Sumber foto: Unsplash

Singapura Kuasai 68% Pendanaan Teknologi di Asia Tenggara pada Paruh Pertama 2024

Tanggal: 30 Jun 2024 21:21 wib.
Pada paruh pertama tahun 2024, Singapura mendominasi penggunaan teknologi di Asia Tenggara. Data dari Tracxn menunjukkan bahwa Singapura berhasil mengamankan dana sebesar $1.1 miliar pada paruh pertama tahun 2024, menyumbang 68% dari total pendanaan di wilayah tersebut.

Jumlah ini jauh melampaui pendanaan yang diperoleh oleh perusahaan rintisan di kota lain seperti Jakarta ($185 juta), Bangkok ($150 juta), Taguig ($57,1 juta), dan Ho Chi Minh City ($36,3 juta).

Beberapa perusahaan di Singapura menerima pendanaan signifikan pada paruh pertama tahun 2024, termasuk ANEXT Bank ($148 juta - Seri D), Capillary ($95 juta - Seri D), dan DCS Card Centre ($75,2 juta).

Meskipun Singapura berhasil mendapatkan pendanaan yang substansial, pendanaan teknologi secara keseluruhan di Asia Tenggara mengalami penurunan sebesar 20% pada paruh pertama tahun 2024 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Startup fintech di wilayah ini hanya berhasil mengumpulkan dana sebesar $851 juta pada paruh pertama tahun 2024, turun dari $1,06 miliar pada periode yang sama di tahun 2023. Penurunan ini mencerminkan tren yang berkelanjutan, dengan pendanaan fintech di Asia Tenggara juga menurun sebesar 13% pada K1 2024 dibandingkan dengan K1 2023.

Fintech memimpin sektor teknologi di Asia Tenggara dalam hal investasi selama paruh pertama tahun 2024, melampaui High Tech ($476 juta) dan Enterprise Applications ($393 juta). Namun, pendanaan startup secara keseluruhan di wilayah tersebut mengalami penurunan signifikan.

Startup di wilayah ini hanya berhasil mengumpulkan dana sebesar $1,6 miliar pada paruh pertama tahun 2024, menurun sebanyak 65% dibandingkan dengan paruh pertama tahun 2023. Penurunan ini juga dipengaruhi oleh perlambatan pada K2 2024, di mana startup hanya berhasil mengumpulkan dana sebesar $477 juta, turun 85% dibandingkan dengan K2 2023 dan 57% lebih rendah dari K1 2024.

Selain itu, terdapat juga beberapa faktor yang mempengaruhi dominasi Singapura dalam pendanaan teknologi di Asia Tenggara. Beberapa di antaranya adalah ekosistem start-up yang matang, infrastruktur teknologi yang canggih, serta kebijakan pemerintah yang mendukung inovasi dan perkembangan teknologi.

Dalam konteks ini, peran lembaga keuangan dan perusahaan penyedia layanan finansial, seperti ANEXT Bank dan DCS Card Centre, membantu mendorong pertumbuhan sektor teknologi di Singapura. Selain itu, investasi signifikan yang diterima oleh perusahaan seperti Capillary juga menunjukkan minat investor terhadap potensi pertumbuhan teknologi di kota tersebut.

Pada tingkat yang lebih luas, penurunan pendanaan start-up di Asia Tenggara, terutama pada sektor fintech, dapat disebabkan oleh berbagai faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal termasuk kemungkinan ketidakpastian ekonomi global, ketegangan geopolitik, atau perubahan dalam kebijakan regulasi yang mempengaruhi pasar teknologi di wilayah tersebut.

Dari sisi internal, mungkin terdapat tantangan dalam hal inovasi teknologi, model bisnis yang berkelanjutan, dan kemampuan untuk mengelola risiko dalam lingkungan yang terus berubah. Hal ini menunjukkan perlunya kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, investor, dan komunitas teknologi untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan startup di Asia Tenggara.

Dalam menghadapi penurunan pendanaan startup teknologi di Asia Tenggara, peran pemangku kepentingan dalam menciptakan regulasi yang kondusif, membangun infrastruktur yang mendukung inovasi, serta memperkuat ekosistem startup akan menjadi krusial dalam mendorong pertumbuhan sektor teknologi di wilayah ini. Selain itu, pembangunan talenta lokal dalam bidang teknologi juga akan menjadi faktor penting dalam menciptakan ekosistem startup yang dinamis dan berkelanjutan di Asia Tenggara.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved