Sumber foto: iStock

Teknologi Keyless Mobil Rentan Dicuri: Ancaman Keamanan yang Diabaikan Industri Otomotif

Tanggal: 9 Mar 2025 14:23 wib.
Di era modern ini, penggunaan teknologi kunci tanpa kunci atau keyless pada kendaraan bermotor semakin menjamur. Teknologi ini menawarkan kenyamanan yang lebih kepada pengguna, menggantikan cara tradisional yang mengandalkan kunci konvensional.

Sayangnya, di balik kemudahan tersebut, ada risiko keamanan yang mengintai. Penelitian yang dilakukan oleh Observer mengungkapkan bahwa industri otomotif telah mengabaikan peringatan tentang potensi pencurian yang mungkin terjadi pada kendaraan dengan teknologi keyless, yang telah menjadi masalah sejak lebih dari satu dekade yang lalu.

Sebuah studi yang menggugah dari para peneliti hukum dan komputer menunjukkan bahwa kendaraan yang menggunakan sistem keyless dan perangkat lunak modern bisa dengan mudah ditembus karena kelemahan sistem keamanan yang ada.

Laporan dari Universitas California dan Universitas Washington pada tahun 2011, mengungkapkan adanya kemungkinan serangan yang dapat dilakukan terhadap perangkat lunak mobil modern. Penyerang dapat menggunakan unit telematika yang telah disusupi untuk membuka pintu dan menghidupkan mesin kendaraan hanya dengan beberapa langkah.

Seperti yang diungkapkan oleh Stephen Mason, seorang pengacara spesialis bukti elektronik dan intersepsi komunikasi, dalam jurnal ilmiah Computer Law and Security Review pada April 2012, sistem keyless sangat rentan terhadap pencurian. Ia menyoroti perlunya produsen untuk segera memperbaiki desain sistem keamanan kendaraan mereka. “Tanpa perbaikan yang berarti, mobil yang menggunakan teknologi ini dapat dicuri tanpa kesulitan berarti dan tanpa perlu memasuki kendaraan secara paksa,” ujarnya.

Kendati beberapa pihak di industri otomotif, termasuk The Society of Motor Manufacturers and Traders (SMMT), mengklaim bahwa mereka telah berusaha memperbaiki masalah keamanan, aktualitasnya menunjukkan bahwa industri kendaraan keyless terjebak dalam persaingan "adu canggih senjata" melawan para pencuri. Mike Hawes, Chief Executive SMMT, menekankan bahwa banyak produsen kendaraan terus berinovasi dengan menghadirkan teknologi baru untuk tetap selangkah lebih maju dari para pelaku kejahatan. Hal ini telah berkontribusi pada penurunan angka pencurian kendaraan dalam 30 tahun terakhir.

Namun, meskipun ada kemajuan teknologi, angka pencurian kendaraan di Inggris dan Wales meningkat pesat. Data terbaru menunjukkan bahwa pencurian dengan cara akses tanpa kunci mengalami lonjakan, membuat beberapa pengemudi menghadapi premi asuransi yang selangit, bahkan mencapai lebih dari 2.000 pounds (sekitar Rp39,5 juta) per tahun. Hasil statistik menunjukkan bahwa pencurian kendaraan pada tahun yang berakhir Maret 2023 berada pada level tertinggi dalam lebih dari satu dekade, membuktikan bahwa situasi keamanan kendaraan semakin memprihatinkan.

Salah satu masalah menarik perhatian adalah perangkat yang disalahgunakan oleh pencuri. Sebuah gadget yang menyerupai konsol permainan yang dikenal sebagai "emulator" telah digunakan dalam praktik pencurian, memungkinkan penjahat untuk mencuri kendaraan hanya dalam waktu 20 detik dengan meniru kunci elektronik. Model kendaraan dari Hyundai dan Kia saat ini menjadi sasaran utama alat ini.

Peralatan ini dijual secara daring dengan harga yang bisa mencapai 5.000 pounds (sekitar Rp98,8 juta), memberikan akses kepada pencuri untuk meretas sistem komputer kendaraan dan memprogram kunci baru tanpa harus berurusan secara langsung dengan pemilik kendaraan. Ironisnya, meski ada upaya oleh polisi untuk menindak pencurian, banyak kasus yang ditutup dengan cepat dalam waktu kurang dari 24 jam, meskipun ada bukti CCTV yang tersedia.

Nick Freeman, seorang pengacara otomotif, menunjukkan keprihatinan terhadap situasi ini, menyatakan bahwa industri telah lalai dalam menghadapi potensi ancaman realistis ini. "Industri otomotif telah diingatkan mengenai bahaya ini sejak teknologi baru ini mulai diperkenalkan, dan jika tidak segera ditangani, akan menjadi masalah serius,” ujarnya. 

Dalam sebuah langkah proaktif, Jaguar Land Rover mengumumkan investasi sebesar 10 juta pounds (Rp197,7 miliar) pada bulan November tahun lalu untuk meningkatkan keamanan pada model-model yang sering dicuri, terutama kendaraan yang diproduksi antara tahun 2018 hingga 2022. Di sisi lain, Hyundai juga menanggapi situasi ini dengan komitmen untuk secara prioritaskan pencegahan pencurian, dengan cara memperbaiki sistem penguncian kunci pintar mereka agar tidak mudah dibobol oleh para penjahat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved