Sumber foto: iStock

Telegram Menuju 1 Miliar Pengguna: Saingan Baru WhatsApp?

Tanggal: 5 Apr 2025 19:20 wib.
Popularitas Telegram semakin meroket sepanjang 2024, dengan jumlah pengguna aktif yang hampir menyentuh angka 1 miliar. Per Juli 2024, aplikasi pesan instan ini telah digunakan oleh lebih dari 950 juta orang, menjadikannya pesaing terdekat WhatsApp, yang masih mendominasi dengan lebih dari 2 miliar pengguna hingga akhir 2023.

Dibangun oleh Pavel Durov, seorang pengusaha Rusia yang kini berbasis di Dubai, Telegram dikenal sebagai platform yang menjunjung tinggi kebebasan berekspresi. Durov sendiri meninggalkan Rusia setelah menolak tunduk pada tekanan pemerintah untuk menyensor suara oposisi di media sosial VK, yang kemudian ia jual sebelum mendirikan Telegram.

"Kami akan mencapai 1 miliar pengguna aktif bulanan dalam tahun ini. Pertumbuhan Telegram begitu pesat, layaknya kebakaran hutan," ujar Durov dalam wawancaranya dengan Reuters pada Kamis (3/4/2025).

Netralitas dan Kebebasan Berekspresi Jadi Daya Tarik

Salah satu faktor utama di balik lonjakan popularitas Telegram adalah kebijakan netralitasnya yang menolak campur tangan pemerintah. Meskipun menghadapi tekanan dari berbagai negara yang ingin mengontrol arus informasi, Telegram tetap berpegang teguh pada prinsip kebebasan berekspresi.

Namun, Durov menegaskan bahwa ancaman terbesar terhadap privasi pengguna bukan berasal dari pemerintah, melainkan dari raksasa teknologi seperti Apple dan Alphabet (induk Google). Ia mengklaim bahwa kedua perusahaan ini memiliki kemampuan untuk menyensor konten dan mengakses data pengguna di perangkat mereka.

Kontroversi dan Keamanan Telegram

Telegram kerap menjadi sorotan global, terutama saat konflik Rusia-Ukraina pecah. Platform ini menjadi sumber informasi yang tidak disaring, membuatnya rentan terhadap penyebaran disinformasi. Meski demikian, Durov bersikeras bahwa sistem enkripsi Telegram tetap aman dari berbagai upaya peretasan, termasuk yang diduga dilakukan oleh FBI. Ia mengungkapkan bahwa badan intelijen AS tersebut pernah mencoba merekrut insinyur Telegram untuk menciptakan akses "backdoor", tetapi usaha itu gagal.

Kini, Telegram bukan hanya sekadar alternatif WhatsApp, tetapi juga telah berkembang menjadi platform digital besar yang sejajar dengan Facebook, Instagram, TikTok, dan WeChat. Bahkan, rumor beredar bahwa Telegram akan segera melakukan penawaran saham perdana (IPO) di bursa saham AS setelah mulai memperoleh keuntungan.

Alasan Telegram Berbasis di Dubai

Dubai dipilih sebagai markas utama Telegram bukan tanpa alasan. Durov menganggap Uni Emirat Arab sebagai tempat yang netral dan aman untuk mengembangkan perusahaan teknologi yang tidak terikat dengan kepentingan geopolitik. Dengan regulasi yang lebih fleksibel dan kebijakan yang mendukung inovasi, Dubai menjadi tempat ideal bagi Telegram untuk terus bertumbuh tanpa intervensi berlebihan dari pemerintah mana pun.

Dengan perkembangan pesat dan rencana ekspansi besar-besaran, Telegram semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pemain utama di industri media sosial dan layanan pesan instan global. Akankah Telegram benar-benar bisa menggoyang dominasi WhatsApp? Kita tunggu saja perkembangannya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved