Sumber foto: iStock

Sikap Bersahabat China-AS di Bidang Antariksa: Kerja Sama Batu Bulan yang Tak Terduga

Tanggal: 27 Apr 2025 15:23 wib.
Di tengah ketegangan yang masih berlanjut dalam perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS), kedua negara ini menunjukkan sikap yang agak berbeda dalam satu bidang yang sangat penting: ilmu pengetahuan luar angkasa. Ketegangan antara kedua negara besar ini terus memanas, namun dunia luar angkasa menawarkan peluang yang jauh lebih bersahabat untuk kolaborasi ilmiah.

Baru-baru ini, China mengumumkan bahwa ilmuwan dari enam negara, termasuk AS, akan diberikan kesempatan untuk mempelajari batuan Bulan yang dibawa pulang oleh misi Chang'e-5 pada 2020. Pengumuman ini datang setelah Badan Antariksa Nasional China (CNSA) memberikan konfirmasi bahwa dua lembaga AS yang didukung NASA telah dipilih untuk mengakses sampel tersebut.

Batuan Bulan sebagai Harta Karun Bersama

Kepala CNSA, Shan Zhongde, menyebutkan bahwa sampel batuan Bulan yang berhasil dibawa pulang oleh misi Chang'e-5 merupakan “harta karun bersama” yang bisa dimanfaatkan oleh umat manusia. Pernyataan ini menyoroti pentingnya sampel tersebut bukan hanya dari sisi ilmiah, tetapi juga sebagai simbol kerja sama internasional yang bisa mengesampingkan politik dan ketegangan yang ada di bumi.

Namun, di balik keputusan ini terdapat ironi. Meskipun China dengan terbuka mengizinkan ilmuwan dari AS mengakses sampel batuan Bulan, para peneliti China sendiri hingga saat ini masih belum bisa mengakses sampel Bulan yang dimiliki oleh NASA. Ini disebabkan oleh peraturan ketat dari Kongres AS yang melarang NASA bekerja sama dengan China tanpa izin khusus, berdasarkan undang-undang tahun 2011. Pembatasan ini menunjukkan betapa rumitnya hubungan antara kedua negara, meskipun dalam hal ilmiah, ada niat untuk bekerja sama.

Kerja Sama Ilmiah yang Terpisah dari Politik

John Logsdon, mantan direktur Space Policy Institute di George Washington University, mengingatkan bahwa kerja sama ini bersifat murni ilmiah. Menurutnya, pertukaran sampel Bulan ini tidak memiliki kaitan dengan aspek politik atau militer. Kerja sama internasional di bidang sains adalah hal yang wajar, dan mempelajari batuan Bulan memiliki nilai ilmiah yang sangat besar tanpa melibatkan tujuan-tujuan militer.

Menurut Dr. Logsdon, salah satu aspek menarik dari sampel batuan yang dibawa oleh misi Chang'e-5 adalah usianya yang lebih muda dibandingkan sampel yang diambil selama misi Apollo. Sampel Bulan yang diambil oleh misi Apollo berusia lebih dari satu miliar tahun, yang membuka kemungkinan bahwa aktivitas vulkanik di Bulan bertahan lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.

Sampel Chang'e-5 dan Potensi Penelitian Lanjut

Pada tahun 2023, CNSA mengundang berbagai lembaga internasional untuk mengajukan permohonan guna mempelajari sampel Chang'e-5. Keistimewaan dari sampel ini terletak pada usianya yang lebih muda dan potensi untuk memberikan wawasan baru mengenai sejarah geologi Bulan. Beberapa negara yang terlibat dalam kolaborasi ini adalah AS, Prancis, Jerman, Jepang, Pakistan, dan Inggris, yang semuanya memperoleh akses untuk mempelajari batuan ini.

Namun, meskipun ada upaya untuk mencapai kesepakatan tentang pertukaran sampel antara pejabat antariksa AS dan China tahun lalu, negosiasi tersebut tidak menghasilkan kesepakatan yang signifikan. Meskipun demikian, kolaborasi ini menunjukkan potensi besar untuk perkembangan sains dan teknologi yang melibatkan berbagai negara, meskipun ada hambatan politik yang harus diatasi.

Inisiatif Sabuk dan Jalan: Kolaborasi Luar Angkasa yang Terus Berkembang

Shan Zhongde menekankan bahwa China akan terus mempertahankan sikap terbuka dan aktif dalam kerja sama luar angkasa internasional. Dalam hal ini, China ingin mengembangkan kolaborasi lebih jauh melalui proyek besar yang dikenal dengan Inisiatif Sabuk dan Jalan, yang juga mencakup sektor luar angkasa. Proyek ini bertujuan untuk menciptakan jaringan kerja sama antara China dan berbagai negara di seluruh dunia, termasuk dalam bidang penelitian dan pengembangan antariksa.

Dengan optimisme tinggi, Shan Zhongde menyatakan bahwa “lingkaran pertemanan China di luar angkasa akan terus berkembang”. Pernyataan ini mencerminkan komitmen China untuk memperkuat posisi internasionalnya dalam bidang luar angkasa dan membuka lebih banyak peluang untuk kolaborasi ilmiah yang bermanfaat bagi umat manusia.

Luar Angkasa Menjadi Jembatan Kerja Sama

Meskipun hubungan politik antara China dan AS terus bergolak, dunia luar angkasa menunjukkan potensi besar untuk menjembatani ketegangan tersebut. Kolaborasi dalam bidang sains, seperti pertukaran sampel Bulan ini, dapat menjadi langkah penting dalam memperkuat hubungan internasional dan mendorong kemajuan teknologi yang bermanfaat bagi seluruh umat manusia. Kerja sama luar angkasa ini menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan besar di bidang politik, keinginan untuk memahami alam semesta dan berbagi pengetahuan tetap menjadi tujuan bersama.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved