Starlink Harus Penuhi Syarat-Syarat Ini agar Bisa Beroperasi di Indonesia, Menkominfo: Tidak Ada yang Gratis.
Tanggal: 26 Apr 2024 15:48 wib.
Perusahaan internet asal Amerika Serikat, Starlink, tengah menjalani proses perizinan untuk menjalankan layanan internet di Indonesia. Upaya ini sejalan dengan persyaratan yang ditegaskan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi, dimana ia menegaskan bahwa Starlink harus mematuhi regulasi Indonesia dan membayar Biaya Hak Penggunaan Frekuensi.
Sebelumnya, Starlink telah mengajukan perizinan sebagai penyelenggara layanan Very Small Aperture Terminal (VSAT) dan Internet Service Provider (ISP) di Indonesia. Hal ini menandakan komitmen perusahaan dalam mematuhi semua persyaratan yang berlaku di Indonesia sebelum beroperasi.
Menteri Budi Arie Setiadi menegaskan kembali bahwa pemerintah Indonesia tidak akan mengizinkan layanan internet dari luar untuk beroperasi tanpa memenuhi berbagai aturan yang berlaku. Ia juga menekankan bahwa tidak ada yang gratis dalam hal penyelenggaraan layanan internet di Indonesia.
Salah satu langkah yang telah diambil oleh Starlink adalah melakukan uji layak operasi (ULO) sebelum beroperasi secara penuh di Indonesia. Hal ini sesuai dengan regulasi yang berlaku dan menunjang keamanan serta kualitas layanan yang akan ditawarkan kepada masyarakat.
Seiring dengan upaya Starlink untuk memenuhi segala persyaratan yang ditegaskan oleh pemerintah, perusahaan ini juga telah melakukan kolaborasi dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Kolaborasi ini mencerminkan komitmen Starlink untuk berkontribusi dalam meningkatkan akses internet di Indonesia dengan mematuhi seluruh aturan yang berlaku.
Selain itu, adanya konstelasi satelit Starlink di ketinggian 550 kilometer di atas permukaan bumi dapat membantu dalam menyediakan akses internet di wilayah-wilayah terpencil atau yang sulit dijangkau oleh jaringan kabel optik. Dengan demikian, hal ini dapat mengurangi kesenjangan akses internet antar wilayah di Indonesia.
Menyediakan layanan internet melalui ribuan konstelasi satelit Low Earth Orbit (LEO), Starlink diklaim dapat menyediakan layanan internet murah dan super cepat. Harga langganan untuk paket rumahan Starlink dibanderol dengan biaya Rp750.000 per bulan, serta pelanggan membutuhkan perangkat keras atau antena yang dipatok dengan harga Rp7.800.000.
Kebijakan harga ini dapat menjadi pilihan yang menguntungkan bagi masyarakat terutama di wilayah yang sulit dijangkau oleh jaringan kabel optik. Namun, kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan akses internet yang adil dan merata di seluruh wilayah Indonesia tetap menjadi sorotan penting dalam proses perizinan ini.
Dalam konteks ini, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia juga telah berkolaborasi dengan PT. Starlink Services Indonesia, sebagai upaya untuk memastikan bahwa kehadiran Starlink dapat memberikan manfaat untuk ekosistem internet di Indonesia. Kolaborasi ini diharapkan dapat berkontribusi dalam meningkatkan akses internet serta kerja sama infrastruktur yang saling mendukung antar penyedia layanan.
Dengan hal ini, terbuka peluang bagi Starlink untuk bersaing secara sehat di bisnis internet di Indonesia, selama perusahaan tersebut memenuhi semua kewajiban serta aturan yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. Dukungan kolaborasi dan regulasi yang tepat dapat membantu dalam memastikan bahwa layanan internet dari luar negeri dapat beroperasi dengan memperhatikan aspek-aspek penting terkait keamanan, kualitas, dan ketersediaan akses internet yang merata di seluruh wilayah Indonesia.