Sumber foto: Google

Teknologi Deepfake Makin Canggih, Apakah Kita Siap Hadapi Manipulasi di Tahun Politik?

Tanggal: 10 Mei 2025 12:09 wib.
Tampang.com | Teknologi kecerdasan buatan (AI) tidak hanya membawa kemudahan, tetapi juga ancaman serius bagi ruang informasi publik. Salah satunya adalah deepfake—teknologi manipulasi wajah dan suara yang mampu menciptakan video palsu seolah-olah seseorang mengatakan atau melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Di tengah tahun politik, potensi penyalahgunaan deepfake untuk membentuk opini atau menjatuhkan lawan politik makin tinggi.

Deepfake: Dari Hiburan ke Alat Propaganda
Awalnya dikenal sebagai teknologi hiburan dan parodi, kini deepfake telah berkembang menjadi alat manipulasi yang sulit dideteksi secara kasat mata. Hanya dalam hitungan menit, AI bisa menghasilkan video yang tampak nyata namun sepenuhnya palsu.

“Teknologi ini bisa digunakan untuk menyebarkan hoaks yang berbahaya secara psikologis dan sosial, apalagi saat masyarakat belum sepenuhnya melek literasi digital,” ujar Fajar Nugroho, peneliti di Lembaga Studi Media Digital.

Ancaman Serius bagi Demokrasi Digital
Di masa pemilu, penyebaran konten deepfake bisa menyesatkan publik dan menciptakan kekacauan. Isu yang menyentuh tokoh politik, kebijakan publik, atau bahkan agama dan identitas tertentu dapat dengan mudah dipelintir melalui video palsu yang seolah nyata.

Kemenkominfo sendiri mengakui bahwa mendeteksi dan menangani konten deepfake masih menjadi tantangan. Alat pendeteksi masih kalah cepat dari perkembangan teknologi penciptanya.

Masyarakat Perlu Lebih Kritis, Bukan Hanya Teknologinya yang Canggih
Langkah pencegahan bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau penyedia platform. Masyarakat perlu dibekali kemampuan untuk memverifikasi informasi, memahami bahwa tidak semua konten visual bisa dipercaya hanya karena tampak meyakinkan.

“Literasi digital harus menjadi fokus utama. Kalau masyarakat tidak diajari cara berpikir kritis terhadap informasi visual, maka kita akan kalah oleh teknologi yang kita buat sendiri,” jelas Fajar.

Apa yang Bisa Dilakukan untuk Melindungi Diri?
Menghindari jebakan deepfake butuh pendekatan kolektif. Dari sisi individu, penting untuk tidak mudah percaya dan selalu mengecek sumber informasi. Dari sisi sistem, dibutuhkan regulasi yang lebih ketat dan transparan dalam mengidentifikasi konten palsu berbasis AI.

Dengan perkembangan AI yang makin masif, bukan hanya teknologinya yang harus diperkuat, tapi juga kesadaran dan ketahanan publik terhadap manipulasi informasi.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved