Sumber foto: Goggle

Starlink Mini: Potensi Bisnis Elon Musk di Indonesia

Tanggal: 30 Jun 2024 21:15 wib.
Pada masa depan yang semakin canggih dan terkoneksi, teknologi internet melalui satelit menjadi salah satu terobosan yang penting. Dengan kedatangan Starlink Mini yang lebih terjangkau, masyarakat Indonesia diprediksi akan semakin bergantung pada layanan internet dari Elon Musk. Kabarnya, Elon Musk berpotensi meraup pendapatan minimal Rp2,2 triliun per bulan dari pasar Indonesia, dengan menghadirkan layanan dan perangkat internet yang semakin terjangkau.

Menurut Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), antena ground segment Starlink yang disiapkan oleh Elon Musk akan dijual dengan harga 50% lebih murah dibandingkan perangkat yang sudah ada saat ini. Hal ini tentu saja akan membuat layanan internet satelit semakin terjangkau bagi masyarakat, terutama di wilayah yang sulit terjangkau oleh layanan internet konvensional.

Sekretaris Umum APJII, Zulfadly Syam, berpendapat bahwa pemerintah kurang memahami besarnya potensi pasar yang akan diambil oleh Elon Musk. Berdasarkan survei APJII, 79,5% dari total populasi Indonesia memiliki akses internet, menciptakan pasar potensial sebesar 221 juta pengguna internet di Indonesia. Dengan berbagai teknologi yang dimiliki, Elon Musk diprediksi akan mencoba mengambil minimal 10% dari jumlah pengguna internet tersebut, setara dengan 22 juta pengguna.

Dengan asumsi keuntungan minimal Rp100.000 per perangkat atau layanan yang terjual, maka APJII memperkirakan bahwa keuntungan yang akan diperoleh Elon Musk setiap bulan mencapai Rp2,2 triliun. Hal ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki oleh layanan internet satelit Starlink di pasar Indonesia.

Namun, APJII juga menyoroti kelirunya pemerintah dalam pengaturan sumber daya yang mudah diserahkan kepada Elon Musk, yang berpotensi mendapatkan keuntungan besar dari pasar Indonesia. Pihak APJII juga menyinggung pentingnya layanan Starlink untuk puskesmas di wilayah terpencil, terluar, dan tertinggal. Meskipun potensi pasar di wilayah tersebut belum semaksimal seperti di wilayah perkotaan, kehadiran layanan internet satelit dapat membuka akses internet di daerah-daerah tersebut.

Meskipun begitu, Jerry Mangasas Swandy dari Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) menekankan bahwa banyak negara di dunia, kecuali China, melarang layanan Starlink karena alasan keamanan dan perlindungan industri domestik. Hal ini menunjukkan bahwa kehadiran layanan internet satelit oleh perusahaan asing seperti Starlink juga mendapatkan tantangan di sejumlah negara.

Untuk memperluas jangkauan layanannya, Elon Musk berencana meluncurkan Starlink Mini dalam beberapa bulan ke depan. Perangkat ini dirancang semakin kecil dan portabel sehingga mudah dibawa ke mana-mana. Diharapkan, kehadiran Starlink Mini dapat membawa perubahan yang signifikan dalam konektivitas internet di Indonesia.

Dengan kehadiran Starlink Mini yang terjangkau dan dapat diakses dengan mudah, potensi pasar layanan internet satelit di Indonesia semakin terbuka lebar. Pasar internet di Indonesia menjadi semakin menarik bagi perusahaan teknologi global seperti Starlink, yang diyakini akan menciptakan peluang bisnis yang besar dan memberikan dampak positif bagi akses internet di berbagai wilayah, terutama yang sulit terjangkau oleh internet konvensional.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved