Sumber foto: Cryptopolitan

Startup AI Misterius Ini Langsung Dilirik Google & Nvidia, Apa Hebatnya Safe Superintelligence?

Tanggal: 15 Apr 2025 05:37 wib.
Sebuah startup baru di dunia kecerdasan buatan (AI) tiba-tiba mencuri perhatian para raksasa teknologi Amerika Serikat. Meski baru berdiri beberapa bulan, Safe Superintelligence (SSI) langsung mencetak sejarah sebagai salah satu perusahaan AI dengan valuasi paling fantastis di dunia—dan kini berada dalam radar perusahaan sebesar Google dan Nvidia.

Nama SSI sebelumnya nyaris tak terdengar di kalangan publik maupun media. Namun itu semua berubah drastis ketika pendiri startup ini diketahui adalah Ilya Sutskever, salah satu otak utama di balik kesuksesan awal OpenAI. Sosok Sutskever sudah lama dikenal sebagai ilmuwan visioner di bidang AI, yang terlibat dalam pengembangan teknologi pembelajaran mesin paling mutakhir.

Kini, dengan pengalaman dan reputasinya, Sutskever berhasil melambungkan startup barunya ke tingkat luar biasa: valuasi mencapai US$32 miliar atau sekitar Rp537 triliun, dalam putaran pendanaan terbaru yang dipimpin oleh Greenoaks.

Google dan Nvidia Berebut Peluang

Melihat potensi luar biasa yang dimiliki SSI, dua raksasa teknologi global—Alphabet (induk perusahaan Google) dan Nvidia—bergerak cepat. Mereka resmi menjadi investor di startup ini. Google bahkan mengambil langkah yang sangat jarang terjadi: menjual chip kecerdasan buatan andalannya, TPU (Tensor Processing Unit), kepada pihak luar—dalam hal ini, ke Safe Superintelligence.

Perlu diketahui, TPU adalah ciptaannya sendiri yang selama ini hanya digunakan secara eksklusif dalam pengembangan teknologi internal Google. Keputusan untuk membuka akses ini menandakan betapa pentingnya posisi SSI dalam peta kekuatan AI global saat ini.

“Tarik-menarik antar pengembang model AI besar kini makin kuat, dan SSI menjadi salah satu magnetnya,” ujar Darren Mowry, Managing Director Kemitraan Startup Google Cloud, seperti dikutip dari Reuters (14 April 2025).

Pilihan Berani: Menolak GPU Nvidia?

Yang mengejutkan, meski Nvidia adalah penguasa pasar chip AI, SSI memilih mengutamakan TPU milik Google ketimbang GPU Nvidia dalam pengembangan model mereka. Keputusan ini menarik, mengingat sebagian besar startup AI saat ini masih sangat bergantung pada GPU dari Nvidia.

Namun Nvidia tampaknya tidak terlalu risau. Untuk menjaga posisi strategisnya di ekosistem startup AI, Nvidia tetap ikut berinvestasi di Safe Superintelligence. Dengan demikian, kedua raksasa ini—yang sejatinya juga bersaing satu sama lain—sama-sama mengamankan pijakan di dalam satu startup yang diyakini akan menjadi pusat inovasi AI generasi selanjutnya.

Perang Dingin Baru di Dunia AI

Apa yang terjadi dengan SSI hanyalah bagian kecil dari persaingan besar di industri kecerdasan buatan. Perusahaan penyedia layanan cloud seperti Google, Microsoft, dan Amazon kini tidak hanya menjual infrastruktur, tetapi juga berperan aktif sebagai investor di startup AI yang menjanjikan.

Langkah ini bukan hanya soal cuan. Mereka juga melihat peluang untuk mengamankan pelanggan strategis yang akan menggunakan layanan cloud mereka dalam jangka panjang. Misalnya, Google dan Amazon telah lebih dulu menyuntik dana ke Anthropic, pesaing utama OpenAI saat ini. Sementara Microsoft dikenal sebagai investor awal sekaligus mitra strategis utama dari OpenAI.

Bahkan Nvidia, yang selama ini dikenal lebih fokus pada perangkat keras, kini juga ikut menanam investasi ke berbagai startup AI, termasuk xAI milik Elon Musk dan OpenAI sendiri. Semua ini menunjukkan satu hal: masa depan AI sangat kompetitif, dan setiap pihak berlomba memegang kendali atas inovasi berikutnya.

SSI: Harapan Baru AI yang Aman?

Nama "Safe Superintelligence" sendiri mencerminkan misi unik startup ini. SSI tidak hanya fokus menciptakan AI yang kuat, tetapi juga menjaga keamanannya bagi umat manusia. Ini merupakan reaksi terhadap kekhawatiran global akan potensi AI yang tidak terkendali—isu yang belakangan makin ramai dibahas para ilmuwan, pemerintah, dan tokoh masyarakat.

Dengan pengalaman Ilya Sutskever sebagai pendiri dan dengan sokongan teknologi serta dana dari dua raksasa terbesar, SSI berpotensi besar menjadi salah satu pelopor dalam pengembangan AI supercanggih yang etis dan bertanggung jawab.

Tren Masa Depan: AI sebagai Senjata Strategis

Investasi besar-besaran ke startup seperti SSI menjadi bukti bahwa AI bukan lagi sekadar teknologi masa depan, tapi juga senjata strategis bagi negara dan korporasi global. Mereka yang menguasai AI, akan menguasai banyak hal: data, pasar, bahkan kebijakan.

SSI saat ini mungkin masih dalam tahap awal, tapi langkah-langkah yang mereka ambil dan minat yang mereka tarik menunjukkan bahwa startup ini bisa menjadi “kuda hitam” dalam peta persaingan global AI.

Dengan dukungan penuh dari nama-nama besar dan dipimpin oleh otak AI paling brilian di generasinya, Safe Superintelligence sedang menuju satu hal: menjadi pusat inovasi AI paling disegani di dunia.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved