Sumber foto: iStock

SoftBank All In untuk OpenAI: Ambisi Rp16.000 Triliun Menuju Kecerdasan Buatan Super 10.000 Kali Lebih Pintar dari Manusia

Tanggal: 30 Jun 2025 10:06 wib.
Perusahaan teknologi asal Jepang, SoftBank, kembali menunjukkan langkah besar dalam dunia kecerdasan buatan. CEO mereka yang visioner, Masayoshi Son, menyatakan bahwa perusahaannya kini berkomitmen sepenuhnya dalam mendukung OpenAI, perusahaan AI yang dipimpin oleh Sam Altman.

Dalam pernyataan terbaru yang dilansir oleh CNBC pada Jumat (27/6/2025), Son menegaskan bahwa SoftBank "all in" dalam proyek kolaborasi ini, dengan tujuan membangun Artificial Superintelligence (ASI) — bentuk AI yang disebut-sebut akan 10.000 kali lebih cerdas dari manusia. Komitmen ini disertai investasi raksasa dalam berbagai lini proyek strategis, termasuk pembangunan infrastruktur hingga pengembangan chip.

Investasi Fantastis SoftBank untuk Masa Depan AI

SoftBank telah meningkatkan keterlibatannya di OpenAI secara signifikan tahun ini. Salah satu proyek terbesar yang mereka dukung bersama adalah Stargate, proyek ambisius bernilai sekitar US$500 miliar atau Rp8.150 triliun (kurs Rp16.300/US$). Tak berhenti di situ, SoftBank merencanakan total investasi senilai 4,8 triliun yen Jepang atau sekitar US$33,2 miliar—setara Rp541 triliun.

Masayoshi Son mengungkapkan bahwa ia sudah lama mempercayai potensi besar OpenAI, bahkan sebelum perusahaan tersebut dikenal luas. Ia mengaku pernah ditawari oleh Sam Altman untuk berinvestasi sebesar US$10 miliar (Rp163 triliun) pada 2019. Meskipun ia menyambut positif tawaran itu, Altman kala itu lebih memilih Microsoft sebagai mitra strategis awal OpenAI.

Ketegangan di Balik Kemitraan dengan Microsoft

Microsoft kemudian menjadi mitra eksklusif penyedia layanan cloud untuk riset dan produk OpenAI. Namun hubungan tersebut mulai mengalami keretakan di awal tahun 2025, terutama menyangkut restrukturisasi organisasi OpenAI dari entitas nirlaba (non-profit) ke entitas komersial (for-profit).

Microsoft dilaporkan menolak menyetujui struktur baru tersebut. Sementara itu, SoftBank menyatakan bahwa mereka bersedia menyesuaikan investasinya, dari US$30 miliar menjadi US$20 miliar jika OpenAI tidak merampungkan restrukturisasi sebelum 31 Desember 2025.

Namun Masayoshi Son kemudian mengubah haluan. Ia menyatakan bahwa kepercayaannya terhadap OpenAI justru makin menguat, dan ia tak gentar melanjutkan kemitraan—terlepas dari ketegangan dengan Microsoft.

Visi Besar: Membangun ASI dan Dominasi AI Global

Keyakinan Son tidak datang tanpa alasan. Ia memiliki visi besar untuk membangun Artificial Superintelligence, jenis AI yang diklaim mampu melampaui kecerdasan manusia dalam skala ribuan kali lipat. Ia ingin menjadikan SoftBank sebagai fondasi utama bagi ekosistem ASI global dalam 10 tahun ke depan.

Untuk mewujudkan ambisi itu, SoftBank menggandeng berbagai entitas strategis, termasuk Arm, perusahaan semikonduktor asal Inggris yang mereka akuisisi pada 2016. Arm kini memainkan peran penting dalam pengembangan prosesor dan teknologi chip yang akan menjadi tulang punggung AI masa depan.

Tak hanya itu, SoftBank juga membeli perusahaan chip asal AS, Ampere, senilai US$6,5 miliar demi memperkuat lini teknologi mereka dalam merancang perangkat keras penunjang kecerdasan buatan.

Proyek Senilai Rp16.000 Triliun: Kompleks Industri AI Raksasa

Laporan dari Bloomberg mengungkapkan bahwa Son bahkan tengah mempertimbangkan proyek pembangunan kawasan industri AI super besar di Amerika Serikat. Kompleks ini diperkirakan akan menelan biaya US$1 triliun atau sekitar Rp16.300 triliun, menjadikannya salah satu proyek teknologi terbesar sepanjang sejarah.

Proyek ini bukan sekadar pusat produksi chip, tetapi diproyeksikan sebagai ekosistem penuh untuk riset, pengembangan, dan implementasi AI secara masif, termasuk superkomputer, laboratorium AI, hingga pusat pelatihan talenta global.


 

Mengapa OpenAI?

Son percaya bahwa OpenAI memiliki DNA teknologi dan visi yang sejalan dengan ambisinya. Menurutnya, kolaborasi antara OpenAI, Arm, dan ekosistem SoftBank akan menciptakan dominasi global dalam industri AI. Ia tak hanya melihat OpenAI sebagai perusahaan bernilai tinggi, tetapi juga sebagai pemimpin revolusi industri berikutnya.

Meskipun sempat "gagal" menjadi mitra awal, kini SoftBank tampaknya siap menggantikan peran strategis yang semula dipegang Microsoft. Jika OpenAI berhasil menavigasi transisi ke entitas for-profit, bukan tidak mungkin SoftBank akan menjadi pemodal utama pengembangan ASI secara global.

Penutup: Bukan Sekadar Investasi, Ini Perang Visi Teknologi

Langkah SoftBank ini bukan hanya tentang suntikan dana miliaran dolar, tetapi perang visi jangka panjang. Di tengah tren AI yang makin menggeliat, investasi semacam ini menunjukkan bagaimana perusahaan teknologi terbesar dunia sedang bersaing untuk menguasai masa depan kecerdasan buatan.

SoftBank, dengan semua sumber dayanya, ingin menjadi fondasi dari dunia baru yang dikuasai oleh ASI. Visi ini berani, sangat futuristik, dan tentu saja berisiko. Tapi jika berhasil, ini akan mengubah peta kekuatan teknologi global untuk selamanya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved