Steve Wozniak Sindir Elon Musk: Bos Teknologi Seharusnya Tak Terjun ke Politik!
Tanggal: 8 Mar 2025 14:10 wib.
Steve Wozniak, yang juga merupakan salah satu pendiri Apple, baru-baru ini melontarkan kritik yang cukup tajam kepada Elon Musk. Dalam pandangan Wozniak, keterlibatan bos-bos teknologi seperti Musk dalam dunia politik bukanlah langkah yang bijak. Ia menekankan bahwa latar belakang dan keterampilan yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan teknologi sangat berbeda dengan yang dibutuhkan dalam arena politik.
Pernyataan ini disampaikan Wozniak di hadapan publik saat ia hadir dalam pameran developer Talent Arena yang berlangsung seiring dengan Mobile World Congress 2025 yang diadakan di Barcelona, Spanyol. Kedatangannya ke acara bergengsi itu tidak hanya untuk memamerkan inovasi terbaru, tetapi juga untuk berbagi pandangannya tentang isu-isu terkini yang dihadapi oleh industri teknologi dan politik.
Dalam komentarnya, Wozniak mengakui bahwa perusahaan teknologi memang seringkali melobi para politisi demi kepentingan mereka sendiri, tetapi ia merasa sangat khawatir melihat sosok-sosok yang berpengaruh di dunia teknologi ikut-ikutan terjun langsung ke dalam dunia politik. “Saya rasa keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia politik sangat berbeda dengan keterampilan yang diperlukan dalam perusahaan teknologi,” ungkapnya tegas. Pernyataan ini diambil dari wawancara yang dilansir oleh Forbes pada tanggal 7 Maret 2025.
Hal ini menjadi semakin relevan ketika Wozniak menyebutkan bahwa meskipun ada argumentasi yang menyatakan bahwa menjalankan pemerintahan bisa saja dilakukan layaknya mengelola bisnis, ia pribadi tidak yakin bahwa Elon Musk mampu melaksanakannya dengan baik. Kritik ini merujuk pada posisi Musk sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang didirikan oleh Presiden Donald Trump. Dalam pandangan Wozniak, pendekatan yang berbeda dalam kepemimpinan bisa jadi menjadi sumber masalah yang besar ketika dilakukan di ranah pemerintahan.
Wozniak menegaskan kembali pentingnya pendekatan kolaboratif dalam pengelolaan perusahaan. “Ketika Anda menjalankan sebuah bisnis, Anda mencari konsensus dan mengajak orang-orang untuk berbagi ide,” ujarnya. Ia memperjelas bahwa dalam lingkungan kerja, jika separuh dari karyawan merasa satu arah dan yang lainnya berseberangan, suatu negosiasi dan kompromi adalah langkah penting untuk mencapai kesepakatan.
Pendekatan ini, menurutnya, sangat bertolak belakang dengan gaya kepemimpinan Musk yang cenderung objektif dan langsung, di mana ia menghapus semua masalah yang ada dan memulai hal-hal baru. Strategi ini, kata Wozniak, sangat tidak cocok diterapkan dalam konteks pemerintahan.
Kondisi ini pun mencerminkan saat-saat yang krusial dalam hubungan antara Silicon Valley dan Washington. Batasan antara industri teknologi dan pemerintah kini semakin blur, terutama selama masa pemerintahan Trump yang kedua. Beberapa pemimpin teknologi telah mengambil peran formal maupun informal di dalam pemerintahan, yang menciptakan sebuah konteks di mana pengaruh mereka terhadap kebijakan publik semakin kuat.
Salah satu contoh jelas dari fenomena ini adalah penunjukan Elon Musk sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE). Ini merupakan posisi yang memberikan kekuatan tanpa preseden kepada Musk sebagai salah satu orang terkaya di dunia untuk mempengaruhi keputusan pemerintah federal. Sementara itu, tidak hanya Musk, Peter Thiel, salah satu pendiri PayPal dan investor awal Facebook, juga memiliki hubungan yang sangat dekat dengan pemerintah, yang menambah kompleksitas dalam dinamika ini.
Tren yang muncul ini bisa dilihat sebagai evolusi signifikan dalam cara perusahaan-perusahaan teknologi berinteraksi dengan pemerintah. Pendekatan lobi tradisional yang selama ini dilakukan oleh banyak perusahaan teknologi mulai mengalami transformasi dengan adanya keterlibatan langsung dari para pemimpin industri di dalam proses pengambilan keputusan.
Berbagai langkah ini memicu perdebatan yang lebih luas mengenai batasan pengaruh korporasi dalam pembuatan kebijakan publik. Selain itu, melibatkan pemimpin bisnis dalam politik juga berpotensi menciptakan ketegangan antara kepentingan bisnis dan kepentingan rakyat.
Pertanyaan besar yang muncul adalah, siapa yang sebenarnya diuntungkan dalam hubungan yang semakin dekat ini antara industri teknologi dan pemerintah? Banyak kalangan menganggap bahwa adanya interaksi yang lebih erat ini dapat mempercepat proses inovasi, sedangkan di sisi lain, ada pula yang merasa bahwa hal ini akan merugikan transparansi dan akuntabilitas pemerintah.
Apapun pandangan orang-orang mengenai isu ini, satu hal yang pasti adalah bahwa kritik Wozniak terhadap Elon Musk memberikan sebuah perspektif yang berbeda dan patut diperhatikan. Mengingat pentingnya dan dampak dari keputusan yang diambil oleh pemimpin-pemimpin di sektor teknologi, penting untuk terus mendiskusikan bagaimana peran mereka dalam konteks legislatif dan politik dapat berdampak langsung kepada masyarakat.