling berpengaruh di Korea Selatan.
Tencent, yang selama ini dikenal sebagai pemain utama dalam industri teknologi dan gaming, juga mengembangkan sayap ke dunia hiburan melalui anak usahanya, Tencent Music. Masuknya mereka ke SM Entertainment menjadi indikasi serius bahwa mereka ingin memperkuat sinergi antara teknologi digital dan industri hiburan populer seperti K-pop.
Diam-Diam Strategis: Potensi Rebound Industri K-pop di China?
Menariknya, pembelian saham SM Entertainment oleh Tencent ini juga ditafsirkan oleh banyak analis sebagai sinyal positif dari hubungan diplomatik antara Korea Selatan dan China yang sempat memburuk sejak 2016. Kala itu, Beijing memberlakukan larangan tidak resmi terhadap aktivitas hiburan Korea, termasuk konser K-pop, sebagai bentuk protes atas penempatan sistem pertahanan rudal THAAD milik Amerika Serikat di Korea Selatan.
Sejak saat itu, berbagai konser dan promosi K-pop di China mengalami pembatasan yang sangat ketat, sehingga banyak grup K-pop tidak bisa lagi menggelar tur atau promosi di negara tersebut. Namun, langkah Tencent ini menimbulkan spekulasi bahwa larangan tersebut bisa saja segera dicabut, atau setidaknya mulai dilonggarkan.
Reuters mencatat bahwa meskipun Tencent Music belum memberikan pernyataan resmi mengenai pembelian saham ini, langkah mereka bisa diartikan sebagai bentuk kepercayaan bahwa pasar hiburan Korea di China akan kembali pulih.
Peluang Besar untuk Agensi Korea dan Ekspansi Global
Jika larangan konser K-pop benar-benar dicabut atau dilonggarkan, hal ini tentu menjadi angin segar bagi agensi hiburan Korea, termasuk SM Entertainment, Hybe, dan lainnya. China merupakan pasar besar dengan jutaan penggemar K-pop yang setia. Kembalinya konser dan promosi di negara itu akan membuka potensi pendapatan besar dari penjualan tiket, merchandise, hingga kerja sama iklan dan media digital.
Analis industri memperkirakan bahwa kemungkinan kembalinya konser K-pop di China akan mendongkrak pendapatan agensi secara signifikan. Pasar Tiongkok juga dikenal dengan daya beli yang tinggi untuk hiburan, dan dengan sinergi bersama Tencent, distribusi konten K-pop secara digital pun dapat semakin luas dan cepat.
Selain itu, kemitraan strategis ini juga membuka peluang untuk integrasi teknologi digital dan kecerdasan buatan dalam promosi artis, konser virtual, dan manajemen fandom global. Tencent memiliki infrastruktur digital yang kuat, mulai dari media sosial, video streaming, hingga layanan e-commerce, yang semuanya bisa dimanfaatkan untuk memperkuat distribusi konten K-pop.
Hybe Fokus pada Portofolio yang Lebih Tertarget?
Di sisi lain, keputusan Hybe untuk melepas sebagian sahamnya di SM Entertainment memunculkan berbagai spekulasi. Meski Hybe menyebut langkah ini sebagai bagian dari efisiensi investasi, beberapa analis menduga Hybe ingin lebih fokus pada portofolio artis dan agensi yang memang menjadi kekuatan inti mereka, seperti BTS, Seventeen, hingga NewJeans.
Hybe sendiri belakangan ini semakin agresif dalam mengembangkan label independen dan kolaborasi lintas negara, termasuk menggandeng perusahaan Jepang dan Amerika. Dengan mengurangi kepemilikan di SM, Hybe bisa memiliki fleksibilitas finansial lebih besar untuk ekspansi ke pasar yang mereka nilai lebih strategis.
Transformasi Lanskap Industri K-pop: Siapa Diuntungkan?
Pembelian saham SM oleh Tencent bisa menjadi katalisator perubahan besar dalam industri K-pop. Tencent tidak hanya memiliki dana besar, tapi juga jaringan distribusi konten yang masif. Jika sinergi ini berhasil, maka tidak hanya SM yang akan diuntungkan, tetapi juga seluruh ekosistem K-pop, termasuk agensi kecil yang bisa ikut menumpang gelombang ekspansi ke China.
Namun, ini juga bisa menjadi ancaman terselubung jika satu pihak—seperti Tencent—terlalu mendominasi pasar, baik dari sisi distribusi maupun pengaruh atas arah bisnis hiburan Korea. Oleh karena itu, para pelaku industri dituntut untuk cermat menjaga keseimbangan antara ekspansi dan kemandirian kreatif.