Telemedicine Tumbuh Pesat, Pasien Daerah Terpencil Masih Terhambat Akses Internet
Tanggal: 7 Mei 2025 10:11 wib.
Tampang.com | Sejak pandemi COVID-19, layanan telemedicine atau konsultasi kesehatan jarak jauh semakin diminati, terutama di daerah terpencil yang sulit dijangkau fasilitas kesehatan. Data dari Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa pengguna telemedicine meningkat lebih dari 200% pada tahun 2025 dibandingkan dua tahun sebelumnya.
Telemedicine menawarkan kemudahan bagi pasien di daerah yang tidak memiliki akses langsung ke rumah sakit atau klinik. Hanya dengan menggunakan aplikasi telemedicine, pasien dapat berkonsultasi dengan dokter tanpa harus menempuh perjalanan jauh.
Keuntungan: Akses Kesehatan Lebih Merata
Di daerah seperti Papua, NTT, dan beberapa wilayah Kalimantan, pasien yang sebelumnya harus menunggu lama untuk mendapatkan pelayanan medis kini bisa lebih cepat mendapatkan diagnosis dan pengobatan dasar. “Saya di kampung sudah bisa konsultasi dengan dokter umum tanpa harus pergi jauh ke kota,” ujar Erni, seorang ibu rumah tangga di Papua.
Layanan ini juga membantu mendiagnosis penyakit lebih dini dan meminimalisir perjalanan berisiko di tengah pandemi atau cuaca buruk.
Tantangan Utama: Keterbatasan Infrastruktur Internet
Namun, meski manfaat telemedicine jelas, akses internet yang terbatas di banyak daerah masih menjadi hambatan utama. Bahkan di beberapa wilayah, koneksi internet yang lambat sering kali membuat sesi konsultasi terganggu atau tidak berjalan dengan lancar.
“Jaringan di daerah saya tidak stabil, jadi kadang video call terputus. Ini membuat saya ragu untuk terus pakai telemedicine,” ungkap Tono, seorang petani di Sumba.
Solusi Pemerintah dan Sektor Swasta
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah berupaya memperluas jangkauan internet di wilayah-wilayah terisolir dengan membangun tower BTS (Base Transceiver Station) dan mempercepat perluasan jaringan 5G. Namun, tantangan ini tetap besar.
Sementara itu, sektor swasta juga hadir dengan berbagai inisiatif, seperti menyediakan modem portable atau paket internet dengan harga terjangkau untuk wilayah yang belum terjangkau jaringan kabel tetap.
Masa Depan Telemedicine: Integrasi dengan Teknologi Canggih
Beberapa startup kesehatan di Indonesia juga mulai mengembangkan layanan kesehatan berbasis AI yang dapat membantu mendiagnosis penyakit lebih akurat dan memberikan solusi pengobatan yang lebih tepat, meski tanpa kehadiran fisik dokter. Ini menjadi angin segar bagi pemerataan pelayanan kesehatan.
Kesimpulan
Telemedicine di Indonesia menunjukkan potensi besar untuk mengubah wajah layanan kesehatan, terutama di daerah terpencil. Namun, agar layanan ini benar-benar optimal, perlu ada kerja sama antara pemerintah, penyedia layanan teknologi, dan masyarakat untuk mengatasi kendala akses internet dan infrastruktur.