Sumber foto: iStock

Starlink Gandeng Airtel, Siap Gempur Dominasi Reliance Jio di India!

Tanggal: 15 Mar 2025 13:36 wib.
Tampang.com | Starlink, layanan internet berbasis satelit yang dimiliki oleh Elon Musk, baru saja mengumumkan kerjasama strategisnya dengan Airtel, sebuah perusahaan telekomunikasi yang menduduki peringkat kedua di India. Kesepakatan ini bertujuan untuk memperkenalkan layanan internet satelit ke negara dengan populasi terbesar di dunia, menambah ketatnya persaingan di pasar telekomunikasi India yang sudah sangat dinamis. Dengan langkah ini, Starlink berpotensi menjadi ancaman besar bagi Reliance Jio, perusahaan telekomunikasi terbesar di India sekaligus milik Mukesh Ambani, orang terkaya di Asia.

Kolaborasi antara Starlink dan Airtel ini tidak hanya menyediakan akses internet satelit, namun juga memanfaatkan jaringan ritel Airtel yang luas untuk distribusi perangkat Starlink di seluruh India. Ini juga menandakan bahwa Starlink kini lebih mudah dalam memperoleh izin dari pemerintah setempat untuk menjalankan operasionalnya, suatu hal yang cukup penting mengingat kompleksitas regulasi di negara tersebut.

Dalam pernyataan terbarunya, Airtel mengungkapkan bahwa kedua pihak akan mereview kemungkinan pemanfaatan infrastruktur jaringan masing-masing untuk meningkatkan jangkauan layanan. Meskipun demikian, rincian lebih lanjut mengenai kerjasama ini masih minim. Selain itu, Airtel juga tertarik untuk menjajaki penawaran layanan Starlink kepada pelanggan bisnis dan individual yang ada di jaringan mereka.

Pengumuman kerjasama ini muncul seiring dengan pertemuan antara Perdana Menteri India, Narendra Modi, dan Elon Musk beberapa minggu sebelumnya di Washington. Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas beragam isu penting mulai dari eksplorasi luar angkasa, mobilitas, hingga inovasi teknologi yang dapat menguntungkan kedua negara.

Namun perjalanan Starlink di India tidaklah mulus. Perusahaan ini sudah lama memiliki niatan untuk memperluas layanannya ke pasar India, tetapi ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi, terutama dari pihak Reliance Jio. Dalam beberapa waktu terakhir, telah terjadi ketegangan antara Starlink dan Jio terkait regulasi dan spektrum untuk layanan satelit di India. Dikabarkan bahwa Reliance mendesak pemerintah untuk melakukan pelelangan mengenai pemanfaatan spektrum, sementara Starlink lebih memilih alokasi administratif. Ketika pemerintah menunjukkan dukungannya kepada Musk, hal ini menimbulkan kekhawatiran dari pihak Jio yang khawatir akan kehilangan dominasi atas rincian layanan yang mereka tawarkan.

Mukesh Ambani, pemilik Reliance Jio, sangat menyadari bahwa mereka telah berinvestasi lebih dari US$19 miliar (sekitar Rp312 triliun) untuk mendapatkan spektrum dalam pelelangan gelombang udara. Dengan adanya kerjasama antara Starlink dan Airtel, Ambani khawatir bahwa pelanggannya akan beralih ke layanan yang ditawarkan oleh Starlink dan mengurangi pangsa pasar mereka. Dalam jangka panjang, ini bisa berpotensi merugikan Jio, terutama untuk klien yang memerlukan layanan data dan suara.

Di tengah persaingan yang kian sengit ini, Airtel juga tidak tinggal diam. Mereka juga memiliki kontrak distribusi dengan Eutelsat, sebuah grup satelit global, di mana entitas induk Airtel memiliki kepemilikan saham. Salah satu armada milik Eutelsat, yaitu OneWeb, telah mendapatkan persetujuan dari regulator antariksa India untuk meluncurkan layanan pita lebar satelit di negara tersebut. Kerjasama ini menunjukkan bahwa tidak hanya Starlink yang berupaya memperluas pengaruhnya di India, tetapi juga pesaing lainnya, sehingga menambah kompleksitas persaingan di sektor telekomunikasi India.

Persaingan di sektor telekomunikasi India memang sangat ketat. Pada tahun lalu, Reliance Jio meluncurkan layanan 5G yang sangat diminati oleh masyarakat. layanan tersebut menawarkan kecepatan data yang sangat tinggi dan latensi yang rendah, menjadikannya pilihan menarik bagi pengguna di ruang digital yang terus berkembang. Namun, dengan masuknya Starlink ke dalam pasar, ada potensi bagi konsumen untuk memiliki alternatif lain yang juga menarik, terutama di daerah yang kurang terlayani oleh infrastruktur telekomunikasi yang ada.

Dalam konteks ini, Analis pasar menyatakan bahwa langkah Starlink untuk bekerja sama dengan Airtel bisa jadi merupakan strategi untuk memperkuat posisinya di pasar. Dengan memanfaatkan jaringan distribusi dan infrastruktur yang sudah mapan dari Airtel, Starlink berpeluang untuk menjangkau lebih banyak konsumen dalam waktu yang lebih singkat. Sementara itu, Reliance Jio harus memikirkan langkah strategis lebih lanjut untuk mempertahankan pangsa pasar dan melindungi investasinya.

Dengan pergeseran dinamika ini, Indonesia dan India terlihat menjadi pasar yang sangat menggiurkan dan menjanjikan bagi penyedia layanan internet. Dengan penduduk yang sangat besar dan kebutuhan akan layanan digital yang terus meningkat, kompetisi dalam sektor telekomunikasi akan semakin panas. Kita juga dapat melihat bagaimana regulasi, kebijakan pemerintah, dan dinamika pasar akan mempengaruhi bagaimana Starlink dan perusahaan telekomunikasi lainnya beroperasi di India di masa mendatang. 

Satu hal yang pasti, persaingan ini akan sangat menarik untuk diikuti dan bisa membawa dampak besar bagi konsumen, terutama dalam hal akses dan kualitas layanan internet di India.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved