Sumber foto: Google

Studi Terbaru Menyoroti Pekerja Perempuan Paling Rentan Terhadap Persaingan Dengan Kecerdasan Buatan

Tanggal: 25 Sep 2024 13:50 wib.
Tampang.com | Dalam sebuah studi terbaru, para peneliti menemukan bahwa pekerja perempuan dianggap sebagai kelompok yang paling rentan terhadap persaingan yang ditimbulkan oleh kecerdasan buatan (AI). Temuan ini menyoroti dampak signifikan teknologi modern terhadap tenaga kerja, terutama dalam konteks gender dan pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan di berbagai sektor.

Studi ini mengungkapkan bahwa perempuan yang bekerja di bidang-bidang seperti administrasi, layanan pelanggan, dan sektor lainnya yang berfokus pada tugas-tugas repetitif lebih berisiko kehilangan pekerjaan mereka akibat otomatisasi yang didorong oleh AI. “Kecerdasan buatan semakin banyak digunakan untuk menggantikan pekerjaan yang dapat dilakukan oleh manusia, dan sayangnya, perempuan cenderung terwakili dalam sektor-sektor tersebut,” ujar salah satu peneliti yang terlibat dalam studi ini.

Dampak Sosial dan Ekonomi
Keadaan ini berpotensi menimbulkan dampak sosial dan ekonomi yang serius. Dengan banyaknya perempuan yang mungkin kehilangan pekerjaan, terdapat kekhawatiran akan meningkatnya ketimpangan ekonomi dan sosial. “Kita perlu mempertimbangkan langkah-langkah untuk memastikan bahwa perempuan tidak hanya dipandang sebagai korban dalam era otomatisasi ini, tetapi juga sebagai bagian dari solusi,” tambah peneliti tersebut.

Lebih lanjut, studi ini mengindikasikan perlunya kebijakan pemerintah dan perusahaan untuk beradaptasi dengan perubahan ini. Pelatihan ulang dan pendidikan yang ditujukan khusus untuk perempuan di sektor-sektor yang rentan terhadap otomatisasi dapat menjadi solusi untuk meningkatkan keterampilan mereka.

Peran Perempuan dalam Era Digital
Di sisi positif, perubahan teknologi juga membuka peluang baru bagi perempuan untuk berpartisipasi dalam bidang-bidang yang lebih berkembang, seperti teknologi informasi dan digital marketing. Dalam konteks ini, penting bagi perempuan untuk mendapatkan akses ke pendidikan dan pelatihan yang relevan.

“Pemberdayaan perempuan di bidang teknologi sangat penting. Dengan mempersiapkan mereka untuk posisi yang lebih relevan dalam dunia kerja yang didominasi oleh teknologi, kita dapat meminimalkan dampak negatif dari otomatisasi,” ujar seorang aktivis perempuan yang terlibat dalam gerakan pemberdayaan.

Studi ini menjadi pengingat akan tantangan yang dihadapi oleh pekerja perempuan dalam era kecerdasan buatan. Dengan pergeseran teknologi yang cepat, perlunya perhatian serius terhadap kebijakan yang mendukung pengembangan keterampilan dan pemberdayaan perempuan menjadi semakin mendesak. Hanya dengan cara ini, kita dapat memastikan bahwa perempuan tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku aktif dalam dunia kerja yang baru ini.

Kedepannya, dialog yang melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil, sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang adil dan inklusif bagi semua.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved