Sumber foto: iStock

Telegram Cetak Sejarah: 1 Miliar Pengguna, Raup Ratusan Juta Dolar, dan Tetap Bebas dari Tekanan

Tanggal: 28 Apr 2025 06:37 wib.
Telegram resmi mencatatkan pencapaian besar di tahun 2024. Aplikasi perpesanan ini kini telah digunakan oleh satu miliar orang di seluruh dunia, sekaligus berhasil mengantongi pendapatan hingga US$547 juta. Pencapaian luar biasa ini diumumkan langsung oleh sang pendiri, Pavel Durov, menandai era baru bagi Telegram sebagai salah satu pemain terbesar di industri komunikasi global.

Angka ini menunjukkan bahwa Telegram mulai mendekati dominasi WhatsApp, yang saat ini memiliki lebih dari 2 miliar pengguna aktif. Jika tren pertumbuhan ini terus berlanjut, WhatsApp diperkirakan akan menembus 3 miliar pengguna pada akhir 2025, namun Telegram jelas menunjukkan tren pertumbuhan yang tidak bisa diabaikan.

Dalam pernyataannya yang dikutip dari TechCrunch, Pavel Durov menyinggung persaingan dengan WhatsApp. Ia menyebut bahwa WhatsApp, layanan yang disebutnya “murah” dan “meniru inovasi Telegram”, telah menghabiskan miliaran dolar AS untuk kampanye lobi dan strategi PR guna memperlambat laju Telegram. Namun menurut Durov, upaya tersebut gagal total. Telegram bukan hanya tumbuh pesat, tapi juga berhasil mencetak keuntungan dan mempertahankan independensinya dari tekanan eksternal.

Telegram Premium, layanan berbayar yang diluncurkan beberapa waktu lalu, turut menjadi pendorong utama profit perusahaan. Berdasarkan data dari DemandSage, saat ini terdapat sekitar 10 juta pelanggan yang telah mendaftar ke layanan premium ini. India menjadi negara dengan kontribusi pengguna terbesar, menyumbang sekitar 45% dari total pengguna Telegram secara global. Sementara di Amerika Serikat, Telegram hanya menguasai 9% pangsa pengguna.

Dari sisi demografi, pengguna Telegram sebagian besar berasal dari kelompok usia 25 hingga 44 tahun, yakni sekitar 53,2% dari total populasi pengguna. Selain itu, pengguna laki-laki mendominasi, dengan perbandingan 58% laki-laki dan 42% perempuan.

Jika dilihat dari durasi penggunaan, pengguna Telegram rata-rata menghabiskan waktu sekitar 3 jam 45 menit per bulan untuk menggunakan aplikasi ini. Angka ini memang masih jauh di bawah WhatsApp, di mana pengguna aktif rata-rata mengakses aplikasi tersebut selama 17 jam 6 menit per bulan, sebagaimana dilaporkan oleh DemandSage.

Namun, Durov menegaskan bahwa pertumbuhan Telegram bukan semata-mata soal angka. Ia mengungkapkan bahwa Telegram terus menghadapi tekanan dari berbagai pemerintah dunia yang berusaha membatasi kebebasan bertukar informasi di platform tersebut. Salah satu insiden besar yang mencuat adalah ketika Durov sendiri ditahan di Prancis pada Agustus 2024. Ia dituduh terlibat dalam penyebaran konten ilegal seperti pornografi anak, perdagangan narkoba, serta distribusi perangkat lunak peretasan melalui Telegram.

Walaupun sempat ditahan, Durov akhirnya dibebaskan kurang dari satu minggu kemudian. Peristiwa ini menjadi titik balik penting bagi Telegram. Perusahaan pun mengambil langkah serius dengan memperkuat moderasi konten di platform mereka, tanpa mengorbankan prinsip dasar mereka terkait kebebasan dan privasi pengguna.

Durov berulang kali menegaskan komitmen Telegram terhadap privasi dan kebebasan berbicara. Ia menjamin bahwa sistem enkripsi end-to-end Telegram akan terus menjaga pertukaran informasi dari segala bentuk intervensi pemerintah atau pihak ketiga. Dalam sebuah pernyataan di tahun 2024 sebelum penangkapannya, Durov menyatakan, "Saya lebih memilih untuk tetap bebas daripada tunduk pada perintah siapa pun."

Pencapaian Telegram ini memperlihatkan bahwa kebutuhan akan platform komunikasi yang mengutamakan privasi dan kebebasan tetap tinggi di seluruh dunia. Dengan model bisnis yang mulai menghasilkan keuntungan nyata, Telegram kini membuktikan bahwa sebuah platform independen masih bisa berkembang pesat tanpa harus bergantung pada konglomerasi besar atau tunduk pada tekanan politik.

Ke depannya, Telegram tampaknya akan semakin memperkuat posisinya, baik dari sisi inovasi teknologi maupun dalam mempertahankan prinsip kebebasan digital. Dengan kombinasi strategi bisnis yang kuat, loyalitas pengguna yang tinggi, dan dedikasi terhadap privasi, Telegram berpotensi menjadi kekuatan yang semakin dominan dalam ekosistem aplikasi global.

Meskipun WhatsApp masih memimpin dalam jumlah pengguna dan durasi penggunaan, Telegram telah mengukir jalannya sendiri sebagai aplikasi pilihan bagi pengguna yang menghargai kebebasan, keamanan, dan inovasi.

Dalam lanskap digital yang terus berubah, keberhasilan Telegram menjadi bukti bahwa konsistensi terhadap nilai inti perusahaan dapat menjadi kunci pertumbuhan jangka panjang, bahkan di tengah persaingan yang sangat ketat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved