Sumber foto: iStock

Starlink Dikepung! Muncul Penantang Baru dari China, Eropa, hingga Amerika Sendiri

Tanggal: 28 Apr 2025 06:36 wib.
Dominasi Starlink dalam layanan internet satelit mulai menghadapi tekanan dari berbagai arah. Kini, tak hanya pesaing dari Amerika Serikat, tetapi juga dari China dan Eropa yang ambisius menantang kedigdayaan Starlink milik SpaceX.

Salah satu pesaing yang tengah naik daun adalah SpaceSail, layanan internet satelit berbasis di China yang mendapat dukungan penuh dari pemerintah Tiongkok. SpaceSail sudah memulai ekspansi globalnya dengan mengoperasikan layanan di Kazakhstan dan baru-baru ini menandatangani kesepakatan untuk memasuki pasar Brasil. Tak berhenti di situ, SpaceSail dilaporkan tengah bernegosiasi untuk melebarkan sayap ke lebih dari 30 negara lainnya.

Dengan target ambisius, SpaceSail berencana meluncurkan hingga 15.000 satelit orbit rendah Bumi (LEO) pada tahun 2030. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas jaringan sekaligus memperluas cakupan layanannya, menandingi skala konstelasi Starlink yang saat ini sudah mengorbitkan ribuan satelit.

Sementara itu di Eropa, perusahaan satelit asal Prancis, Eutelsat, juga mulai diperhitungkan. Pada Maret lalu, saham Eutelsat melonjak hampir 390% setelah muncul kabar bahwa Starlink berencana menarik diri dari Ukraina, memberikan ruang bagi Eutelsat untuk menggantikan posisinya.

Pada tahun 2023, Eutelsat bergabung dengan OneWeb, perusahaan satelit asal Inggris. Kombinasi ini membuat Eutelsat-OneWeb menjadi operator satelit terbesar ketiga di dunia berdasarkan pendapatan, memperkuat posisinya dalam persaingan global menghadapi Starlink.

Persaingan Memanas di Amerika Serikat Sendiri

Menariknya, tantangan untuk Starlink bukan hanya datang dari luar negeri. Di tanah kelahirannya sendiri, Amerika Serikat, mulai muncul kompetitor baru yang mendapat sorotan publik. Salah satunya adalah AST SpaceMobile, perusahaan berbasis di Texas yang mengembangkan layanan satelit untuk konektivitas langsung ke perangkat seluler.

Yang membuat situasi semakin menarik, Brendan Carr, anggota Komisi Komunikasi Federal (FCC) yang sebelumnya dikenal sebagai pendukung setia Starlink, kini secara terbuka menunjukkan dukungannya kepada AST SpaceMobile. Melalui akun pribadinya di platform X, Carr membagikan kunjungannya ke kantor pusat AST SpaceMobile di Midland, Texas, didampingi oleh Senator Republik Ted Cruz.

Dalam unggahannya, Carr menegaskan pentingnya kehadiran AST SpaceMobile dalam menciptakan lapangan kerja dan memperkuat pertahanan nasional Amerika, terutama dalam menghadapi ambisi internet satelit yang didukung China. Ia bahkan menyebut AST SpaceMobile sebagai kunci untuk memastikan Amerika tetap unggul di sektor ini.

CEO AST SpaceMobile, Abel Avellan, membalas dukungan tersebut dengan menyatakan kebanggaannya menjadi perusahaan berbasis Texas yang fokus membangun dan menguji teknologi satelit buatan AS.

Namun, meskipun mendapatkan dukungan politik, AST SpaceMobile masih menghadapi tantangan regulasi. Saat ini, perusahaan baru mendapatkan izin FCC untuk mengoperasikan lima satelit pertama mereka yang diberi nama BlueBird. Untuk bisa beroperasi secara penuh, mereka masih harus mengamankan lisensi tambahan untuk meluncurkan dan mengelola 243 satelit lainnya.

AST SpaceMobile juga tengah mempersiapkan peluncuran prototipe baru BlueBird yang lebih bertenaga. Namun, peluncuran tersebut harus ditunda hingga Juli 2025 oleh Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO), yang semula dijadwalkan pada kuartal kedua tahun ini.

Bersaing Langsung dengan Starlink dan Project Kuiper

Waktu menjadi faktor kritis bagi AST SpaceMobile. Mitra mereka di Eropa dan Jepang meminta agar jaringan satelit untuk konektivitas mobile dapat beroperasi pada tahun 2026. Untuk mewujudkannya, AST SpaceMobile harus memiliki minimal 45 hingga 60 satelit aktif di orbit agar dapat menawarkan layanan konektivitas seluler yang stabil di Amerika Serikat.

Di saat bersamaan, Starlink juga tengah mempersiapkan peluncuran layanan konektivitas seluler hasil kerja sama dengan T-Mobile, yang dijadwalkan akan resmi beroperasi pada Juli 2025. Ini membuat kompetisi di sektor satelit seluler semakin ketat.

Menanggapi dinamika ini, Brendan Carr menegaskan bahwa dukungannya kini bukan hanya untuk Starlink, tetapi untuk inovasi satelit generasi baru secara umum. Ia juga mendorong FCC agar menyederhanakan regulasi untuk mendukung Starlink dan pesaing lainnya seperti Project Kuiper milik Amazon, demi menjaga daya saing Amerika di sektor internet satelit global.

Lebih jauh, Carr mendesak negara-negara Eropa untuk mempertimbangkan adopsi layanan Starlink daripada memilih alternatif dari China, demi menjaga keamanan data dan kedaulatan digital di tengah ketegangan geopolitik yang semakin memanas.

Dengan perkembangan terbaru ini, masa depan internet berbasis satelit tampak semakin dinamis dan kompetitif. Munculnya pemain baru dari China, Eropa, dan dalam negeri AS sendiri memberikan warna baru dalam industri ini. Starlink kini tak lagi sendirian di puncak, dan persaingan global untuk mendominasi ruang angkasa baru saja dimulai.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved