Sumber foto: iStock

Simak Proyeksi Bisnis Arm Holdings di Era Booming Teknologi AI

Tanggal: 19 Nov 2024 09:36 wib.
Seiring dengan boomingnya sektor teknologi, terutama dalam bidang kecerdasan buatan (AI), kinerja Arm Holdings Plc belum sepenuhnya mampu memuaskan investor, meski harga saham perusahaan ini telah mencatatkan kenaikan sebesar 118% hingga Jumat, 8 November 2024 di Indonesia.

Arm Holdings masih kalah bersaing dengan Nvidia, terutama saat perusahaan teknologi besar semakin aktif dalam investasi cip AI untuk pusat data mereka. Perkiraan oleh UBS menunjukkan bahwa belanja terkait AI oleh perusahaan teknologi besar diperkirakan akan meningkat hingga 50%, mencapai US$222 miliar pada tahun 2024, dengan pertumbuhan sebesar 20% pada tahun 2025.

Meskipun begitu, berbagai pihak memiliki pandangan yang berbeda terkait prospek Arm Holdings. Daniel Newman, CEO dari The Futurum Group, menyatakan bahwa terdapat antusiasme yang berubah menjadi volume terhadap AI, namun perlu diingat bahwa pertumbuhan ini memerlukan waktu. Sementara itu, laporan dari Bloomberg News pada Jumat (8/11/2024) menampilkan ketidakpastian terkait kecepatan pertumbuhan valuasi Arm. 

Dari sisi investor, kesulitan untuk membenarkan lonjakan harga saham yang signifikan membuat sebagian besar dari mereka meragukan kemampuan Arm Holdings untuk tetap menjadi salah satu saham termahal di pasar. Menurut Dan Morgan, manajer portofolio senior di Synovus Trust, Arm memiliki nilai yang jauh melampaui Nvidia, namun pertumbuhannya tidak sebanding.

Peran Arm Holdings dalam pembuatan cip teknologi baru ternyata sangat signifikan, terutama dalam menghadapi momentum AI yang terus berkembang. Meskipun begitu, pendapat para analis bervariasi terkait saham ini. Meskipun lebih dari separuh analis menilai saham ini sebagai target pembelian dengan potensi kenaikan harga rata-rata kurang dari 2% dalam 12 bulan ke depan, mereka juga menyebutkan bahwa ekuitas jangka panjang yang sangat menarik tetapi sulit untuk menentukan harga yang tepat.

Sara Russo dari Bernstein merupakan salah satu analis yang memberikan peringkat setara dengan jual. Ia menyoroti tantangan siklus pendapatan di luar AI yang dihadapi oleh bisnis Arm, yang membuat pasar lebih pesimis terkait dengan pertumbuhan perusahaan ini.

Dari sisi keuangan, Arm Holdings diprediksi akan mengalami peningkatan pendapatan sekitar 23% pada tahun fiskal 2025 dan 24% pada tahun fiskal 2026, namun pertumbuhan laba bersih perusahaan diperkirakan akan melambat dalam beberapa tahun ke depan. 

Masalah terkait pembatalan lisensi yang memungkinkan mitra Qualcomm Inc untuk menggunakan kekayaan intelektual Arm dalam mendesain cip juga telah membebani saham perusahaan. Dari segi valuasi, saham Arm diperdagangkan dengan kelipatan yang sangat tinggi, sehingga menjadikannya salah satu saham termahal di pasar, bahkan melebihi valuasi saham Nvidia.

Keberadaan Arm Holdings dalam industri teknologi cip, terutama AI, tetap menjadi sorotan utama. Namun, tantangan dalam pertumbuhan valuasi dan kelipatan harga saham yang tinggi menjadi fokus permasalahan yang perlu segera diselesaikan untuk memastikan kinerja dan kepercayaan investor ke depan.

Dalam hal ini, Arm Holdings perlu memperhatikan berbagai aspek termasuk strategi pengembangan produk, kerjasama dengan mitra industri, dan langkah-langkah untuk mengatasi tantangan dalam suplai cip teknologi. Penyesuaian yang tepat dalam menghadapi perubahan pasar dan permintaan industri dapat menjadi kunci sukses bagi Arm Holdings dalam menjaga performa dan kepercayaan investor di era teknologi AI yang semakin berkembang.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved