Sumber foto: Unsplash

Tanda Kiamat, Bos Facebook Warning AI Mau Jadi Tuhan

Tanggal: 1 Jul 2024 21:18 wib.
Mark Zuckerberg, CEO Meta, menyatakan keyakinannya bahwa kecerdasan buatan (AI) seharusnya tidak dianggap sebagai satu-satunya tool utama dan sentral. Ia mengungkapkan bahwa para pesaing di industri AI terkadang kurang terbuka terkait hal ini. Menurutnya, pencipta AI pada umumnya merasa telah menciptakan sesuatu yang setara dengan Tuhan.

Dalam sebuah wawancara dengan Kallaway di YouTube yang dikutip dari TechCrunch pada Senin (1/7/2024), Zuckerberg menjelaskan, "Saya tidak berpikir bahwa teknologi AI seharusnya disembunyikan dan dipakai oleh satu perusahaan saja untuk membangun produk tunggal sebagai pusatnya. Saya merasa sangat kecewa ketika orang-orang di industri teknologi berbicara tentang membangun 'AI yang sejati'."

Dia menambahkan, "Sepertinya mereka berpikir bahwa mereka menciptakan Tuhan atau entitas yang setara. Saya rasa hal ini tidak akan terjadi." Zuckerberg juga menekankan perlunya keberagaman dalam AI untuk mencerminkan kepentingan berbagai individu.

Zuckerberg menyoroti masalah perusahaan yang membangun platform AI yang tertutup, dan menegaskan bahwa ia tidak percaya ini merupakan cara terbaik untuk menciptakan pengalaman terbaik bagi masyarakat. Menurutnya, konsep ini tidak selaras dengan budaya yang mengedepankan kebebasan untuk mencoba hal-hal baru, bukan hanya sekelompok orang yang mendikte segalanya kepada orang lain.

Komentar tersebut juga terkesan seperti sindiran terhadap Apple. Hal ini muncul tak lama setelah laporan mengenai upaya Meta untuk bernegosiasi dengan Apple guna mengintegrasikan AI-nya ke dalam sistem operasi Apple, namun hal ini ditolak. Bloomberg menyampaikan bahwa Apple menolak melanjutkan diskusi formal dengan Meta karena mereka meragukan kekuatan praktik privasi Meta. Tanpa adanya kesepakatan ini, Meta kehilangan akses ke miliaran pengguna iPhone di seluruh dunia.

Meskipun begitu, Meta tampaknya memiliki rencana lain untuk memperluas ekosistem teknologinya melewati smartphone. Zuckerberg menyebutkan kemajuan Meta dengan kacamata pintar Ray-Ban Meta, dan mengindikasikan bahwa produk tersebut suatu hari nanti akan menyatu dengan fungsi-fungsi yang saat ini dijalankan dalam tampilan holografik penuh.

Zuckerberg juga memprediksi bahwa ada tiga produk berbeda sebelum konvergensi Meta, yaitu kacamata pintar tanpa layar, jenis layar head-up, dan layar holografik penuh. Dia menjelaskan bahwa suatu saat nanti, orang mungkin menggunakan gelang yang menerima sinyal dari otak untuk berkomunikasi dengan antarmuka saraf melalui gerakan tangan, dan seiring waktu, orang juga bisa mengetik.

Namun, Zuckerberg menegaskan bahwa meskipun teknologi ini memiliki potensi besar, ia tidak yakin bahwa pengalaman AI ini langsung akan menggantikan penggunaan smartphone. Menurutnya, dalam sejarah teknologi, platform baru biasanya tidak sepenuhnya menggantikan platform lama, hanya saja penggunaannya menjadi lebih sedikit.

Mengutip pendapat Zuckerberg, teknologi AI harus dipandang sebagai alat bantu yang harus digunakan secara bijak. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pendekatan yang terbuka terhadap pengembangan AI, sehingga tidak hanya satu entitas yang diberi kekuasaan untuk mengendalikan. Dengan adanya keberagaman dalam pengembangan AI, diharapkan teknologi ini tidak hanya memberi manfaat bagi satu pihak, namun dapat mencerminkan kebutuhan dan kepentingan masyarakat yangberagam.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved