Telegram Bersih-Bersih: Perombakan Besar Usai Penangkapan CEO Pavel Durov
Tanggal: 17 Des 2024 16:20 wib.
Aplikasi pesan singkat Telegram mengalami perombakan total setelah CEO Pavel Durov ditangkap di Prancis pada Agustus lalu. Meskipun saat ini Durov sudah bebas bersyarat dengan membayar tebusan senilai 5 juta euro (sekitar Rp 84 miliar), namun layanan yang menjadi pesaing WhatsApp ini semakin mendapat tekanan. Durov yang sebelumnya menolak diatur oleh pemerintah, kini patuh dalam melakukan moderasi konten negatif.
Menurut laporan dari TechCrunch pada Senin, 16 Desember 2024, Telegram telah menghapus 15,5 juta grup dan channel negatif sepanjang tahun 2024. Pemblokiran tersebut dilakukan dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan (AI). Tindakan ini diambil untuk menjaga keamanan dan kenyamanan pengguna serta untuk memenuhi tuntutan otoritas terkait moderasi konten.
Salah satu fokus utama dari pembebasan syarat Durov adalah membersihkan Telegram dari konten-konten berbahaya dan provokatif. Hal inilah yang menjadi alasan utama pemerintah dalam menangkap Durov di awal. Setelah dibebaskan, Durov mengumumkan secara resmi bahwa Telegram akan bersih dari konten ilegal yang meresahkan pengguna. Dan kenyataannya, janji tersebut tampaknya telah ditepati.
Telegram telah menghapus konten-konten terkait penipuan dan terorisme serta meluncurkan laman moderasi khusus sebagai upaya menampung koordinasi moderasi publik. Dikutip dari CNBC Indonesia, penghapusan konten terbanyak dilakukan pada 22 September 2024, dengan lebih dari 203.000 konten yang dihapus. Konten yang paling banyak diblokir adalah terkait kekerasan seksual terhadap anak, mencapai 707.000 konten, dan propaganda terorisme, sebanyak 130.000 konten.
Pengguna Telegram juga diberikan fasilitas untuk melaporkan konten negatif dengan menekan konten tersebut dan memilih opsi 'Report', serta memberikan alasan mengapa konten tersebut dianggap berbahaya atau negatif. Upaya moderasi ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi seluruh pengguna Telegram.
Perombakan besar yang dilakukan oleh Telegram merupakan tindakan yang penting untuk menjaga reputasi dan kepercayaan pengguna terhadap platformnya. Dengan adanya moderasi konten yang lebih ketat, diharapkan Telegram mampu menjaga keamanan dan kenyamanan para pengguna, serta mencegah penyebaran konten negatif yang meresahkan.
Dengan aksi-aksi tegas ini, Telegram juga menunjukkan komitmennya dalam mendukung upaya pemerintah dalam memerangi penyalahgunaan platform digital. Dengan demikian, Telegram dapat menjadi panutan bagi platform pesan singkat lainnya dalam menangani konten berbahaya dan menjaga integritas platform mereka.
Di tengah situasi ini, Telegram juga telah memperkuat tim moderasinya serta meningkatkan kerja sama dengan otoritas yang berwenang. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Telegram dapat terus memperkuat posisinya sebagai salah satu aplikasi pesan singkat terpercaya dan aman bagi para pengguna.
Hal ini juga menunjukkan bahwa Telegram tidak hanya berfokus pada pertumbuhan jumlah pengguna, tetapi juga pada tanggung jawab sosialnya dalam menjaga media digital yang bersih dan aman. Dengan demikian, bisa diprediksi bahwa langkah-langkah moderasi yang dilakukan oleh Telegram akan semakin ditingkatkan ke depannya untuk memastikan kelangsungan dan keselamatan pengguna.